5 Ciri Perilaku Orang yang Memiliki Emotional Depth Rendah

2. Mereka juga merasa sulit untuk mengekspresikan diri

potret dua orang wanita sedang berbincang (pexels.com/Mental Health America (MHA))

Ciri orang dengan emotional depth rendah lainnya adalah mereka justru tidak punya keahlian dalam mengutarakan perasaan mereka dengan baik. Bagi mereka, mengekspresikan mengenai apa yang dimaksud diri sendiri itu sama menantangnya dengan memahami apa yang orang lain maksud. Daripada berusaha untuk menjelaskan maksud mereka, orang ini akan lebih memilih untuk mengalihkan topik pembicaraan.

Masalahnya, mereka sendiri tidak bisa memahami seutuhnya emosi yang mereka rasakan. Maka, pasti akan sulit mereka berbicara soal perasaan mereka. Inilah yang menjadikan begitu banyak pendapat, pemikiran, dan keyakinan mereka yang berupa misteri bagi kamu. Membuat bingung untuk ditangani, bukan?

3. Mereka tidak terbuka

potret dua orang wanita sedang berbincang (pexels.com/Liza Summer)

Mereka sebenarnya bisa begitu senang dalam membagikan detail kehidupan sehari-harinya, namun tidak pernah mengenai hal-hal yang lebih besar. Sepertinya, orang-orang seperti ini cenderung lebih mementingkan citra daripada kenyataannya. Kamu, biasanya tidak tahu banyak tentang pemikiran dan perasaannya tentang berbagai hal. Itu karena mereka juga lebih suka percakapan tetap membahas hal-hal ringan saja.

Itu adalah cara mereka bersosialisasi, mengingat mereka sendiri juga tak terbiasa mengekspresikan apa yang dirasakannya. Jadi, orang dengan emotinal depth rendah ini akan lebih tertutup tentang pandangan pribadinya. Itulah mengapa, rasanya percuma juga saat kamu menjelaskan perasaanmu padanya.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Dilakukan Ketika Merasa Emosional, Praktikkan!

4. Mereka jarang mengakui kesalahan

potret dua orang wanita sedang berbincang (pexels.com/Darina Belonogova)

Mengambil tanggung jawab atas kesalahan yang kamu lakukan biasanya meninggalkan beberapa refleksi diri atas perbuatan. Umumnya, orang-orang akan mundur dan melihat kembali bagaimana kata-kata atau tindakan itu bisa memengaruhi orang lain. Namun, kesadaran diri seperti sangat sulit dicapai oleh orang dengan emotional depth yang rendah.

Padahal, hidup tak selama berwarna cerah, baik disengaja atau tidak, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Namun, orang dengan emotional depth rendah ini cenderung enggan memahami bagaimana situasi kompleks yang diakibatkan oleh ulahnya. Jika pun ia pada akhirnya mengatakan maaf, perkataan itu sering kali tak terasa tulus. Perkataan maaf ini lebih seperti upayanya untuk menenangkan kamu, daripada untuk bersungguh-sungguh.

5. Mereka cenderung datang sebagai teman saat suasana baik saja

potret dua orang wanita sedang berbincang (pexels.com/Tim Douglas)

Terakhir, orang dengan emotional depth rendah ini biasanya melihat hubungan sebagai sesuatu yang transaksional. Alih-alih didasari oleh ikatan yang dalam, mereka biasanya bersandar karena faktor-faktor untuk mendapatkan perasaan baik saja. Intinya, jika hubungan itu membuat mereka senang, seru, dan banyak manfaat lainnya yang bisa mereka dapatkan dari hubungan itu, maka mereka akan bertahan.

Tetapi, jika hubungan itu sedang dalam keadaan sulit, lebih banyak mendatangkan kesusahan, ketidaknyamanan, dan hal-hal tak mengenakan lainnya, maka orang dengan emotional depth rendah ini akan lebih milih pergi begitu saja. Biasanya, ini juga karena mereka akan merasa canggung. Mengingat mereka juga tidak punya empati, jadi pasti akan lebih baik menurut mereka untuk kabur saja.

Orang-orang dengan emotional depth rendah sebenarnya harusnya mendapat bantuan. Kedangkalan emosi bukanlah karakter yang tidak dapat diubah. Ini bisa jadi terbentuk dari lingkungan ketika orang tersebut tinggal dan itu bisa berubah dengan dikembangkan.  Itulah mengapa penting untuk mendapatkan pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan emosional. Ini menjadikan seseorang bisa melihat dunia secara lebih mendalam.

Baca Juga: 5 Cara Menumbuhkan Empati, Kunci Hubungan yang Lebih Mendalam