TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal yang Perlu Dikomunikasikan saat Alami Burnout dalam Hubungan

Karena komunikasi menjadi kunci keharmonisan

ilustrasi pasangan menjalin komunikasi (pexels.com/August de Richelieu)

Burnout merupakan kondisi di mana seseorang merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional, yang menyebabkannya kehilangan motivasi dalam melakukan aktivitas. Meski istilah burnout erat kaitannya dengan dunia kerja, nyatanya hal tersebut juga bisa dialami dalam hubungan romantis. Dinamika hubungan dengan segala konflik yang terjadi jika diabaikan terus-menerus maka akan membuat kita dan pasangan mengalami fase burnout.

Ada beragam tanda ketika hubungan ada di fase burnout, antara lain saling merasa jauh antar satu sama lain, sering bertengkar, merasa jenuh, antusiasme dalam hubungan menjadi berkurang, dan segala bentuk penurunan kualitas dalam hubungan. Meski setiap hubungan mengalami fase naik turun, penting bagi kita untuk tidak meremehkan hal ini karena akan membahayakanan kelangsungan hubungan.

Untuk mengatasinya, ada beberapa hal yang perlu dikomunikasikan secara terbuka dengan pasangan seperti berikut.

1. Komunikasikan dengan terbuka mengenai perasaan masing-masing

ilustrasi pasangan mengutarakan perasaan (pexels.com/Keira Burton)

Saat mengalami burnout dalam hubungan, ada baiknya kita dan pasangan memahami perasaan masing-masing. Mengenai apa yang sebenarnya dirasakan hingga hal itu menganggu pikiran.

Jika telah memahaminya, maka komunikasikan perasaan tersebut kepada pasangan. Hal demikian sebagai upaya agar saling mengerti kondisi satu sama lain.

Komunikasikan secara terbuka tanpa merasa takut untuk dihakimi. Setelah itu, kita akan kembali menemukan koneksi dengan pasangan lantaran mengetahui perasaan masing-masing yang ternyata memiliki tantangannya sendiri.

2. Komunikasikan dengan terbuka mengenai kekhawatiran masing-masing

ilustrasi menyampaikan kekhawatiran yang dirasakan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kondisi burnout juga bisa terjadi lantaran kita dan pasangan memendam kekhawatiran masing-masing. Baik menyakut persoalan hubungan maupun terkait persoalan individu. Kekhawatiran yang menumpuk jika tak diuraikan dengan baik akan menjadi bom waktu yang kapanpun bisa meledak.

Barangkali saat ini adalah fase meledaknya bom tersebut lantaran kita dan pasangan sudah merasa di puncak lelah. Maka, selesaikan hal tersebut dengan kepala dingin yakni dengan mengomunikasikannya. Sampaikan segala kekhawatiran yang dialami lalu rasakan bagaimana komunikasi yang terbuka dengan pasangan dapat meringankan beban yang ada pikiran.

Baca Juga: 7 Tips agar Memiliki Banyak Kesabaran Saat Menjalin Hubungan

3. Komunikasikan dengan terbuka mengenai keinginan masing-masing

ilustrasi pasangan menyampaikan keinginan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Mengalami fase burnout dalam hubungan bukan hal yang mudah dijalani. Meskipun begitu, kita dan pasangan tetap harus berusaha menyelesaikannya. Apabila dibiarkan begitu saja, hubungan akan jauh dari kata harmonis dan romantis.

Salah satu solusinya yakni dengan melakukan komunikasi. Sampaikan kepada masing-masing mengenai hal yang sebenarnya diinginkan dalam hubungan. Pastikan komunikasi dilakukan dengan terbuka dan kepala dingin supaya bisa terjalin diskusi yang intens untuk menciptakan perasaan saling memahami dan memperoleh solusi yang tepat.

4. Komunikasikan dengan terbuka mengenai masa depan hubungan

ilustrasi keterbukaan komunikasi (pexels.com/cottonbro studio)

Kondisi hubungan yang sehat kerap berkaitan dengan bagaimana masing-masing pasangan memandang hubungannya di masa depan. Jika tak terjalin rencana untuk masa depan, barangkali hal itu yang menjadi penyebab terjadinya burnout dalam hubungan.

Sebab kita dan pasangan akan lelah secara mental lantaran merasa bahwa hubungan yang dijalani tak memiliki masa depan yang jelas. Hal tersebut terus menumpuk tanpa disampaikan dengan baik hingga di satu titik menjadi pemicu beragam konflik yang dan akhirnya masing-masing merasakan burnout.

Maka, sudah semestinya kita dan pasangan membicarakan masa depan. Hal ini bukan hanya mengacu pada masa depan hubungan, melainkan juga masa depan individu. Mengetahui rencana masa depan masing-masing akan meningkatkan koneksi dalam hubungan lantaran adanya dukungan yang tulus.

Verified Writer

Izah Cahya

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya