Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal 3 Month Rule dalam Hubungan, Biar Kamu Gak Kena Love Bombing

ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Rodrigo Souza)
ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Rodrigo Souza)

Dalam dunia percintaan ada banyak aturan tak tertulis yang sebenarnya patut diketahui semua orang. Salah satunya adalah '3 month rule' yang bisa menjadi tanda serius dan laggeng tidaknya hubungan yang sedang dijalin. Setiap orang pasti menginginkan hubungan yang awet dan baik-baik saja.

Maka dari itu dengan mengenal aturan '3 month rule' diharapkan kamu bisa melihat maksud sesungguhnya seseorang mendekatimu. Mengapa harus '3 month rule'? Apakah aturan ini sudah menjadi patokan pasti? Memang tidak ada hal yang pasti dalam hubungan tapi ini bisa jadi salah satu tolak ukuran. Biar kamu makin paham mengenai aturan ini, simak ulasan selengkapnya di sini.

1. Apa itu 3 month rule?

ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Josh Willink)
ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Josh Willink)

Belakangan istilah baru dalam hubungan percintaan mulai banyak bermunculan. Salah satunya adalah 3 month rule atau aturan 3 bulan jika diartikan secara harfiah. Tapi sebenarnya apa itu 3 month rule? Ini merupakan semacam aturan yang ada dalam hubungan percintaan.

3 month rule diartikan sebagai aturan mengenai kepribadian pasangan pasca berkencan selama 3 bulan akan terlihat. Jika belum berkencan, aturan ini dapat diartikan juga ketika dua orang berada dalam masa PDKT atau pendekatan. 3 bulan bisa menjadi titik balik potensial dalam sebuah hubungan.

Beberapa pendapat menyatakan bahwa seseorang butuh waktu 3 bulan untuk melihat masa depan hubungan mereka, apakah berpotensi untuk dilanjutkan atau hanya cinta yang menggebu-gebu di awal semata. Dengan menerapkan 3 month rule ini kamu bisa menghindarkan dari kemungkinan love bombing.

Dalam tiga bulan banyak yang terjadi pada seseorang. Misalnya saat seseorang mendapat pekerjaan baru, maka dalam waktu tiga bulan mereka sudah mulai dapat beradaptasi. Atau melakukan hobi baru pasti sudah banyak yang dihasilkan di waktu tersebut. Maka dari itu sebuah hubungan juga pasti menunjukkan sesuatu di tiga bulan pertamanya.

2. Mengapa 3 month rule penting dalam hubungan?

ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Vija Rindo Pratama)
ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Vija Rindo Pratama)

Sebenarnya '3 month rule' masih menjadi perdebatan hingga sekarang. Banyak yang berpendapat aturan ini layak atau tidak layak diikuti. Tapi sejatinya setiap orang ingin mendapat pasangan yang sesuai dengan nilai yang mereka anut, jika ternyata terdapat perbedaan yang tidak bisa dinegosiasikan lagi maka hubungan tersebut memang tidak layak diperjuangkan.

Lalu apakah '3 month rule' sepenting itu? Untuk menjawab pertanyaan ini, kamu bisa membaca ulasan selengkapnya mengenai hal-hal yang perlu diketahui mengenai '3 month rule' berikut ini.

  • Bukti keseriusan hubungan

Tiga bulan menjadi waktu yang pas untuk melihat prospek hubungan jangka panjang. Kamu sudah mengenal setidaknya satu atau dua hal yang ada dalam diri pasangan. Mulai dari karakter hingga nilai-nilai kehidupan yang merekap percaya. Dengan mempertimbangkan hal ini maka keputusan untuk lanjut atau berhenti bisa mulai dipertimbangkan.

  • Mengenal pasangan lewat komunikasi

Sebagaiman dipercaya oleh banyak orang, komunikasi yang baik menjadi pondasi dalam sebuah hubungan. Jika dalam waktu tiga bulan ini kamu merasa cocok berinteraksi dengannya maka ini bisa jadi tanda bahwa hubungan layak untuk dilanjutkan. Tapi jika selalu ada perdebatan dan berujung maka kamu bisa mempertimbangkannya lagi.

  • Kepuasan dari fisik maupun emosional

Hubungan romantis selalu mencakup dua hal yakni bisa puas secara fisik maupun emosional. Secara fisik dalam artian saat melihatnya langsung membuatmu bahagia. Sedangkan secara emosional ia bisa memberi rasa nyaman saat bersama dan membuatmu bahagia juga.

  • Interaksi dengan orang-orang sekitar

Manusia merupakan makhluk sosial yang pasti butuh berinteraksi dengan orang sekitar. Selama tiga bulan ini kamu bisa melihat bagaimana pasangan berinteraksi dengan lingkungan mereka, mulai dari keluarga hingga pertemanan. Apakah cara mereka sesuai dengan apa yang ada pada dirimu atau berbeda, ini bisa jadi pertimbangan juga.

3. Cara terhindar dari love bombing

ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Josh Willink)
ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Josh Willink)

Saat pendekatan atau awal pacaran, seseorang rawan menjadi korban atau pelaku love bombing. Ini merupakan kondisi di mana perilaku berlebihan atau cenderung menggebu-gebu saat bersama pasangan. Misalnya memberi perhatian setiap hari, hingga melakukan sesuatu demi membuat pasangan selalu bahagia.

Dengan menerapkan '3 month rule' kamu bisa terhindar dari love bombing. Hal ini karena kamu tahu batasan dalam awal hubungan, misalnya saat ia tidak menghubungi maka lakukan hal yang sama. Jangan terlalu menggebu-gebu di awal, karena bisa jadi ini tanda munculnya love bombing.

Ternyata '3 month rule' bisa menghindarkan seseorang dari love bombing, terutama untuk kaum perempuan. Jika di awal hubungan sudah menggebu-gebu maka patut diwaspadai bahwa hal tersebut bisa masuk kategori love bombing. Dengan memahami '3 month rule' kamu bisa melihat sebenarnya perilaku pasangan tulus atau tidak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us