6 Tips Memanfaatkan Energi Positif untuk Menyelesaikan Konflik Asmara 

Rasa egois mungkin akan membuat kalian berpikir bahwa diri kalian sendiri adalah pihak yang benar dalam konflik ini. Tapi sadarkah bahwa apa yang menurut salah satu dari kalian benar, belum tentu benar bagi partner kalian? Dengan kata lain, benar itu sebenarnya adalah sesuatu yang subjektif. 

Coba deh tenangkan diri kalian. Mungkin kalian akan menemukan bahwa sebenarnya kalian bisa saling menyetujui dan tidak menyetujui argumen masing-masing. Artinya, apa yang dirasa benar oleh partnermu ternyata juga dirasa benar juga oleh dirimu meski kalian gengsi untuk mengakuinya. 

Ada suatu ungkapan dalam bahasa inggris "putting yourself in your partner's shoes" yang memiliki makna untuk melihat dari sudut pandang partner kalian dalam hubungan asmara. Dalam menyelesaikan konflik, sesekali kalian mungkin perlu untuk melihat permasalahan dari sudut pandang partner.

Dengan melihat sudut pandang partner, kalian mungkin bisa merasakan apa yang dirasakan oleh partnermu dan tanpa sadar akan mempengaruhi cara kalian merespon permasalahan tersebut secara lebih kompleks. 

Terkadang kode atau gerakan non-verbal yang ditunjukkan oleh partner membuat kalian bingung untuk menginterpretasikannya. Daripada salah kaprah, coba tanyakan pada partner kalian. Dengarkan pula jawaban yang diberikannya dengan seksama.

Jangan terburu-buru mengeluarkan amarah apabila hal yang dikatakannya menyebalkan. Berikan waktu untuk diri kalian mencerna juga memahami apa yang dirasakannya. Dengan begini, kalian akan lebih mudah menyelesaikan permasalahan yang ada. 

Kebiasaan buruk setiap pasangan ketika terjadi konflik adalah mengungkit kesalahan partnernya di masa lalu. Sebenarnya hal itu akan semakin memperburuk suasana dan menambah permasalahan. Stay in the moment alias tetaplah di masa ini dan selesaikan permasalahan yang terjadi saat ini tanpa membongkar kembali kesalahan yang telah lalu.

Fokus pada permasalahan yang terjadi saat ini akan membuat dampak konflik semakin kecil dan lebih mudah untuk diselesaikan. Selain itu, untuk memaafkan pun menjadi lebih mudah, lho. Pernah merasakan?

Sebenarnya ketika kalian sudah siap menjalin hubungan asmara, maka kalian juga harus siap untuk melakukan give and take alias memberi dan menerima. Kalian harus siap untuk memberikan atau mengorbankan sesuatu untuk partner kalian, dan  juga akan mendapatkan sesuatu dari partner kalian sebagai keseimbangan keduanya.

Termasuk untuk harus mengorbankan rasa egois kita dalam menyelesaikan permasalahan, menerima permintaan maaf partner atas kesalahannya, dan mungkin memberikan kenyamanan setelah konflik terselesaikan. Dengan memiliki konsep ini, maka tidak ada lagi keegoisan dari masing-masing pihak untuk terus menjadi pihak yang 'benar' dalam konflik. 

Tidak ada hubungan asmara yang berjalan tanpa terjadi konflik di dalamnya. Entah konflik sepele maupun krusial, pasti pernah menghampiri dua insan yang tengah menjalin hubungan cinta. Terkadang untuk memaafkan sebuah kesalahan itu tidak mudah. Ego bergejolak menolak untuk mengalah dan membuat segalanya jadi makin rumyam.

Cobalah untuk memaafkan, entah memaafkan dirimu sendiri ataupun memaafkan kesalahan partnermu. Percayalah, dengan memaafkan akan membuat keadaan lebih nyaman dan menguatkan hubunganmu dengannya.

Memang, energi positif itu sangat dahsyat kekuatannya, termasuk bisa menyatukan kembali ego dan hati kalian yang sempat bergejolak. Biarkan energi positif memegang kendali, maka konflik akan lekas tuntas dan membuat kalian semakin kuat!