Bisa Picu Trauma, Inilah 5 Dampak dari Pernikahan yang Gak Bahagia!

Harus terjebak dalam hubungan pernikahan yang gak bahagia akan memicu beragam perasaan negatif, seperti dendam, putus asa, juga perasaan gak aman. Jika dibiarkan, kondisi tersebut akan membuat kamu dan pasangan jadi lebih sering bertengkar dan menciptakan siklus yang menguras emosi negatif.

Kelly Neupert, psikoterapis berlisensi, dikutip healthline, mengatakan, "Singkatnya, semakin sering kalian bertengkar, semakin jauh perasaan kamu dari pasangan dan semakin banyak kesedihan, frustasi, juga kesepian yang mungkin dirasakan. Terjebak dalam lingkaran ini dapat menurunkan kualitas hidup kamu secara keseluruhan".

Selain memicu perasaan negatif, konflik yang berkepanjangan dengan pasangan juga bisa berdampak pada kesehatan fisik juga mentalmu. Dikutip The Guardian, Rosie Shrout, seorang psikolog, menjelaskan, konflik dalam hubungan bisa menyebabkan respons yang merusak tubuh seperti peradangan, perubahan nafsu makan, dan peningkatan pelepasan hormon stres yang bisa memengaruhi berbagai aspek kesehatan mulai dari fungsi jantung hingga sistem kekebalan tubuh.

Kemudian, terkait pengaruhnya terhadap kesehatan mental, pernikahan yang gak bahagia bisa memicu depresi, kecemasan, bahkan untuk kasus yang lebih kompleks adanya keinginan untuk mengakhiri hidup. Sehingga, untuk mengatasi hal ini dibutuhkan konsultasi dengan tenaga profesional untuk mencari jalan keluarnya.

Gak hanya akan berdampak pada kamu dan pasangan, dalam hubungan ini anak juga bisa saja ikut jadi korban. Sebab, salah satu faktor penentu seberapa baik anak saat dewasa adalah bagaimana keluarganya di masa kecil. Kualitas hubungan antar orangtua sangat berpengaruh terhadap psikopatologi remaja.

Dikutip Marriage, Noah Williams, expert blogger, mengungkapkan, anak adalah peniru yang andal. Ketika dia melihat orangtuanya terus menerus bertengkar atau bersikap acuh tak acuh, anak mungkin menyimpannya di alam bawah sadarnya sebagai perilaku yang dapat diterima.

Sehingga, ketika anak menjalin hubungan di masa depan, dia mungkin akan mulai meniru apa yang orangtuanya lakukan. Dengan begitu, anak mungkin juga akan mengalami kisah serupa yang pada akhirnya berlanjut terus bak lingkaran setan pada generasi selanjutnya.

Bertahan dalam kurun waktu panjang pada pernikahan yang gak bahagia akan menghilangkan rasa cinta dan kasih sayang pada diri sendiri. Pada titik tertentu, kamu cenderung menjadi gak berdaya dan memberikan lebih banyak ruang pada pasanganmu untuk bertindak sesuai keinginannya. Bahkan, pada hal-hal yang merugikanmu.

"Hilangnya kemampuan untuk menjaga diri sendiri dapat terwujud dalam banyak cara termasuk membuat alasan untuk sifat buruk pasanganmu," ungkap Williams.

Beberapa contoh kasusnya, yaitu kamu menerima perkataan kasar yang dilontarkan pasanganmu, berjuang menghidupi keluarga sendirian, dan sebagainya. Perilaku-perilaku buruk yang dilakukan pasanganmu tersebut bisa membuat kamu kehilangan kemampuan untuk memprioritaskan kebutuhan dan membela dirimu.

Selain gak bahagia, terjebak dalam pernikahan ini juga bisa membuat kamu hilang semangat dan gak produktif. Kondisi ini bisa terjadi karena kamu harus menghabiskan waktu bersama pasangan dengan perasan benci satu sama lain. 

Williams mengemukakan, akibatnya kamu mungkin mulai alami rentan perhatian yang pendek, pikiran yang mengembara, ketidakmampuan untuk mematuhi tenggat waktu, hingga kualitas hidup yang menurun seiring berjalannya waktu. Gak berhenti sampai di sana, tetap bersama dengan orang yang gak bisa memehuni kebutuhan emosionalmu juga bisa menyebabkan kamu kehilangan semangat. Hingga pada titik tertentu, kamu pasrah pada nasib yang menimpamu.

Itu dia beberapa dampak buruk yang akan terjadi dalam pernikahan yang gak bahagia. Untuk mengatasi masalah ini, memperbaiki kualitas komunikasi dan meluangkan waktu berharga bersama pasangan mungkin bisa kamu coba lakukan. Tapi, untuk kasus yang lebih parah, sebaiknya konsultasikan dengan terapis.