6 Alasan Orang Berani Menikah Tanpa Cinta

Tanda putus asa dalam mencari jodoh?

Saling mencintai menjadi alasan bagi banyak pasangan untuk melangkah ke pelaminan. Namun, cinta bukan syarat utama terjadinya pernikahan. Beberapa orang ternyata masih bisa menikah tanpa rasa cinta pada calonnya.

Bagaimana pendapatmu? Apakah orang yang memutuskan buat menikah tanpa cinta tergolong terlalu berani dan mengorbankan perasaannya sendiri? Apa pun pandanganmu, orang yang menjalaninya tentu punya alasan yang perlu kita simak biar gak mudah menghakimi keputusannya.

1. Cinta pernah menyakitinya

6 Alasan Orang Berani Menikah Tanpa Cintailustrasi pernikahan (pexels.com/Hussein Altameemi)

Orang yang sampai merasa trauma oleh cinta dapat mengubah pandangannya dengan begitu drastis mengenai pernikahan. Dahulu, ia bersumpah hanya akan menikah dengan orang yang dicintainya. Akan tetapi, sekarang dia bisa saja berubah pikiran dengan menolak terlalu percaya dengan cinta.

Sebab kenyataannya, cinta pernah membuatnya begitu menderita. Kesimpulannya, menikah dengan orang yang dicintai pun tak menjamin kebahagiaannya kelak. Sebaliknya, dia dapat saja lebih bahagia ketika berumah tangga dengan orang yang gak spesial buatnya.

Ketiadaan rasa cinta tak menutup peluang untuk kebahagiaan mereka sebagai pasangan suami istri. Luka akibat cinta telah sedikit menumpulkan perasaannya. Bayangan cinta justru bikin dia takut bakal terluka lagi, sedangkan tanpa rasa itu ia merasa lebih aman dalam menjalani hubungan.

2. Terpenting calonnya baik

6 Alasan Orang Berani Menikah Tanpa Cintailustrasi pengantin (pexels.com/Tiến Dũng)

Terlepas dari adanya rasa cinta atau tidak, orang yang berpikiran jernih pasti hanya menginginkan pasangan dengan sifat-sifat yang baik. Adanya sifat-sifat itu saja telah membuatnya layak dicintai sekalipun hingga kini perasaan tersebut belum tumbuh. Ia merasa nyaman hidup serumah dengan orang yang baik daripada bersama orang yang dicintai, tetapi wataknya ada yang negatif sekali seperti suka berbuat kasar.

Walau cinta bisa membutakannya, lama-lama situasi perkawinan menjadi tidak tertahankan kalau sifat pasangan begitu buruk. Cinta sebesar apa pun pada awal pernikahan gak bakal menyelamatkannya dari penderitaan. Mending menikah dengan orang yang baik dengan atau tanpa adanya rasa cinta.

Orang baik akan lebih mungkin tetap baik dalam segala kondisi, termasuk sabar menghadapinya yang masih belajar mencintai. Sedang orang bertabiat buruk yang dicintai sepenuh hati malah perilakunya dapat makin di luar kontrol karena merasa punya kuasa lebih atas pasangannya. Sekadar tidak merasa terancam baik secara fisik maupun psikis di dalam rumah sendiri pun telah dirasa cukup baginya.

3. Percaya cinta bisa tumbuh perlahan-lahan seiring kebersamaan

6 Alasan Orang Berani Menikah Tanpa Cintailustrasi pasangan (pexels.com/Владимир Васильев)

Buatnya, cinta cuma soal lamanya waktu yang dihabiskan bersama seseorang di suatu tempat. Artinya, dia yakin perasaannya pada pasangan bakal tambah positif sampai menjadi cinta bila mereka terus bersama. Tidak ada perasaan mendalam yang gak bisa ditumbuhkan dalam kebersamaan yang seintensif kehidupan rumah tangga.

Ia berpikiran sangat positif termasuk dalam hal-hal yang melibatkan perasaan. Dalam perkawinan akan banyak sekali tantangan yang dihadapi bareng pasangan. Menurutnya, gak mungkin kekompakan seperti itu di antara lawan jenis tak berhasil menumbuhkan rasa cinta.

Walau cinta yang baru tumbuh selepas pernikahan boleh jadi tidak semenggebu-gebu jika terjadi sejak perkenalan, tetap saja itu cinta. Malah rasa sayang yang lebih tenang bikin hubungan mereka stabil. Tugasnya sekarang hanyalah memberi kesempatan buat tumbuhnya perasaan itu perlahan-lahan.

dm-player

4. Dikejar usia atau kepentingan lain

6 Alasan Orang Berani Menikah Tanpa Cintailustrasi pengantin (pexels.com/Анна Хазова)

Dalam menghadapi pernikahan, ada orang yang panik dikejar usia dan ada pula orang yang santai. Untuk individu yang tak lagi nyaman menyendiri di usianya kini, segala cara tentu akan dilakukan demi menyegerakannya berjumpa pasangan sehidup semati. Tanda berjodoh atau tidaknya mereka juga tak lagi ditentukan dari ada atau tidaknya rasa cinta.

Cukup kesediaan untuk menikah yang menjadi tanda mereka punya kecocokan, paling tidak dalam keinginan serta komitmen. Selain soal usia yang terasa sudah mendesaknya buat segera mengakhiri masa lajang, dapat pula keberaniannya menikah tanpa cinta didorong oleh kepentingan lain. Tak terkecuali, motivasi ekonomi yang membuatnya gak menyia-nyiakan lawan jenis mapan yang mendekatinya.

Kalau standar kemapanan yang diharapkan ada pada calon pasangannya sudah terpenuhi, dia siap saja buat menikah. Biar cinta menyusul kemudian atau selamanya gak ada rasa cinta yang bergelora juga bukan masalah. Toh, apa yang menjadi kepentingannya terpenuhi dengan baik.

Baca Juga: 4 Perilaku Teman Palsu yang Perlu Kamu Sadari, Jangan Tertipu

5. Belum jatuh cinta, tetapi juga gak membenci calonnya

6 Alasan Orang Berani Menikah Tanpa Cintailustrasi pernikahan (pexels.com/Thắng Lê)

Perasaannya pada calon suami atau istrinya memang biasa-biasa saja. Tidak ada perasaan yang istimewa, tetapi itu gak dinilainya sebagai masalah besar. Selama ia tak merasa benci pada calon pasangannya, hidup bersamanya juga gak terlihat sebagai mimpi buruk. 

Kalau dia tahu seseorang tidak pantas untuk dibenci, berarti ia lebih mungkin buat dicintai kapan-kapan. Seandainya pun rasa cinta itu tak juga tumbuh, menjadi seperti teman saja dengannya untuk selamanya juga bukan problem besar. Bukankah banyak juga hubungan pertemanan yang lebih awet daripada hubungan asmara?

Apalagi ini 'pertemanan' yang diikat dengan pernikahan sehingga diyakini bakal lebih langgeng. Mereka adalah tim yang solid untuk mewujudkan masa depan yang baik bagi semua. Jika belum apa-apa sudah ada perasaan benci tentu mereka gak bisa hidup bersama sebagai suami istri karena akan bertengkar terus.

6. Percaya pada pengalaman orangtua yang dulu juga dijodohkan

6 Alasan Orang Berani Menikah Tanpa Cintailustrasi pernikahan (pexels.com/Jin Wedding)

Pengalaman orangtua telah membuktikan bahwa ketiadaan rasa cinta sebelum menikah tak membuat rumah tangga mereka hanya seumur jagung. Pernikahan keduanya awet dan baik-baik saja. Sebagai anak, dia pun tak merasa kekurangan kasih sayang.

Maka menurutnya, tidak ada yang salah dari menikah tanpa cinta. Lebih penting dari soal hati ialah kesetiaan serta kesungguhan dalam menjalankan peran masing-masing. Sementara itu, beberapa pasangan yang dikenalnya saling mencintai juga ternyata bercerai atau menjalani rumah tangga yang jauh dari bahagia.

Ia menjadi lebih percaya terhadap pengalaman orangtua daripada mengandalkan cinta. Tentu tidak setiap orang siap mengikuti jejak orangtuanya yang menikah tanpa cinta. Semua kembali pada pandangannya tentang seberapa penting cinta dalam kehidupan suami istri yang bisa terus berubah seiring bertambahnya pengalaman hidup.

Bagi sebagian orang, menikah tanpa cinta mungkin terdengar sangat menakutkan. Berumah tangga bermodalkan saling cinta saja bisa bubar di tengah jalan, apalagi tanpa perasaan tersebut. Akan tetapi sebagian orang lagi rupanya punya pendapat berbeda yang mesti dihargai juga.

Baca Juga: 5 Tanda Kalau Kamu Terjebak dalam Cinta Palsu

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya