TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hindari 6 Komentar Ini saat Teman Single Parent Menikah Lagi

Kedengarannya positif, padahal negatif

ilustrasi pasangan (unsplash.com/Derek Owens)

Kabar rencana pernikahan teman yang sudah menduda atau menjanda tentu membuat heboh. Telah semestinya kamu juga menunjukkan rasa senang dan dukungan atas rencana tersebut. Hanya saja, bukan tidak mungkin komentarmu justru menyakiti perasaannya.

Walau dirimu gak sengaja ingin menyinggungnya, alangkah baiknya bila kamu lebih berhati-hati dalam menanggapi berita pernikahannya. Enam komentar di bawah ini sekilas terdengar positif. Akan tetapi, bisa terasa menjengkelkan bagi temanmu yang single parent. Kasih tahu juga kawanmu yang lain, ya!

1. "Wah, sudah lupa sama mantan, nih?"

ilustrasi single parent (unsplash.com/Johnny Cohen)

Memangnya kenapa kalau dia sudah lupa dengan mantannya? Kenapa juga seandainya mantannya masih lekat di ingatannya? Apakah itu artinya ia gak boleh menikah lagi? Seseorang yang telah menjadi pasangannya di masa lalu bahkan memberinya momongan tentu meninggalkan kesan mendalam.

Soal temanmu masih mengingat atau telah melupakan mantan sebaiknya menjadi rahasia hatinya. Baik temanmu duda/janda akibat perceraian atau wafatnya pasangan, orang itu adalah ayah/ibu dari anak-anaknya. Mustahil untuk dilupakan sepenuhnya.

2. "Jangan sampai cerai lagi, ya!"

ilustrasi single parent (unsplash.com/DICSON)

Walaupun maksud perkataanmu adalah untuk mengingatkannya agar lebih berhati-hati dalam membina rumah tangga, teman niscaya bakal tersinggung. Ia merasa kamu memandangnya sebagai tukang kawin cerai atau dia tak terpukul ketika dulu berpisah dari pasangan.

Meski pernikahanmu harmonis dan layak dijadikan contoh, tidak perlu membuat orang lain yang tak semujur kamu menjadi rendah diri. Dengan isi pesan yang sama, kamu dapat mengatakannya dengan lebih sopan. Cukup sebutkan harapan terbaikmu buat mereka seperti, "Senang mendengarnya. Semoga kalian langgeng dan bahagia selalu."

Baca Juga: 7 Rekomendasi Film dan Series Perjuangan Single Parent, Inspiratif!

3. "Kalau punya anak lagi, anak dari perkawinan pertama jangan disĺa-siakan!"

ilustrasi pasangan (unsplash.com/Julian Hochgesang)

Sebenarnya nasihat ini juga baik. Kamu hanya bermaksud mengingatkannya sejak awal. Kasihan apabila anak dari perkawinan sebelumnya, kemudian terabaikan lantaran lahirnya adik tiri.

Hanya saja, temanmu jadi merasa dirinya sudah terlihat kurang sayang pada anaknya. Padahal, sekalipun bercerai, ia masih berusaha menjalankan perannya sebagai ayah/ibu tunggal dengan sebaik mungkin.

4. "Mantan diundang gak, nih?"

ilustrasi single parent (unsplash.com/Juliane Liebermann)

Kepo amat, sih! Temanmu dan calon pasangannya bebas menentukan siapa saja yang akan diundang dalam pernikahannya nanti. Kamu tidak perlu mencari tahu daftar undangannya.

Mau dia diundang atau gak, masih mending kamu diundangnya. Atau diam-diam ia jadi menyesal telah mengundangmu? Makanya, tak perlu banyak berkomentar terkait hal-hal yang bukan urusanmu.

5. "Beruntung banget dapat gadis/bujang!"

ilustrasi single parent (unsplash.com/Vivek Kumar)

Tanggapan seperti ini sangatlah tidak sopan. Seolah-olah temanmu sengaja mencari calon pasangan yang bukan janda/duda. Dia jadi seperti hendak cari untung dengan dua kali menikahi seorang gadis/bujang.

Padahal, saat mereka bertemu, mulai tertarik, sampai memutuskan buat menikah; pertimbangan soal gadis/bujang malah tidak ada. Temanmu saja single parent. Kenapa kamu seakan-akan menuduhnya sengaja hanya mau menikah dengan gadis/bujang?

Baca Juga: 5 Cara Menjadi Single Parent Tangguh Setelah Pasangan Meninggal Dunia

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya