Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Sebelum menikah tentu kita sudah mempertimbangkan banyak hal. Gak hanya soal cinta, pernikahan juga perlu didasari oleh hal lain. Salah satunya adalah kelebihan dan kekurangan pasangan yang bisa kita terima.
Ada satu sifat pasangan yang biasanya semasa pacaran masih bisa kita maklumi, tetapi setelah menikah ternyata cukup berat untuk diterima. Salah satunya adalah jiwa konsumtif yang ada dalam dirinya. Lima risiko menikah dengan seorang yang konsumtif berikut harus siap kamu terima ketika bersama dengannya. Apa saja?
1. Susah menabung untuk masa depan
ilustrasi orang menabung (pexels.com/Karolina Grabowska) Menikah dengan seorang yang konsumtif akan memberi pengaruh pada keuangan. Terutama urusan menabung yang jadi susah untuk dilakukan. Itu karena si dia paling gak bisa melihat tabungannya terisi.
Keinginan untuk selalu menggunakan uang dan dibelanjakan pada hal yang gak begitu penting menjadikan kamu cukup kelimpungan. Pikiran akan masa depan, seperti tabungan rumah, tabungan pendidikan anak, dan lainnya jadi hal yang cukup memberatkan.
2. Barang menumpuk dimana-mana dan kebanyakan gak terpakai
ilustrasi ruangan berantakan (pexels.com/Ketut Subiyanto) Gak bisa dimungkiri, pasangan dengan jiwa konsumtif akan cenderung membeli apapun yang menurutnya lucu. Gak peduli jika nanti gak ada tempat untuk benda tersebut atau apakah barang itu bisa berguna atau gak.
Kebergunaan suatu barang hanyalah poin nomor sekian yang dipikirkan oleh mereka yang konsumtif. Untuk hal satu ini, kamu harus siap melihat barang berserakan dimana-mana. Bahkan dalam lemari pun, semua barang bertumpuk dengan gak rapi.
Baca Juga: 7 Sebab Perilaku Konsumtif, Kenali Sebelum jadi Kebiasaan
3. Dia selalu punya alasan untuk belanja dan kamu selalu gak bisa berkata-kata
ilustrasi menggunakan perhiasan (pexels.com/Andrea Piacquadi Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Bagi mereka yang konsumtif, belanja bukan lagi sebuah hobi, tapi kebutuhan. Seolah tanpa membelanjakan uangnya satu hari aja, mereka ini akan kebingungan dan menderita. Jadi, mereka selalu punya alasan untuk belanja.
Kamu sebagai pasangan, mungkin beberapa kali akan berusaha menasihatinya. Namun, dia dan keinginan belanjanya adalah hal yang gak bisa dibantah. Sehingga pada akhirnya kamu hanya bisa diam dan gak berkata-kata.
4. Kesulitan mengatur keuangan, terutama urusan pemasukan dan pengeluaran
ilustrasi menghitung pemasukan (pexels.com/Karolina Grabowsk Sudah pasti, kebiasaan berbelanja yang dimiliki pasangan akan berdampak sangat besar pada keuangan kalian. Pemasukan dan pengeluaran jadi gak berjalan dengan seimbang. Belum lagi, kalau hutang juga ikut bertumpuk.
Gak hanya bikin pusing, ini juga akan menimbulkan konflik. Semakin dibiarkan, kebiasaan belanjanya bisa semakin parah. Sementara ketika dibicarakan baik-baik, dia malah marah. Dilema gak, tuh?
Baca Juga: 5 Risiko Berteman Dekat dengan Orang Konsumtif, Ikutan Boros!