Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan yang Bikin Pasangan Terjebak dalam Stres Finansial

ilustrasi finansial pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi finansial pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Uang sering kali jadi topik sensitif dalam sebuah hubungan. Tidak sedikit pasangan yang sebenarnya harmonis, tetapi mulai renggang hanya karena masalah keuangan. Perbedaan cara mengelola uang, gaya hidup, hingga kebiasaan kecil dalam berbelanja bisa berubah jadi sumber pertengkaran.

Padahal, keuangan seharusnya menjadi alat untuk membangun masa depan bersama, bukan alasan untuk saling menjauh. Banyak pasangan yang terjebak dalam kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari jika sejak awal ada keterbukaan dan kerja sama. Tanpa komunikasi yang jelas, masalah kecil bisa menumpuk hingga menimbulkan stres finansial yang berkepanjangan.

Dari rekening terpisah sampai ekspektasi yang tidak realistis, inilah beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan pasangan dan berdampak buruk pada kondisi finansial mereka.

1. Memisahkan rekening bank

ilustrasi mengambil uang (pexels.com/Samson Katt)
ilustrasi mengambil uang (pexels.com/Samson Katt)

Banyak pasangan yang memilih untuk punya rekening terpisah demi merasa lebih bebas mengatur uangnya sendiri. Awalnya terlihat praktis, apalagi jika penghasilan berbeda jauh. Namun, cara ini justru bisa menimbulkan masalah besar di kemudian hari. Bayangkan jika salah satu kehilangan pekerjaan atau penghasilannya tidak stabil, maka beban finansial jadi timpang.

Hubungan pun bisa terasa seperti roomate yang hanya berbagi biaya, bukan pasangan yang membangun masa depan bersama. Menggabungkan keuangan bukan berarti kehilangan kemandirian, tetapi tentang menciptakan transparansi dan rasa memiliki bersama.

Dengan satu tujuan finansial yang jelas, pasangan bisa lebih mudah menyusun rencana, entah itu menabung, berinvestasi, atau sekadar mengatur pengeluaran rumah tangga. Keterbukaan ini juga membangun rasa saling percaya sehingga ketika ada masalah keuangan, keduanya bisa menghadapinya sebagai tim.

2. Gaya hidup yang tidak sejalan

ilustrasi pasangan (freepik.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi pasangan (freepik.com/Andrea Piacquadio)

Perbedaan gaya hidup sering jadi sumber konflik. Misalnya, satu pasangan suka berbelanja barang mahal sementara yang lain lebih memilih menabung untuk masa depan. Jika tidak ada kompromi, pengeluaran jadi berantakan dan salah satu merasa terbebani. 

Seperti yang dijelaskan dalam jurnal Society for Consumer Psychology (2024), stres finansial membuat pasangan cenderung menghindari obrolan soal uang karena takut konflik, padahal diam justru memperburuk masalah. Kuncinya pun ada di komunikasi yang jujur.

Pasangan perlu terbuka tentang prioritas masing-masing lalu mencari titik tengah agar tidak ada yang merasa terpaksa. Misalnya, sepakat membatasi jajan barang mewah hanya pada momen tertentu, sementara sebagian besar pendapatan difokuskan pada tabungan atau investasi. Dengan begitu, gaya hidup tetap terasa menyenangkan tanpa mengorbankan stabilitas finansial.

3. Membiarkan perbedaan pribadi jadi penghalang

ilustrasi finansial pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi finansial pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tidak semua orang suka menghitung angka dan membuat anggaran, sementara sebagian lain justru menikmatinya. Perbedaan ini wajar, tetapi jadi masalah kalau salah satu pasangan menyerahkan semua urusan uang pada pasangannya. Akibatnya, beban terasa berat di satu pihak dan yang lain jadi pasif, seolah tidak ikut bertanggung jawab.

Padahal, kekuatan hubungan justru ada pada saling melengkapi. Yang satu mungkin jago menyusun rencana anggaran, sementara yang lain lebih kreatif mencari peluang tambahan penghasilan. Dengan berbagi peran, keuangan rumah tangga bisa lebih seimbang. Jadi, alih-alih membiarkan perbedaan memisahkan, gunakan perbedaan itu untuk memperkuat pondasi finansial bersama.

4. Terjebak pada ekspektasi tidak realistis

ilustrasi finansial pasangan (pexels.com/Vodafone)
ilustrasi finansial pasangan (pexels.com/Vodafone)

Naik jabatan atau penghasilan meningkat sering kali membuat pasangan merasa harus menaikkan standar hidup, misalnya membeli mobil mewah atau liburan glamor. Namun, mengikuti ekspektasi ini tanpa perhitungan justru bikin stres finansial.

Penelitian di Journal of Social and Personal Relationships (2023) menunjukkan bahwa masalah bukan sekadar soal uang, melainkan perbedaan nilai dalam memandang uang yang memicu rasa kecewa dan kecemasan. 

Jika satu pasangan lebih mementingkan rasa aman dengan menabung, sementara yang lain menganggap uang sebagai sarana menikmati hidup, maka benturan tak terelakkan. Penting untuk membicarakan nilai dasar soal uang sejak awal, agar ekspektasi realistis dan sesuai kondisi. Dengan begitu, keputusan finansial yang diambil dapat menjaga stabilitas jangka panjang.

5. Ketidaksetiaan finansial

ilustrasi finansial pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi finansial pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Menyembunyikan pengeluaran, membuka rekening rahasia, atau membuat kartu kredit tanpa sepengetahuan pasangan adalah bentuk ketidaksetiaan finansial. Meski sering dilakukan untuk menghindari konflik, kebiasaan ini bisa menghancurkan kepercayaan.

Menurut penelitian di Journal of Environmental Research and Public Health (2023), rahasia finansial biasanya muncul sebagai respon terhadap stres atau takut penolakan, bukan semata-mata niat buruk.

Namun, sekecil apa pun, kebohongan soal uang bisa menjadi bom waktu dalam hubungan. Pasangan perlu membangun kejujuran penuh dalam urusan finansial, termasuk kebiasaan belanja, utang, atau investasi. Dengan begitu, tidak ada ruang untuk kecurigaan dan setiap tantangan bisa dihadapi bersama. Transparansi adalah kunci agar keuangan sehat dan hubungan tetap harmonis.

Setiap pasangan pasti menghadapi tantangan finansial, tetapi cara mereka bekerja sama menentukan apakah tantangan itu memperkuat atau justru melemahkan hubungan. Jadi, sudah siapkah kamu dan pasangan untuk lebih terbuka, jujur, dan saling mendukung dalam urusan keuangan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Jobdesk Food Technologist, Profesi Penting di Industri Makanan

05 Nov 2025, 06:10 WIBLife