Apa Itu Perilaku Cushioning dalam Hubungan Romantis?

Semakin banyak istilah dalam hal percintaan. Ada ghosting, love bombing, submarining dan sekarang cushioning. Cushion sendiri berarti bantal, sedangkan cushioning berarti memiliki bantalan.
Tren cushioning diperkirakan meningkat ketika berkencan lewat aplikasi mulai santer digunakan. Jika kamu penasaran apa itu cushioning dalam hubungan romantis, simak penjelasan berikut, yuk!
1. Apa itu cushioning?

Menurut Urban Dictionary, cushioning berarti sebuah teknik berpacaran di mana di samping pasangan utama, seseorang juga memiliki beberapa 'bantalan', pasangan lain yang dapat diajak mengobrol dan menggoda untuk meredam potensi pukulan dari putusnya hubungan utama. Pelaku cushioning berharap tidak akan merasakan terlalu sakit ketika putus dari pasangan utamanya.
Istilah cushioning banyak terungkap di era kencan digital, karena cushioning lebih banyak dilakukan oleh seseorang yang menemukan pasangan lewat aplikasi kencan. Biasanya, orang ini merasa belum yakin dengan pasangannya sekarang karena belum berinteraksi dengan baik.
Jenna Birch, pelatih kencan dan penulis The Love Gap mengungkapkan dalam Cosmopolitan, "Banyak klien ku perlu bertemu banyak orang sekaligus, agar tidak memfokuskan seluruh energi mereka pada satu orang. Bahkan jika mereka benar-benar tertarik pada satu orang itu, mereka menunggu hingga komitmen ditetapkan."
Meskipun berawal dari fenomena di aplikasi kencan, perilaku cushioning tidak jarang juga ditemui di pola kencan konvensional. Jika seseorang melakukan cushioning dalam pola kencan biasa, tidak menutup kemungkinan, perilaku cushioning ini juga menandakan masalah mental yang lebih dalam dari pelakunya.
Justine Carino, seorang konselor kesehatan mental berlisensi mempertanyakan motivasi pelaku cushioning. Ia mengungkapkan dalam Cosmopolitan, "Jika kamu berada dalam hubungan yang kamu prediksi akan gagal, kamu harus bertanya pada diri sendiri mengapa kamu ada di dalamnya?"
2. Alasan seseorang melakukan cushioning

Seseorang yang melakukan cushioning dalam hubungan romantis bisa memiliki banyak alasan. Bisa jadi ia belum yakin dengan hubungan yang dijalani karena hubungan itu baru saja dimulai. Atau seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, jika cushioning terjadi di aplikasi kencan, maka bisa jadi orang tersebut belum bisa menilai pasangan kencannya dengan baik.
Namun cushioning dalam hubungan konvensional bisa masuk dalam kategori red flag. Menurut Suzannah Weiss, seorang sex educator seperti dilansir Glamour, melakukan pendekatan dan intimasi terhadap lawan jenis yang bukan pasangan bisa diartikan sebagai selingkuh secara emosional.
Di sisi lain, Heidi McBain, seorang terapis yang mengkhususkan diri dalam kesehatan mental wanita juga mengungkapkan, "Itu bisa berarti bahwa pelaku tidak bersedia untuk berkomitmen penuh kepada pasangan, yang mungkin berarti rasa takut akan komitmen sebenarnya mendorong kebutuhan pelaku untuk mencari bantalan."
3. Ciri-ciri orang yang melakukan cushioning dalam hubungan

Perilaku cushioning ini tentunya bukan hal baik, ya. Pelaku jelas melakukan penistaan terhadap ketulusan pasangannya.
Calantha Quinlan, seorang konselor pernikahan memberikan beberapa tips untuk mengenali seseorang yang melakukan cushioning. Berikut ini ciri-ciri perilaku cushioning menurut Calantha Quinlan seperti dilansir Mariage.com :
- Penuh rahasia dan sembunyi-sembunyi karena takut ketahuan
- Konstan menyebutkan orang lain dengan istilah teman yang banyak terlibat dalam kehidupannya
- Mempertahankan jarak emosional
- Protektif terhadap alat komunikasi yang mungkin memberikan bukti perilakunya
- Tidak terbuka tentang hal yang dilakukannya di waktu senggang
- Kurangnya keintiman
- Terlalu defensif bahkan terhadap pertanyaan sederhana
- Mengalami perubahan pola komunikasi
- Berperilaku genit terhadap orang lain di media sosial
Sembilan perilaku di atas bisa menandakan seseorang sedang menjalankan cushioning dalam hubungan. Kalau sudah banyak yang masuk check list, kamu wajib waspada, nih.
Cushioning menunjukkan perilaku red flag dan wajib dihindari dalam hubungan. Jika kamu pelaku cushioning, lebih baik segera melakukan refleksi dan mempertanyakan perbuatanmu, apakah ada motivasi tersembunyi di balik perilakumu? Jika kamu korban cushioning, segera move on saja, ya.