5 Alasan untuk Tidak Hidup Disetir Perasaan, biar Gak Gampang Baper

Belajar jadi pribadi yang dewasa

Seberapa sering kita membiarkan diri sendiri disetir perasaan? Contoh sederhana, ketika pesanmu hanya dibaca oleh teman. Kamu langsung berpikir dia marah padamu tanpa dasar yang jelas. Padahal, belum tentu itu benar.

Tapi karena perasaanmu gak enak, kamu langsung berasumsi macam-macam. Akhirnya, kamu jadi overthinking sendiri. Sedih, khawatir, dan marah untuk hal-hal yang tidak perlu. Sebagai bahan renungan, ini lima alasan mengapa kamu tidak seharusnya hidup disetir perasaan.

Baca Juga: 5 Bahaya Menikahi Pasangan Manipulatif, Hidup Bakal Disetir!

1. Perasaan hanya menimbulkan asumsi 

5 Alasan untuk Tidak Hidup Disetir Perasaan, biar Gak Gampang Baperilustrasi wanita (pexels.com/Liza Summer)

Namanya saja asumsi, kebenarannya masih belum pasti. Untuk apa menerka-nerka sesuatu yang tidak tentu sampai memengaruhi suasana hatimu sepanjang hari? Sudah bikin capek hati, rugi sendiri kalau ternyata apa yang kamu pikirkan tidak benar. Iya kalau asumsi positif yang memberi semangat dan kebahagiaan.

Bagaimana dengan asumsi negatif yang justru malah memperparah overthinking? Perkembangan dirimu pun akan terhambat oleh pikiran-pikiran yang tidak perlu.

2. Buang-buang waktu memikirkan hal yang tidak perlu 

5 Alasan untuk Tidak Hidup Disetir Perasaan, biar Gak Gampang Baperilustrasi wanita (pexels.com/Karolina Grabowska)

Coba bayangkan berapa jam yang kamu habiskan untuk overthinking seharusnya bisa digunakan untuk melakukan aktivitas produktif lain. Seperti belajar hal baru, asah kemampuan atau bakatmu, dan melakukan hobimu.

Semua akan terasa menyenangkan bila dilakukan dengan hati gembira. Bukan uring-uringan, apalagi takut dan gelisah karena sesuatu yang belum pasti apa.

3. Bikin kamu tidak bahagia 

5 Alasan untuk Tidak Hidup Disetir Perasaan, biar Gak Gampang Baperilustrasi orang main ponsel (pexels.com/SHVETS Production)
dm-player

Waktumu terlalu berharga untuk dihabiskan muram hati. Bukan hanya merugikan diri sendiri, bad mood juga akan merugikan orang-orang di sekitarmu. Memang tidak terasa, tapi pasti akan memengaruhi mereka melalui berbagai cara. Entah vibes-mu, sikapmu, pembawaanmu yang akhirnya bikin mereka merasa tidak nyaman.

Sia-sia waktu yang kita gunakan dengan terus berlarut-larut dalam perasaan. Boleh merasa sedih, khawatir, gelisah, tapi jangan sampai kamu membiarkan diri terus dikontrol oleh perasaanmu.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Perasaan Gagal Akibat Perceraian

4. Dicap sebagai orang tidak dewasa 

5 Alasan untuk Tidak Hidup Disetir Perasaan, biar Gak Gampang Baperilustrasi tempat kerja (pexels.com/fauxels)

Salah satu ciri orang yang tidak dewasa ialah tidak mampu mengendalikan perasaannya sendiri. Sekali ditimpa masalah, ia akan langsung gundah gulana, merasa seolah paling menderita. Padahal ini sama sekali gak benar.

Akhirnya, pekerjaan jadi keteteran, banyak tugas dan tanggung jawab yang terbengkalai. Bukan hanya tidak dewasa, kamu pun akan dicap tidak profesional karena mencampurkan masalah pribadi dan kehidupan kerja.

5. Membuatmu jadi pribadi manja 

5 Alasan untuk Tidak Hidup Disetir Perasaan, biar Gak Gampang Baperilustrasi wanita (pexels.com/Liza Summer)

Siapa, sih, yang suka bergaul dengan orang manja? Orang manja identik dengan kepribadian yang tidak dewasa, merepotkan, dan tidak bisa bertanggung jawab, termasuk dengan perasaannya sendiri.

Apa kamu mau jadi pribadi manja? Bila tidak, jangan mau hidup terus dikontrol perasaan. Milikilah hati yang tegar dan teguh, yang tahu kapan harus merasa sedih, marah, gelisah, kapan harus berkata “oke, ini cukup”.

Layaknya bahagia, manusiawi, kok, untuk merasa sedih dan marah. Hidup tidak dikendalikan perasaan bukan berarti kamu harus menyangkal semua emosi negatif. Melainkan berhikmat dan punya pengendalian diri yang baik atas perasaanmu sendiri.

Baca Juga: 5 Tips agar Gak Kelewat Baper selama Masih Pendekatan

Caroline Graciela Harmanto Photo Verified Writer Caroline Graciela Harmanto

sedang mengetik ...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya