5 Cara Realistis untuk Tolak Memberi Pinjaman Uang ke Teman

Uang dan pertemanan adalah dua hal yang gak selalu cocok disatukan. Niat peduli malah bisa jadi bumerang untuk diri sendiri. Awalnya bisa kasih seikhlasnya, lama-lama ada nominal spesifiknya. Entah kenapa, setiap ada masalah keuangan, teman seringkali jadi opsi pertama buat dimintai tolong. Gak masalah memberi bantuan, selama masih sesuai kemauan dan kemampuan. Karena mau belum tentu mampu.
Kamu tahu kalau sekali berhutang kadang bikin dia ketagihan. Hanya saja rasa 'gak enak' bikin kamu susah nolak. Kadang ada keyakinan juga kalau temanmu pasti bisa mengembalikan uang yang mereka pinjam. Padahal, kenyataannya lebih rumit dari itu.
Menolak memberi pinjaman ke teman gak harus selalu terasa kejam atau menyakitkan. Ada cara-cara halus tapi tetap realistis biar hubungan tetap aman. Berikut lima cara ampuh buat bilang "tidak" tanpa banyak drama.
1. Salahkan kondisi teknis

Cara pertama yang cukup aman adalah menyalahkan kondisi teknis. Kamu bisa bilang bahwa dana kamu sedang “terkunci” di deposito, investasi, atau tertahan di rekening lain yang tidak bisa diakses dalam waktu dekat. Kalau mereka memaksa, minta mereka menyesuaikan nominal yang bisa ditarik. Senilai nominal satu lot saham misalnya. Katakan juga bahwa kamu gak bisa transaksi terlalu banyak dan meminjamkan dalam waktu yang lama karena mengantisipasi perubahan harga beli saham tersebut. Alasan ini gak menyalahkan si peminjam dan terdengar logis. Memberi kesan bahwa kamu bukannya gak mau membantu, tetapi memang sedang tidak memungkinkan.
2. Alihkan bantuan jadi non-tunai

Mungkin kamu ingin membantu, tapi takut disalahgunakan. Gak semua pinjaman harus kamu berikan dalam bentuk uang tunai. Tawarkan bantuan untuk membelikan kebutuhan pokok, mengisi saldo e-wallet, atau langsung membayarkan tagihan penting seperti listrik atau pulsa. Alasannya bisa karena kamu sedang menjalankan sistem budgeting pribadi sehingga uangmu sudah ter-plot ke beberapa 'dompet'. Cara ini membuat niat baikmu tersalurkan dengan benar. Selain itu, kadang orang juga jadi malas pinjam kalau bentuknya bukan uang.
3. Gunakan alasan "ada kebutuhan dalam waktu dekat"

Menjelaskan bahwa sedang ada kebutuhan pribadi dalam waktu dekat bisa menjadi cara paling wajar untuk menolak. Berikan alasan yang gak terkesan kamu buat-buat. Jangan katakan kalau keperluanmu itu mendesak karena justru akan terdengar palsu. Lebih baik sebutkan pengeluaran rutin yang cukup besar seperti servis kendaraan, biaya karya wisata adik, atau persiapan untuk agenda penting minggu depan. Kalau perlu, sebutkan nominalnya secara umum tanpa terlalu detail. Supaya temanmu paham bahwa situasimu juga sedang ketat. Alasan ini biasanya lebih bisa diterima karena sifatnya personal dan tidak bisa diperdebatkan.
4. Pakai strategi delay

Cari kambing hitam atas pinjaman yang gak bisa kamu berikan. Menunda keputusan secara halus bisa menjadi strategi efektif jika belum siap memberi jawaban tegas. Semisal dengan mengatakan ingin mengecek kondisi keuangan lebih dulu atau baru bisa memberikan kepastian setelah konfirmasi ke pasangan. Sikap gak langsung mengiyakan ini secara tidak langsung memberi sinyal bahwa kamu keberatan, namun tanpa harus mengatakan “tidak” secara frontal. Kalau awalnya temanmu bilang butuh uang cepat, kamu jadi bisa cek kejujuran mereka dengan meminta mereka menunggu.
5. Alihkan ke pihak ketiga

Mengalihkan permintaan ke pihak lain bisa jadi jalan tengah yang diplomatis. Coba arahkan mereka ke orang lain yang mungkin lebih bisa bantu. Entah itu kenalan yang memang biasa nolong, keluarga, atau layanan keuangan resmi yang terpecaya. Sekarang udah banyak aplikasi fintech yang ngasih pinjaman cepat dengan bunga yang masih masuk akal. Sampaikan saran ini dengan santai dan tanpa terkesan lepas tangan. Kamu bisa tetap peduli meskipun gak mampu membantu secara langsung.
Situasi pinjam-meminjam dalam pertemanan kadang datang tiba-tiba tanpa bisa diprediksi. Gimana pun, kamu mungkin gak pernah benar-benar tahu kondisi keuangan orang lain, bahkan teman dekat sekalipun. Itulah kenapa penting untuk menyikapinya dengan pintar dan bijak supaya hubungan tetap aman.