Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Wajib Menegur Pasangan yang Lupa Diri setelah Kaya

ilustrasi pasangan kaya (pexels.com/Michaela Schmidt)
Intinya sih...
  • Sikap pasangan yang lupa diri menjadi contoh buruk bagi anak-anak
  • Perilaku negatif pasangan dapat membahayakan pernikahan kalian
  • Orang-orang masih ingat siapa kalian dulu, pasangan harus sadar akan perubahan sikapnya

Kalian sudah mengenal sejak belum menjadi apa-apa. Kamu dan pasangan saling menemani dalam merintis karier. Kalian waktu itu berbagi impian serta siap bekerja keras untuk mewujudkannya satu per satu.

Hidup kalian saat itu boleh jadi amat susah. Untungnya, kini kehidupan kalian telah jauh lebih baik. Namun, seiring dengan bertambahnya kekayaan, sikap pasangan juga berubah. Sayangnya, bukan perubahan ke arah yang lebih positif.

Perubahannya justru ke arah yang negatif. Dia menunjukkan tanda-tanda lupa diri seperti menjadi sombong, boros sekali, hingga menyeleweng. Ini gak boleh dibiarkan apabila kamu tidak ingin sifat baiknya selamanya menghilang. Jangan ragu untuk menegur pasangan yang lupa diri setelah kaya karena sebenarnya ada alasan di balik tindakanmu tersebut. Berikut beberapa alasannya!

1. Sikapnya menjadi contoh buruk buat anak-anak

ilustrasi pasangan kaya (pexels.com/Nam Day)

Kalian telah menjadi orangtua. Tugasmu dan pasangan ialah memberikan sebanyak mungkin contoh yang baik. Harapannya, anak-anak akan menirunya. Sikap pasanganmu yang mulai lupa diri jelas bukan contoh positif.

Itu malah contoh buruk yang sayangnya dapat sangat mudah ditiru anak. Contohnya, pasanganmu berubah sombong karena merasa kerja kerasnya berhasil. Ia menganggap dirinya amat hebat.

Namun, anak-anak kalian yang gak ikut bekerja keras tahu-tahu ikut congkak di depan teman-temannya. Minta pasangan buat berpikir lebih panjang mengenai akibat dari setiap perilakunya. Jangan sampai dia tanpa sadar malah mengorbankan karakter anak-anak.

2. Juga membahayakan pernikahan kalian

ilustrasi pasangan kaya (pexels.com/RDNE Stock project)

Kalau kamu masih menyadari sifat pasangan yang berubah negatif setelah kaya, artinya itu gak sesuai dengan nilai hidupmu. Ketidakcocokan kalian dimulai dari sini dan dapat bertambah parah seiring waktu. Terutama apabila ia tak mau berubah.

Namanya orang sedang lupa diri, komitmen pernikahan pun dapat dengan mudah diabaikannya. Seperti ia bersenang-senang dengan lawan jenis lain bermodalkan kekayaan yang dimiliki. Apakah kamu tahan terus melihat perubahan ini?

Bukan kamu yang harus ikut-ikutan lupa diri biar kalian imbang. Pasanganmu yang mesti memahami bahwa tindakannya membahayakan rumah tangga kalian. Sebesar-besarnya keinginanmu menjaga perkawinan, bila dia gak kooperatif pun percuma.

3. Orang-orang masih ingat siapa kalian dulu

ilustrasi pasangan berjalan (pexels.com/Miguel Cuenca)

Pasanganmu lupa diri sampai seolah-olah dulu gak pernah hidup susah. Atau, dia ingat itu, tapi sangat percaya diri tidak bakal jatuh miskin lagi. Namun, orang-orang yang mengenal kalian sejak lama tak mungkin lupa. Mereka tahu sesusah apa hidup kalian dulu.

Seperti ketika kalian meminjam uang ke sana kemari, setiap hari didatangi penagih utang, gak punya pekerjaan, dan sebagainya. Memang mampu bangkit dari kesusahan hidup adalah bentuk pencapaian. Akan tetapi, bila sikapnya menjadi negatif begitu, orang-orang justru mencibir.

Mereka lebih fokus ke siapa kalian dulu daripada kalian yang sekarang. Bukan cuma kamu, pasanganmu pun seharusnya malu kehidupan kalian di masa lalu diungkit-ungkit kembali. Pun bukan dengan nada kagum atas keberhasilan kalian mengubah nasib, tetapi malah mengejek.

4. Kamu adalah orang terdekatnya

ilustrasi pasangan kaya (pexels.com/Trần Long)

Setelah kalian resmi menjadi pasangan suami istri, kamu adalah orang terdekatnya. Demikian pula ia merupakan orang terdekatmu. Jika salah satu dari kalian ada yang berperilaku buruk, yang lain harus segera mengingatkan.

Jangan keliru mengartikan menjadi support system yang baik untuk pasangan sama dengan harus selalu membenarkannya. Sikap begitu justru membahayakan orang yang kamu cintai. Cara mendukung yang betul adalah dengan mengerem sifat atau perilaku buruknya.

Lakukan hal tersebut secepat mungkin sebelum dia tambah sulit dinasihati. Siapa pun bisa khilaf, apalagi ketika secara materi sedang berkelimpahan. Kalian mesti saling mengevaluasi diri agar sikap-sikap yang tak tepat cepat teridentifikasi dan diperbaiki. Jangan sampai telat!

5. Bersahaja menikmati perbaikan nasib meminimalkan gangguan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Luis Quintero)

Perbaikan nasib memang harus disyukuri bahkan dirayakan. Akan tetapi, perayaannya bukan dengan cara-cara yang berlebihan sehingga menjadi negatif. Kalian masih punya opsi menikmati kekayaan hari ini dengan tetap bersahaja.

Bukan artinya kekayaan disembunyikan sedemikian rupa biar gak ketahuan orang lain. Kalian sangat boleh merenovasi rumah dan melakukan berbagai hal penting lain dengan uang yang dimiliki. Namun, upgrade kesejahteraan tak perlu sampai bikin lupa diri.

Malah kesadaran diri harus dijaga agar perbaikan nasib ini bukan puncak dari perjalanan kalian. Sebab jika pasanganmu lupa diri, boleh jadi setelah ini hidup kalian malah terus mengalami penurunan. Ada banyak gangguan baik hawa nafsu pribadi maupun bisikan orang-orang yang bermaksud kurang baik.

Kamu mengenal watak asli pasanganmu. Jika dirimu merasa ada perubahan negatif dalam dirinya setelah hidup kalian lebih mapan, menegur pasangan yang lupa diri setelah kaya perlu banget untuk kamu lakukan. Jangan berpikir perubahan itu tak akan terjadi terus-menerus sehingga kamu membiarkannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us