Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Red Flag yang Diromantisasi sebagai Cinta Menurut Psikolog

ilustrasi pasangan (pexels.com/Ba Tik)
Intinya sih...
  • Love bombing sebagai red flag dalam hubungan, dilakukan oleh pasangan narsistik dengan tujuan manipulatif.
  • Pengendalian berlebihan, cemburu, dan rasa tidak percaya dari pasangan masuk dalam kategori red flag menurut psikolog.
  • Mengidolakan pasangan sebagai orang sempurna bisa menjadi masalah dan memicu stres dalam hubungan. Pujian berlebihan di awal bisa menjadi taktik manipulasi untuk mempercepat keintiman.

Kamu mungkin pernah merasakan kisah cinta bak negeri dongeng dengan pujian dan perhatian yang intens. Namun menurut psikolog, gak semua gestur romantis menandakan kasih sayang. Justru sebaliknya, ada tanda-tanda red flag yang diromantisasi sebagai cinta.

Karena sedang dalam mode kasmaran, kamu mungkin tidak menyadari sinyal bahaya yang diberikan pikiran dan tubuhmu tentang sifat pasanganmu. Apa saja red flag yang diromantisasi sebagai cinta menurut psikolog? Simak ulasannya bersama!

1. Love boombing

ilustrasi pasangan (pexels.com/Gabriel Bastelli)

Kamu mungkin pernah mendengar istilah love boombing. Kondisi ini terjadi ketika pasanganmu menghujanimu dengan perhatian dan hadiah melimpah, namun dengan tujuan manipulatif.

Dilansir Verywell Mind, love bombing merupakan salah satu red flag dalam hubungan. Perilaku ini biasa dilakukan oleh seorang narsistik kepada pasangannya.

Narsistik menghujani pasangan dengan pujian dan kasih sayang untuk mendekatkan mereka secara cepat. Seiring berjalannya waktu, pasangannya akan merasa berhutang budi, sehingga pelaku love boombing akan memanipulasi pasangannya secara emosional dan mengendalikan keputusan mereka.

"Sikap berlebihan dalam menunjukkan perhatian dan kasih sayang bisa menjadi pertanda love boombing, sebuah red flag yang terselubung," jelas Mark Travers Ph.D., dikutip Forbes.

2. Over protektif

ilustrasi pasangan (pexels.com/Jasmin Wedding Photography)

Suatu saat kamu merasa pasanganmu banyak mengatur keputusanmu. Ia sering cemburu dan kadang terlihat tidak percaya kepadamu. Ia berkata bahwa semua demi kebaikanmu. Kamu suka dilindungi, namun menurutmu perlindungannya berlebihan.

Pengendalian yang berlebihan dari pasangan, cemburu, dan rasa tidak percaya masuk dalam kategori red flag. Dilansir 4biddenknowledge, Dr. Harriet Lerner, seorang psikolog mengungkapka, bahwa pengendalian yang berlebihan ini sering kali berasal dari rasa tidak aman yang dimiliki pasangan.

Di sisi lain, Amber Trueblood, LMFT, seorang terapis pernikahan mengungkapakn hal senada. Pasangan yang melakukan kontrol berlebihan kemungkinan besar memiliki masalah dengan dirinya sendiri yang belum teratasi.

"Tanda bahaya umum lainnya adalah kecemburuan dan ketidakpercayaan," kata Trueblood.

3. Pedestal problem

ilustrasi pasangan (pexels.com/Rosie Ann)

Pasanganmu mungkin mengidolakanmu karena kamu cerdas, tangguh, atau punya jiwa sosial yang tinggi. Mengidolakan pasangan dalam kadar wajar tentu bukan masalah. Namun, kadang muncul bayangan tidak realistis tentang pasangan yang sempurna dan biasa disebut dengan pedestal problem.

Menurut Travers, menganggap pasangan sebagai orang sempurna bisa menjadi masalah. Hal ini menyebabkan tekanan bagi pihak yang diidolakan karena berusaha mengikuti anggapan sempurna pasangannya. Jika dijalani dalam waktu lama, hubungan ini bisa memicu stres.

Hal berkebalikan bisa terjadi. Pihak yang diidolakan bisa jadi merasa berpuas diri dan tidak mau bertumbuh dalam hubungan mereka. Situasi macam ini juga bisa menurunkan kepuasan pasangan terhadap hubungan yang dijalani.

"Pujian yang berlebihan di awal juga bisa menjadi taktik manipulasi untuk mempercepat keintiman. Kamu mungkin merasa seperti terus-menerus mengikuti audisi untuk peran pasangan yang sempurna," tambah Travers.

Tidak semua yang terlihat romantis merupakan wujud kasih sayang. Kamu perlu tahu bahwa cinta sejati muncul secara konsisten, saling menghormati, dan memungkinkan masing-masing orang untuk bertumbuh.

Tiga tanda red flag yang diromantisasi ini bisa kamu jadikan alarm dalam hubungan yang kamu jalani. Jika kamu menjumpainya, kamu bisa mengkomunikasikannya dengan pasangan agar kalian menemukan jalan keluar yang terbaik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us