Ciri Hubungan yang Aman: Gak akan Ada 5 Sikap Kekanakan Ini

Hubungan aman justru bikin kamu merasa nyaman dan tenang, karena di dalamnya ada rasa saling percaya dan dukungan tanpa syarat. Menurut buku Attached: The New Science of Adult Attachment and How It Can Help You Find - and Keep - Love karya Amir Levine dan Rachel Heller, pola attachment kita sangat memengaruhi cara kita berhubungan. Tapi kabar baiknya, gaya attachment itu bisa berubah.
Dalam hubungan yang aman, ada sikap-sikap kekanak-kanakan yang otomatis hilang karena kamu dan pasangan sama-sama dewasa dalam menyikapinya. Jadi, gimana ciri hubungan yang aman? Yuk, simak lima sikap kekanak-kanakan yang gak akan kamu temui di hubungan seperti ini!
1. Mengejar drama emosional

Kamu pernah merasa hubungan kayak roller coaster? Naik turun emosi yang bikin capek tapi juga bikin ketagihan? Menurut penelitian, hubungan yang toksik bisa jadi adiktif karena otakmu terbiasa dengan lonjakan dopamin setiap kali terjadi rekonsiliasi besar-besaran. Tapi di hubungan yang aman, kamu gak perlu drama untuk merasa hidup.
Hubungan aman itu stabil, penuh kedamaian, dan mendukung perkembangan satu sama lain. Alih-alih mencari momen dramatis, kamu akan belajar menikmati konsistensi dan rasa nyaman yang diberikan pasangan. Drama memang seru sesaat, tapi hubungan yang tenang jauh lebih bernilai.
2. Mengandalkan kode atau petunjuk samar

Dalam hubungan kurang sehat, kamu mungkin pernah memberikan petunjuk-petunjuk halus dan berharap pasangan paham apa yang kamu butuhkan. Tapi kenyataannya, gak semua orang bisa membaca pikiran. Di hubungan yang aman, kamu belajar untuk berkomunikasi dengan jujur dan langsung.
Kalau ada sesuatu yang mengganggu, kamu akan bilang tanpa perlu drama. Contohnya, daripada ngambek karena merasa gak dihargai, kamu cukup mengatakan, “Aku merasa kurang dihargai. Bisa tolong lebih diperhatikan?” Percaya deh, pasangan yang baik pasti akan menghargai keterbukaan ini.
3. Bersikap 'pick-me'

Dulu, mungkin kamu merasa harus selalu tampil sempurna supaya pasangan tetap tertarik. Tapi di hubungan yang aman, kamu gak perlu pakai topeng atau berpura-pura jadi orang lain. Kamu bisa tampil apa adanya, dan itu cukup.
Kamu nyaman menunjukkan sisi paling asli dari dirimu, baik fisik maupun emosional. Misalnya, gak masalah tampil tanpa makeup atau memakai pakaian santai di depan pasangan. Karena buat mereka, yang penting adalah siapa dirimu sebenarnya, bukan penampilan luarmu.
4. Selalu berasumsi negatif

Di hubungan yang gak sehat, sering kali kamu langsung berpikir buruk saat pasangan melakukan sesuatu yang gak sesuai ekspektasi. Tapi di hubungan yang aman, kamu mulai belajar memberi manfaat dari keraguan. Kamu percaya bahwa pasanganmu punya niat baik, meskipun kadang ada miskomunikasi.
Seperti yang dijelaskan oleh penulis sekaligus peneliti, Brené Brown, kerentanan adalah kunci untuk menciptakan cinta dan rasa saling memiliki. Dengan belajar membuka diri dan memercayai pasangan, kamu bisa membangun hubungan yang lebih kuat dan penuh kepercayaan.
5. Menurunkan standar demi pasangan

Dalam hubungan yang aman, menghargai diri sendiri adalah hal yang utama. Kamu gak akan membiarkan dirimu diabaikan atau diperlakukan dengan buruk hanya karena takut kehilangan pasangan. Sebaliknya, kamu sadar bahwa hubungan yang sehat melibatkan dua orang yang saling menghargai dan mendukung.
Kamu punya standar yang jelas, seperti saling menghormati, komunikasi yang baik, dan komitmen yang tulus. Kalau pasangan gak memenuhi itu, kamu tahu kapan harus pergi. Tapi ketika pasangan dan kamu sama-sama memberikan yang terbaik, itulah yang membuat hubungan jadi terasa istimewa. Hubungan yang aman memberikan ruang untuk menjadi dirimu sendiri, komunikasi jujur, dan saling menghargai.
Kalau saat ini kamu belum menemukan ciri hubungan seperti ini, gak apa-apa. Semua butuh proses, kok. Hal terpenting, terus belajar dan jangan takut untuk berkembang. Karena hubungan yang sehat selalu dimulai dari dirimu sendiri. Semangat, ya!