Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Bikin Seseorang Menyesal Menikah

ilustrasi menikah
ilustrasi menikah (vecteezy.com/Александра Вишнева)
Intinya sih...
  • Ekspektasi pasangan tidak sesuai kenyataan
  • Kebebasan pribadi terasa hilang
  • Masalah finansial menjadi beban
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menikah sering dianggap sebagai jalan menuju kebahagiaan, tetapi tidak semua orang merasakan hal yang sama setelah menjalani kehidupan rumah tangga. Ada yang baru menyadari bahwa keputusan itu terburu-buru, sehingga muncul perasaan sesak seolah terjebak dalam keadaan yang sulit diubah. Kondisi ini kadang membuat seseorang merasa susah move on dari kehidupan lajang yang sebelumnya lebih bebas, karena tanggung jawab setelah menikah ternyata jauh lebih besar dari yang dibayangkan.

Rasa penyesalan dalam pernikahan bisa muncul karena berbagai hal. Setiap pasangan tentu punya cerita yang berbeda, dan tidak sedikit yang menyimpan kekecewaan dalam diam. Untuk memahami lebih dalam, berikut beberapa hal yang bikin seseorang menyesal menikah.

1. Ekspektasi pasangan tidak sesuai kenyataan

ilustrasi konflik dengan pasangan
ilustrasi konflik dengan pasangan (pexels.com/Blue Bird)

Banyak orang masuk ke pernikahan dengan harapan besar bahwa pasangannya akan selalu memberikan kenyamanan dan kebahagiaan. Namun, setelah menikah, kenyataan yang muncul bisa berbeda jauh dari bayangan. Pasangan mungkin tidak sehangat dulu, lebih sibuk dengan pekerjaannya, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan emosional seperti yang diharapkan. Situasi ini membuat seseorang merasa kecewa karena merasa tidak lagi mendapatkan perhatian yang sama.

Ketika harapan tidak bertemu dengan realitas, hubungan menjadi terasa kering dan melelahkan. Perasaan menyesal muncul karena seseorang merasa memilih orang yang salah atau kurang mempertimbangkan karakter pasangannya sebelum menikah. Kekecewaan semacam ini bisa menumpuk dari hal kecil yang dibiarkan berlarut-larut. Lambat laun, rumah tangga terasa lebih seperti kewajiban daripada ruang untuk tumbuh bersama.

2. Kebebasan pribadi terasa hilang

ilustrasi konflik dengan pasangan
ilustrasi konflik dengan pasangan (pexels.com/Keira Burton)

Menikah berarti berbagi hidup dengan orang lain, yang sering kali membuat ruang pribadi semakin sempit. Seseorang yang terbiasa mengambil keputusan sendiri mendadak harus menimbang perasaan pasangan sebelum melakukan sesuatu. Bahkan hal sederhana seperti bepergian, mengatur waktu, atau bertemu teman bisa berubah jadi sumber pertengkaran. Situasi ini menimbulkan kerinduan pada masa lajang yang terasa lebih bebas.

Hilangnya kebebasan membuat beberapa orang merasa terjebak dalam rutinitas. Ada yang merasa dunianya semakin sempit karena harus selalu memikirkan pasangan, anak, bahkan keluarga besar. Dari sinilah penyesalan mulai tumbuh, karena kehidupan yang diimpikan justru terasa semakin jauh. Alih-alih merasa berkembang, seseorang justru merasa terkekang dalam komitmen yang pernah ia pilih sendiri.

3. Masalah finansial menjadi beban

ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Defrino Maasy)
ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Defrino Maasy)

Keuangan sering kali menjadi salah satu faktor terbesar yang memicu konflik dalam rumah tangga. Banyak pasangan yang sebelum menikah tidak benar-benar membicarakan cara mengatur uang bersama, sehingga setelah menikah terjadi banyak benturan. Ada yang merasa harus menanggung beban lebih besar, ada pula yang kecewa karena pasangannya boros atau tidak transparan soal pendapatan. Situasi ini menciptakan jarak emosional yang sulit dijembatani.

Ketika masalah finansial terus menerus menghantui, rasa menyesal menikah semakin besar. Beban utang, biaya kebutuhan rumah tangga, hingga biaya anak membuat seseorang merasa terbebani. Apa yang awalnya dianggap bisa dijalani bersama, lama-lama terasa berat ketika tanggung jawab tidak seimbang. Banyak yang merasa menyesal karena tidak lebih bijak mempersiapkan kondisi finansial sebelum masuk ke tahap pernikahan.

4. Konflik dengan keluarga besar tidak pernah selesai

ilustrasi menantu dan mertua (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi menantu dan mertua (pexels.com/cottonbro studio)

Pernikahan tidak hanya menyatukan dua individu saja, tetapi juga menyatukan dua keluarga mereka. Sering kali, ekspektasi keluarga besar ikut mencampuri kehidupan rumah tangga. Ada yang harus berhadapan dengan mertua yang terlalu ikut campur, atau saudara ipar yang sering menuntut perhatian lebih. Situasi ini membuat kehidupan rumah tangga terasa penuh tekanan dan tidak bebas berkembang sesuai kehendak pasangan.

Ketika konflik dengan keluarga besar tidak terselesaikan, pasangan bisa merasa hubungan mereka tidak pernah berdiri di atas kaki sendiri. Rasa lelah dan frustrasi membuat seseorang mulai mempertanyakan keputusan menikah. Penyesalan muncul karena pernikahan ternyata membawa masalah baru yang sebelumnya tidak pernah dipikirkan. Bagi sebagian orang, tekanan dari luar ini lebih melelahkan dibandingkan persoalan dengan pasangan itu sendiri.

5. Kehidupan emosional terasa semakin kosong

ilustrasi pasangan
ilustrasi pasangan (pexels.com/RDNE Stock project)

Banyak orang membayangkan menikah akan membuat hati lebih tenang karena selalu ada teman berbagi. Namun, kenyataannya bisa berbanding terbalik ketika komunikasi tidak berjalan baik. Alih-alih merasa dekat, seseorang justru merasa semakin kesepian meski tinggal serumah dengan pasangan. Kehampaan emosional ini membuat pernikahan terasa hambar dan tidak lagi bermakna.

Rasa menyesal biasanya muncul ketika seseorang merasa tidak lagi dimengerti. Ada jarak yang sulit dijembatani karena pasangan sibuk dengan urusannya sendiri, sementara kebutuhan emosional dibiarkan kosong. Kehidupan yang seharusnya jadi tempat pulang berubah menjadi ruang asing yang dingin. Kondisi ini membuat seseorang menyesal karena merasa telah kehilangan dirinya sendiri dalam ikatan pernikahan.

Menikah bukan hanya tentang cinta, melainkan juga kesiapan mental, emosional, dan finansial. Ada hal yang bikin seseorang menyesal menikah karena sebelumnya kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi kenyataan yang jauh lebih kompleks. Oleh sebab itu, penting untuk memahami bahwa keputusan menikah sebaiknya tidak terburu-buru agar tidak berakhir dalam penyesalan yang sulit diperbaiki.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

[QUIZ] Pilih Style Favorit untuk Tahu Seberapa Good Looking Dirimu

23 Sep 2025, 11:45 WIBLife