7 Konsekuensi Punya Pasangan Seorang Sales, Buang Cemburumu

- Dia bertemu banyak orang termasuk lawan jenis, jangan cemburu
- Quality time terganggu, pembeli bisa menghubungi kapan pun
- Sebaiknya kamu bisa mengimbangi penampilannya yang menarik
Sales atau tenaga penjualan sangat penting untuk memastikan produk laku di pasaran. Mereka merupakan ujung tombak perusahaan. Oleh sebab itu, lowongan untuk tenaga penjualan selalu tersedia.
Persyaratannya juga tak terlalu sulit. Meski kadang sales dipandang sebelah mata, kalau seseorang bernaung di perusahaan yang tepat malah bisa sangat cuan. Seperti sales properti yang bonusnya lumayan besar ketika ia mampu menjual satu atau beberapa unit rumah.
Namun, berpasangan dengan tenaga penjualan juga cukup menantang. Dirimu mesti memahami tugasnya dengan baik termasuk target yang mesti dicapai. Hindari bersikap kekanak-kanakan dan terima konsekuensi punya pasangan seorang sales berikut ini.
1. Dia bertemu banyak orang termasuk lawan jenis, jangan cemburu

Tidak ada produk yang hanya boleh dibeli oleh jenis kelamin tertentu. Meski produk dibuat untuk gender tertentu, gender berbeda dapat juga membelikannya buat seseorang. Seperti perempuan membeli sepatu pria untuk pasangannya.
Atau, sebaliknya pria membelikan pasangannya perhiasan sebagai hadiah kejutan. Demikian pula produk seperti kendaraan dan properti dapat dibeli oleh siapa pun yang berminat. Jika kamu pencemburu malah menghambat pekerjaan pasangan. Dirimu wajib bisa percaya padanya bahkan sekalipun kliennya banyak lawan jenis.
2. Quality time terganggu, pembeli bisa menghubungi kapan pun

Sales menjadi salah satu pekerjaan yang tak mengenal hari libur resmi. Begitu nomor teleponnya tersebar ke calon pembeli, mereka bisa menghubungi kapan saja. Bahkan saat libur hari raya. Misalnya, pasanganmu sales perumahan.
Di musim libur Lebaran banyak orang mudik ke kampung halaman. Sebagian dari mereka mungkin sudah menyiapkan tabungan untuk membeli properti di daerah asalnya. Mereka ingin pulang kampung kali ini dimanfaatkan buat sekalian survei lokasi.
Mau gak mau kamu mesti ikhlas membiarkan pasanganmu menemui calon pembeli. Belum lagi telepon dan pesan dari mereka. Dirimu gak usah berburuk sangka kalau pasangan lekat dengan gadgetnya.
3. Sebaiknya kamu bisa mengimbangi penampilannya yang menarik

Tenaga penjualan kerap dituntut untuk berpenampilan menarik. Bahkan meski mereka tidak menawarkan produk fesyen atau kosmetik. Daya tarik fisik penting sebagai pemikat perhatian pertama ketika mereka bertemu calon pembeli. Kalau sales tampil berantakan mengesankan sikap tidak profesional.
Orang menjadi ragu buat mencoba produk yang ditawarkan. Tak jarang perusahaan juga memberikan tambahan penghasilan khusus untuk perawatan wajah serta kebugaran tubuh. Dapat pula perusahaan langsung bekerja sama dengan klinik kecantikan dan pusat kebugaran tertentu.
Walaupun kamu serta pasangan saling mencintai, ada baiknya penampilan kalian tidak terlalu jomplang. Minimal kamu mengimbangi kerapian, kebersihan, serta wanginya. Biar dia bangga jalan sama kamu plus kalian tidak menjadi bahan gunjingan orang.
4. Kalau dia menawarkan produk ke kamu, ini bukan tanda matre

Jiwa seorang tenaga penjualan gak bisa sepenuhnya lepas dari pasanganmu. Walaupun dia tidak dalam situasi kerja dapat tiba-tiba menawarkan produk ke kamu. Apalagi saat kebutuhanmu cocok dengan produk yang dijualnya.
Misalnya, dirimu bilang kulkas di rumah orangtua rusak. Pasangan menganjurkanmu untuk membeli kulkas produksi perusahaannya. Dia menjelaskan kelebihan-kelebihannya.
Mungkin ia juga sekalian memberitahumu tentang produk elektronik lain yang cocok buat lansia seperti orangtuamu. Dia bukannya lagi aji mumpung apalagi berusaha memerasmu dengan memintamu membeli dagangannya. Namun, ia memang paling memahami produk yang dijualnya. Lumrah jika sarannya seperti itu.
5. Mungkin kamu juga dimintai tolong mengiklankan dagangannya

Bagaimanapun juga, sales bekerja dengan target. Jumlah penjualan menentukan pendapatan yang bisa dibawa pulang. Maka jaringan, jangkauan, serta promosi sangat penting buatnya. Kamu gak usah merasa dimanfaatkan apabila ia memintamu untuk memperkenalkan produk yang dijualnya.
Terpenting cukup sebisamu. Seperti kamu memberi tahu teman-teman dan keluarga besar agar jika butuh sesuatu menghubungimu atau pasanganmu. Dapat pula lewat iklan singkat di media sosialmu. Atau, kamu memakai produk yang dijual pasangan supaya orang-orang melihatnya dan penasaran.
6. Pendapatan kurang stabil, tergantung hasil penjualan

Kamu juga harus siap dengan penghasilan pasangan yang kurang menentu. Dia barangkali punya gaji pokok, tapi tidak seberapa. Pendapatan terbesarnya berasal dari bonus kalau ia mampu menjual produk. Bila produknya digunakan setiap hari oleh banyak orang tentu lakunya cepat.
Akan tetapi, produk berharga tinggi tidak setiap hari ada pembelinya. Misalnya, mobil baru atau properti. Sebagai pasangan, dirimu jangan hanya mengandalkannya. Walaupun bonusnya besar ketika cair dan lebih dari cukup buat hidup enak, gak boros tetap lebih baik. Paling bagus kamu juga bekerja untuk mengantisipasi penjualan produknya anjlok.
7. Boleh jadi dia dipindah ke wilayah lain

Tenaga penjualan juga dapat dipindahtugaskan. Baik sales yang belum maupun sudah berpengalaman. Tenaga penjualan yang masih baru kerap dipindahkan untuk menambah pengalamannya. Biar dia makin mengenali calon pembeli potensial serta cara berkomunikasi yang baik.
Sementara itu, sales senior sering diterjunkan ke wilayah baru buat memperluas pasar. Sekaligus melatih tenaga penjualan yang baru masuk. Sebagai pasangan, dirimu kudu bisa kasih support dan siap bila harus LDR-an sampai ia ditarik kembali ke wilayah semula. Atau, kamu mengikutinya pindah jika memungkinkan.
Ada konsekuensi punya pasangan seorang sales. Oleh sebab itu, kamu kudu membuka wawasanmu tentang seluk-beluk pemasaran karena pekerjaannya amat menantang. Kamu harus siap mendapati perhatian, waktu, dan tenaga pasangan terbagi antara dirimu serta calon pembeli. Mereka dapat menghubunginya kapan pun.