Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Isyarat Karyawan sedang Alami Kesulitan Finansial, Sadari Bos!

ilustrasi dompet kosong banyak utang (freepik.com/Freepik)
ilustrasi dompet kosong banyak utang (freepik.com/Freepik)
Intinya sih...
  • Karyawan mengurangi standar kendaraan pribadi.
  • Mencari pekerjaan sampingan seperti ojek online atau kurir.
  • Sering membicarakan atau membeli lotre.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebagai seorang pemimpin di tempat kerja, kamu tentu ingin tim kamu bekerja dengan nyaman dan fokus. Namun terkadang masalah pribadi, terutama kesulitan finansial, bisa terbawa ke dalam performa kerja mereka. Masalah uang memang sensitif, tetapi sebagai bos yang peduli, penting untuk mengenali tanda-tandanya sejak dini.

Dengan memahami isyarat-isyarat ini, kamu bukan hanya menjadi atasan yang lebih peka, tapi juga bisa mengambil langkah proaktif untuk membantu, seperti menawarkan program konseling atau financial wellness. Ingat, karyawan yang finansialnya sehat adalah aset berharga bagi perusahaan. Yuk, simak tujuh tanda yang perlu kamu waspadai.

1. Menurunkan standar kendaraan pribadi

ilustrasi pengendara motor (pexels.com/Faisal Hijjaz)
ilustrasi pengendara motor (pexels.com/Faisal Hijjaz)

Kalau ada karyawan yang tiba-tiba mengganti mobilnya ke model lebih murah atau sederhana, bisa jadi itu tanda mereka sedang menekan pengeluaran. Memang, ada orang yang sekadar ingin mencoba gaya hidup hemat. Namun jika perubahan ini mendadak, bisa saja ada tekanan finansial di baliknya.

Kamu gak perlu mengomentari secara langsung, cukup pahami bahwa ada alasan ekonomi yang mungkin melatarbelakanginya. Sikap peka tanpa menghakimi akan membuat karyawan merasa lebih dihargai, lho.

2. Mencari pekerjaan sampingan seperti ojek online atau kurir

ilustrasi ojek online (unsplash.com/Fasyah Halim)
ilustrasi ojek online (unsplash.com/Fasyah Halim)

Gak salah punya side hustle, apalagi di era fleksibilitas kerja sekarang. Tetapi, kalau ada karyawan yang mendadak aktif jadi driver online atau kurir setelah jam kerja, ini bisa jadi sinyal bahwa gajinya sudah gak cukup menutup kebutuhan. Sering kali pekerjaan tambahan ini muncul sebagai jalan keluar untuk menutup utang atau biaya rumah tangga.

3. Terlalu sering membicarakan atau membeli lotre

ilustrasi lotre (pexels.com/Adem Erkoç)
ilustrasi lotre (pexels.com/Adem Erkoç)

Sesekali ikut undian mungkin hal biasa, tapi kalau karyawan terlihat terlalu terobsesi pada lotre, itu bisa jadi tanda bahaya. Banyak orang yang berharap “jalan pintas” dari lotre saat kondisi keuangan mereka menekan.

Padahal, secara statistik peluang menang sangat kecil. Uang yang dipakai untuk membeli tiket justru bisa menambah beban keuangan mereka.

4. Berhenti ikut program pensiun perusahaan

ilustrasi budgeting (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi budgeting (pexels.com/Pixabay)

Kalau perusahaanmu menyediakan program pensiun, biasanya karyawan yang sadar keuangan akan ikut serta. Jadi, ketika ada karyawan yang tiba-tiba berhenti berkontribusi, kemungkinan mereka butuh tambahan uang tunai setiap bulan. Bisa jadi mereka sedang menghadapi biaya medis, cicilan baru, atau tagihan lain yang mendesak.

5. Sering mendonorkan plasma atau darah berbayar

ilustrasi donor darah (pexels.com/Lucas Oliveira)
ilustrasi donor darah (pexels.com/Lucas Oliveira)

Donor plasma memang legal dan bisa menghasilkan tambahan uang. Namun, kalau ada karyawan yang melakukannya rutin sampai terlihat bekas jarum di lengan, kemungkinan besar mereka melakukannya demi tambahan pemasukan.

Wajar kalau sesekali, tapi jika terlalu sering, besar kemungkinan itu jadi cara untuk menutup kekurangan biaya hidup.

6. Mendapat panggilan dari debt collector saat jam kerja

ilustrasi panggilan telepon (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi panggilan telepon (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kalau sampai ada karyawan yang ditelepon penagih utang di kantor, jelas kondisi finansial mereka sedang berat. Situasi ini bukan hanya mengganggu fokus kerja, tapi juga bisa menurunkan produktivitas.

Selain itu, stres akibat tagihan menumpuk bisa menular ke suasana kerja sehari-hari. Sebagai atasan, kamu sebaiknya tahu bahwa karyawan berada dalam tekanan semacam ini.

7. Sering mencari saran keuangan secara terbuka

ilustrasi teman diskusi (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi teman diskusi (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Minta pendapat soal investasi sekali dua kali mungkin wajar. Namun kalau ada karyawan yang sering bertanya tentang cara cepat melipatgandakan uang, ikut investasi berisiko tinggi, atau bahkan tertarik dengan skema MLM, itu bisa jadi pertanda mereka sedang putus asa mencari jalan keluar. Dalam kondisi seperti ini, mereka butuh edukasi finansial, bukan janji manis investasi instan.

Mengenali tanda-tanda karyawan yang kesulitan finansial bukan berarti kamu harus ikut campur dalam urusan pribadi mereka. Namun sebagai atasan, kepedulianmu bisa membuat perbedaan besar.

Misalnya, dengan memberikan akses ke konseling finansial, pelatihan mengelola gaji, atau sekadar ruang untuk bicara. Dengan begitu, kamu gak hanya membantu mereka keluar dari tekanan, tapi juga menjaga produktivitas dan suasana kerja tetap positif. Ingat, karyawan yang tenang secara finansial biasanya lebih fokus, loyal, dan siap memberikan performa terbaik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

7 Hal Penting tentang Saham Aktif, Para Investor Wajib Tahu!

05 Sep 2025, 21:00 WIBBusiness