Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gak Selalu tentang Komunikasi, 3 Alasan Pasangan Gak Kuat Jalani LDR

ilustrasi hubungan romantis jarak jauh (pexels.com/RDNE Stock project)
Intinya sih...
  • Biaya besar untuk merawat LDR agar tidak kacau
  • Kesulitan cari waktu untuk berkomunikasi secara intens
  • Beban rindu yang jauh lebih berat saat harus berpisah kembali

Bagi orang yang sudah telanjur cinta, apa pun akan diperjuangkan dengan sekuat tenaga, termasuk bila harus menjalani hubungan romantis jarak jauh alias Long Distance Relationship (LDR). Pasangan yang sanggup untuk merawat jalinan asmara meski berjauhan tentu punya rasa percaya diri yang tinggi dan kemauan yang kuat. Mereka yakin betul bahwa jarak dan waktu tidak akan memisahkan hati yang telah bersatu.

Sayangnya, ujian yang datang pun tidak mau kalah. Setelah satu rintangan berhasil dilewati, ternyata muncul rintangan lain dengan level lebih berat yang menunggu untuk ditaklukkan. Akhirnya, pada suatu titik, banyak pasangan yang menjalani LDR merasa tidak kuat lagi dengan situasi semacam ini dan akhirnya terpaksa harus merelakan berpisah dengan orang yang disayanginya. Lantas, kenapa sih LDR itu berat? Ini dia alasannya!

1. Butuh biaya besar untuk merawat LDR agar tidak kacau

ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Katerina Holmes)

Bagi pasangan yang tinggal berdekatan, pertemuan yang dilakukan hampir setiap hari itu sering kali terasa sebagai rutinitas belaka. Namun, mereka yang menjalani LDR, bertemu secara langsung merupakan hal yang sangat berharga. Pasalnya, mereka hanya berkomunikasi secara tidak langsung via chat, telepon, atau panggilan video saja.

Namun, harus diakui bahwa merencakan pertemuan rutin dengan pasangan ini juga bukan hal sepele. Dibutuhkan biaya besar, apa lagi bagi pasangan yang jalani LDR beda kota, bahkan beda negara. Ada biaya transportasi, penginapan, dan masih banyak lagi, yang harus dikeluarkan setiap kali hendak bertemu. Kalau uang yang dimiliki masih terbatas, tentu rasanya akan sangat berat, sehingga tidak heran bila akhirnya banyak yang menyerah di tengah jalan.

2. Kesulitan cari waktu untuk berkomunikasi secara intens

ilustrasi seorang laki-laki yang sedang menelepon (pexels.com/Michael Burrows)

Komunikasi merupakan hal penting dalam hubungan, terlebih saat harus jalani LDR. Harus ada upaya yang lebih besar untuk menjaga komunikasi tetap lancar meski terpisah jarak dan waktu. Kendati sadar dan paham betul akan hal tersebut, tetapi pada kenyataannya sangat sulit untuk berkomunikasi secara intens, terutama bila terpaut perbedaan waktu yang cukup signifikan.

Beberapa bulan pertama mungkin masih bisa diusahakan agar segalanya berjalan lancar. Namun, begitu keduanya sudah sama-sama sibuk dengan urusan pekerjaan, intensitas komunikasi yang terjalin biasanya semakin menurun. Ditambah rasa lelah yang melanda, tercipta konflik-konflik yang tidak bisa lekas diselesaikan. Hasilnya, berpisah dirasa menjadi pilihan yang paling bijaksana. Sedih banget, kan?

3. Ada beban rindu yang jauh lebih berat saat harus berpisah kembali

ilustrasi pasangan yang berpisah (pexels.com/RDNE Stock project)

Banyak orang menganggap bahwa yang berat dari menjalani LDR itu adalah saat saling berjauhan. Namun, bagi mereka yang mengalaminya secara langsung, hal yang paling sulit untuk dihadapi adalah momen berpisah lagi setelah bertemu. Ketika waktu pertemuan telah usah dan sama-sama harus kembali ke kehidupan nyata, perasaan yang ada tidak lagi dapat digambarkan dengan kata-kata. Intinya, kerinduan itu benar adanya!

Percaya atau tidak, banyak pasangan yang tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut. Alih-alih menenangkan diri, mereka menganggap momen perpisahan yang menyakitkan setelah pertemuan yang menyenangkan sebagai sebuah trauma. Akibatnya, mereka memilih untuk membiarkan cintanya kandas karena itu dirasa lebih baik.

Tidak dapat dimungkiri bahwa menjalani LDR memang bukan perkara sepele. Ada pasangan yang berhasil menaklukkan situasi mengerikan ini, tetapi banyak juga yang harus menyerah. Apa pun keputusannya, semoga itu sudah dipikirkan dengan matang, sehingga tidak menimbulkan penyesalan di kemudian hari, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us