Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Stop Pacaran dengan Orang Temperamental, Buruan Run!

ilustrasi pertengkaran (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi pertengkaran (pexels.com/Gustavo Fring)
Intinya sih...
  • Emosi meledak di tempat umum membuat malu
  • Sikap buruk di tempat privat menimbulkan bahaya
  • Tindakan fatal dan risiko terhadap anak
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Selama kebersamaan kamu dengan seseorang tidak terlalu sebentar, sifat temperamental pasti gampang diketahui. Mudahnya dia marah dan sikap kasarnya tak akan bisa ditutupi. Apalagi darimu yang merupakan pacarnya.

Sayangnya, ada beberapa orang yang seakan-akan menutup mata terhadap sifat temperamental pacarnya. Alasannya bisa saking sayangnya, wajar pacarnya masih muda, atau yakin nanti ia dapat berubah. Padahal, melanjutkan hubungan dengannya akan sangat membahayakan diri.

Soal cinta bahkan sebaiknya dikesampingkan kalau sudah berkaitan dengan keselamatan. Orang yang temperamental tidak bisa mengendalikan emosinya dengan baik. Bukan cuma orang lain yang menjadi target sikap kasarnya. Dirimu sebagai orang terdekat juga pasti kena getahnya. Enam hal ini bisa dijadikan bahan renungan untuk stop pacaran dengan orang temperamental.

1. Bikin malu setiap emosinya meledak di tempat umum

ilustrasi pertengkaran
ilustrasi pertengkaran (pexels.com/RDNE Stock project)

Coba hitung sudah berapa kali pacarmu mengamuk di tempat umum? Padahal dia bukan lagi anak-anak yang pantas mudah tantrum. Akan tetapi, hal-hal sepele pun dapat membuat emosinya meledak.

Sesimpel kalian hendak makan di luar tetapi gak kebagian tempat parkir, pelayan agak lama, atau uang kembalian diganti permen. Memangnya kamu tidak capek menghadapi ledakan demi ledakan emosinya? Dirimu juga mau tak mau mendengarkan kata-katanya yang kasar.

Bahkan barangkali kamu pernah melihatnya hampir berkelahi dengan orang lain. Atau, malah bogem mentahnya tanpa sengaja mendarat di wajahmu? Cinta yang baik tidak semestinya menghadirkan rasa malu yang negatif seperti di atas. Seharusnya dirimu justru bangga dan tenang tiap jalan bersamanya.

2. Di tempat privat, sikapnya lebih buruk lagi

ilustrasi pertengkaran (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi pertengkaran (pexels.com/Mikhail Nilov)

Di tempat umum saja dia kesulitan mengendalikan diri. Padahal, di usianya sekarang seharusnya ia paham tentang norma kesopanan. Bayangkan ketika kalian berdua saja. Entah ini sudah pernah terjadi atau belum, jangan mengesampingkannya.

Pada orang lain, ia barangkali cuma berteriak-teriak. Padamu, dia sampai menggebrak meja dan mencondongkan tubuhnya ke kamu sampai dirimu ketakutan. Atau, ia mencengkeram tanganmu begitu kuat.

Pikirkan seandainya kalian menikah. Makin sering kamu dan dia berdua di rumah termasuk dari malam sampai pagi yang rentan. Kalau ada masalah sedikit saja yang membuat sikap kasarnya keluar, dirimu benar-benar dalam bahaya.

3. Kamu gak tahu tindakannya bakal sefatal apa

ilustrasi KDRT (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi KDRT (pexels.com/Karolina Grabowska)

Selama ini mungkin dia cuma marah-marah secara lisan. Kalaupun ia memukul, meja yang dipukulnya. Ini yang membuatmu merasa masih aman berhubungan dengannya. Akan tetapi, dengan sifat temperamentalnya tentu dia dapat berbuat lebih dari itu.

Termasuk padamu yang konon dicintainya. Orang yang temperamental merasakan dorongan tak terbendung ketika kesal oleh apa pun. Di lain pihak, beberapa kali kamu menjadi sasaran luapan kemarahannya dapat menyurutkan nyalimu.

Ini bikin kekuatan kalian makin timpang. Dia tambah dominan dalam hubungan hingga berpotensi melakukan penyiksaan terhadapmu. Sementara kamu merasa gak bisa apa-apa selain pasrah. Lindungi diri sendiri dari hal terburuk yang mungkin dilakukannya suatu saat nanti.

4. Nantinya anak kalian juga dapat menjadi korban

ilustrasi KDRT (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi KDRT (pexels.com/RODNAE Productions)

Bukan hanya kamu yang sudah dan akan terus menjadi target kemarahannya. Bila kalian menikah, anak-anak malah di posisi yang paling lemah. Kesalahan terbesar orang yang nekat melanjutkan hubungan dengan orang temperamental ialah mengabaikan risiko ini.

Kamu gak boleh menganggap apabila hal terburuk terjadi tinggal lari atau menjerit minta tolong. Anak-anakmu belum tentu dapat melakukannya. Apalagi kalau penganiayaan itu terjadi ketika dirimu tidak di rumah.

Berita tentang orangtua yang menganiaya anak hingga tewas hanya karena terganggu suara tangisannya mesti membuatmu waspada. Jangan berpikir cuma lantaran mereka punya hubungan darah lantas hal seperti itu mustahil terjadi. Dorongan emosinya sesaat dapat mengalahkan rasa sayang sebagai orangtua.

5. Dia diminta berubah malah tambah marah

ilustrasi pertengkaran (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)
ilustrasi pertengkaran (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Coba saja kalau kamu tidak percaya. Minta ia agar mengubah sifat temperamentalnya. Kecil kemungkinan dia mau mendengarkanmu lalu bersungguh-sungguh memperbaiki diri. Setidaknya kalian bakal berdebat sengit.

Malah bisa jadi ia yang tadinya cukup tenang mendadak memarahimu. Orang yang temperamental bukan tipe penurut. Kamu tidak akan menemukan kombinasi kepribadian itu dalam satu orang. Jangankan dia menurut padamu.

Sekadar ia bersabar mendengarkan alasanmu pun barangkali tidak. Justru kecenderungan pribadi temperamental adalah tambah kasar seiring waktu. Terutama ketika dia menua nanti. Baik dirimu menasihati atau membiarkannya gak ada perubahan.

6. Dirimu berhak bahagia bersama orang yang lebih baik

ilustrasi pasangan
ilustrasi pasangan (pexels.com/Michael Obstoj)

Kamu punya hak untuk berbahagia dengan pasangan. Apakah dirimu mendapatkan kebahagiaan itu dari pacarmu sekarang? Gak usah pura-pura bahagia jika aslinya kamu menderita. Hakmu harus diperjuangkan.

Bukan dirimu cuma menunggunya berubah demi kamu. Hindari dirimu terus mengharapkan pengorbanan seorang kekasih untuk orang yang dicintainya. Dia barangkali mau berkorban hal lain seperti uang buatmu.

Akan tetapi, tidak dengan mengubah sifat temperamentalnya yang membuatmu lelah. Tentu jatuh cinta lagi pada orang lain akan butuh waktu. Namun, minimal kamu gak mengorbankan kebahagiaanmu dengan bertahan dalam hubungan yang menyiksa.

Sesabar apa pun dirimu, gak usah sok kuat menghadapi orang yang temperamental. Jangan pula terjebak dalam pemikiran dia sebenarnya baik. Kalau ia baik tentu tidak bakal bersikap kasar dan hanya memperturutkan emosinya. Apalagi padamu yang seharusnya diperlakukan dengan hormat. Oleh sebab itu, stop pacaran dengan orang temperamental demi kebaikanmu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

Cara Setiap Zodiak Jadi Tuan Rumah Acara, Ada yang Spontan hingga Romantis!

11 Okt 2025, 20:03 WIBLife