3 Tanda Kamu Terjebak di Situationship yang Bikin Self-Esteem Menurun

19 Jul 2025, 12:16 WIB

Putri Rezekina

Ilustrasi duduk bersama (Pexels.com/cottonbro studio)

Intinya sih...

Situationship bikin self-esteem turun
Tanda-tanda terjebak di situationship
Pentingnya memprioritaskan kebahagiaan dan harga diri

Belakangan, istilah situationship makin sering muncul di media sosial. Buat kamu yang belum terlalu familiar, situationship itu hubungan yang gak jelas arahnya. Bukan teman biasa, tapi juga gak bisa dibilang pacaran. Udah sayang, udah intens komunikasi, tapi gak ada komitmen yang pasti. Dan yang lebih rumit lagi, kamu gak tahu harus berharap maju atau mundur.

Masalahnya, banyak orang yang lama-lama jadi kehilangan harga diri karena terlalu lama bertahan di situationship. Awalnya mungkin merasa happy karena ada yang perhatian, tapi seiring waktu malah jadi sering overthinking, insecure, bahkan mempertanyakan nilai diri sendiri. Kalau kamu pernah atau sedang mengalaminya, bisa jadi kamu terjebak dalam pola hubungan yang justru merusak mentalmu. Yuk, kenali tiga tandanya di bawah ini!p

1. Kamu selalu bingung: “Aku ini siapa buat dia?”

ilustrasi pasangan yang kecewa karena diselingkuhi (Pexels.com/ Karolina Grabowska)

Ciri paling jelas dari situationship adalah kamu gak pernah benar-benar tahu posisi kamu dalam hidupnya. Kalian dekat, intens ngobrol tiap hari, saling curhat, kadang jalan bareng, tapi gak pernah ada obrolan serius tentang “kita ini apa.” Setiap kali kamu coba tanya, dia malah menghindar, bilang “jalanin aja dulu”, atau lebih parahnya, malah nuduh kamu terlalu baper.

Hal seperti ini lama-lama bisa bikin kamu ngerasa gak cukup layak untuk dijadikan pasangan seseorang. Kamu mulai mempertanyakan diri sendiri: "Apa aku gak cukup baik? Kurang cantik? Gak seru?" Semua itu bikin self-esteem kamu turun drastis. Padahal masalahnya bukan di kamu, tapi memang dia gak pernah berniat jelas sejak awal. Kamu jadi terus-terusan menebak-nebak perasaannya, dan semakin kamu mikir, semakin kamu tersiksa.

2. Kamu merasa harus jadi versi terbaik setiap saat, biar dia tetap tertarik

Ilustrasi tertawa bersama (Pexels.com/Katerina Holmes)

Ketika berada di hubungan yang gak pasti, kamu jadi merasa harus tampil sempurna supaya dia gak pergi. Kamu nahan diri buat gak terlalu nuntut, takut dianggap ribet. Kamu juga gak berani cerita tentang hal-hal yang bikin kamu down, takut dibilang “gak seru” atau “gak asik diajak ngobrol.” Setiap interaksi jadi semacam ajang pembuktian: “Aku layak diperjuangkan, kan?”

Padahal dalam hubungan yang sehat, kamu seharusnya bisa jadi diri sendiri tanpa takut ditinggalkan. Tapi karena kamu gak pernah tahu seberapa besar dia peduli, kamu jadi overthink setiap gerak-geriknya. Pelan-pelan, kamu mulai kehilangan versi asli dirimu. Kamu gak lagi tahu apa yang kamu suka atau gak suka, karena semuanya kamu sesuaikan demi dia. Jelas, ini bukan cinta yang sehat.

3. Kamu lebih sering cemas dan lelah daripada bahagia

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Budgeron Bach)

Hubungan yang sehat mestinya bikin kamu tenang, bukan makin capek mikirin hal yang gak pasti. Tapi di situationship, perasaanmu lebih sering penuh tanda tanya. Hari ini dia manis banget, besoknya ngilang tanpa kabar. Kamu jadi terus menerka, “Salahku di mana?” atau “Apa aku terlalu nempel?” Energi emosionalmu habis buat hal-hal yang gak jelas arahnya.

Dan parahnya, kamu tahu ini gak sehat, tapi tetap bertahan karena takut kehilangan dia sepenuhnya. Kamu lebih takut ditinggal, daripada kehilangan dirimu sendiri. Rasa capek ini gak selalu kelihatan dari luar, tapi efeknya bisa besar: kamu jadi murung, susah fokus, bahkan kehilangan semangat buat ngelakuin hal-hal yang dulu kamu suka. Kalau kamu udah sampai tahap ini, itu tanda bahwa hubungan ini bukan cuma gak sehat, tapi juga bisa meracuni self-esteem mu.

Intinya, bertahan di situationship yang gak jelas cuma akan bikin kamu makin menjauh dari diri sendiri. Kamu pantas punya hubungan yang pasti, di mana keberadaanmu dihargai, dan rasa sayangmu gak digantung. Kamu selalu berhak mundur dari sesuatu yang bikin kamu kehilangan harga diri.

Jadi kalau sekarang kamu lagi bingung, tanya ke diri sendiri: “Apa aku bahagia? Apa aku masih bisa jadi diriku sendiri di hubungan ini?” Kalau jawabannya tidak, mungkin sudah waktunya kamu berhenti. Ingat, hidup cuma sekali. Prioritaskan kebahagiaanmu mulai detik ini!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.