5 Tips Menjadi Pasangan yang Suportif, Jangan Menggagalkan Rencana

- Jangan menggagalkan rencana atau niat baik pasangan
- Hindari kritik berlebihan saat hasil belum maksimal
- Kasih masukan yang membangun, rasional, dan aplikatif
Sikap suportif dalam hubungan penting agar baik kamu maupun pasangan merasa didukung. Terutama ketika masing-masing menghadapi masalah atau tantangan. Jika pasangan merasa gak pernah mendapat support darimu, dia kurang bersemangat.
Atau, ia malah berusaha mencari dukungan dari orang lain. Nanti kamu merasa cemburu. Dukungan di sini juga punya arti yang luas. Tidak cuma saat pasangan sedih bukan kepalang karena sesuatu.
Bila dia dalam suasana duka mendalam seperti orangtuanya berpulang, otomatis kamu bersikap suportif. Akan tetapi, dalam keseharian bisa lebih sulit untukmu memastikan telah cukup suportif atau belum. Supaya dirimu dapat memperlakukan pasangan secara tepat, pahami lima hal berikut. Dukunganmu berarti besar untuknya.
1. Jangan suka menggagalkan rencana atau niat baiknya

Sadarkah kamu bahwa terkadang dirimu yang menjadi penghalang rencana atau niat baik pasangan? Tentu kamu punya alasan di balik pertimbanganmu. Akan tetapi, pasangan juga gak menyusun rencana secara sembarangan.
Contohnya, pasangan sudah berpikir jauh ke masa depan. Ia ingin gak cuma menyiapkan dana pensiun untuk masa tua bersamamu. Dia berhitung dan paham bahwa dana pensiun sebanyak apa pun tak menjamin masa tua kalian aman.
Ia hendak menyiapkan usaha yang dapat dijalankan selepas tidak lagi bekerja di kantor. Pilihannya jatuh ke budi daya lele dalam galon bekas karena gak perlu bikin kolam. Akan tetapi, kamu buru-buru menolak gagasan itu lantaran pasangan belum pernah memelihara ikan apa pun. Lebih bijak dirimu memberi kesempatan pasangan untuk mencobanya.
2. Hindari kritik berlebihan saat hasil belum maksimal

Masih dengan contoh pasangan ingin membudidayakan lele di rumah. Kalau percobaannya gagal, kamu jangan mengkritiknya secara berlebihan. Mungkin sebagian anakan lele yang dibelinya mati begitu saja dalam beberapa hari.
Alih-alih dirimu kasih kritik pedas ke pasangan, mending kalian sama-sama mencari tahu kemungkinan penyebabnya. Bila segala hal begitu mudah dilakukan, tentu gak bakal ada kata gagal dalam kamus. Bersikaplah biasa-biasa saja dalam menghadapi kegagalan pasangan.
Jika kritikmu amat keras dan tak berkesudahan, pasangan dapat mengartikannya beberapa hal. Pertama, dirimu marah sekali padanya. Kedua, kamu melarangnya melakukan kembali sesuatu hanya karena kegagalan tersebut. Dalam usaha apa pun, hasil biasanya dipetik secara bertahap. Tidak tiba-tiba seseorang sukses besar.
3. Kasih masukan yang membangun, rasional, dan aplikatif

Kritik berlebihan di tengah kegagalan pasangan seperti menempatkannya di jalan buntu. Pasangan bakal tambah capek serta putus asa. Sementara itu, masukan tak ubahnya pencerahan. Namun, masukan darimu mesti membangun, rasional, dan cukup mudah dilakukan.
Sekalipun kamu sama awamnya dengan pasangan dalam satu hal, bukan berarti dirimu tidak mampu kasih saran yang bagus. Gunakan pengamatanmu. Boleh jadi kamu bakal menemukan ide yang belum pernah terlintas di benaknya.
Masih pakai contoh budi daya lele dalam galon bekas buat persiapan usaha setelah pensiun. Kamu barangkali mengamati bahwa benih lele mulai mati setelah air gak diganti lebih dari dua hari. Sampaikan pada pasangan supaya mencoba mengganti air minimal 2 hari sekali.
4. Mau patungan selama hasilnya buat bersama

Bentuk sikap suportif yang gak kalah penting ialah berkaitan dengan pendanaan. Apabila rencana atau niat baik pasangan butuh biaya, jangan terlalu pelit serta bersikap gak mau tahu. Terutama jika hasil dari rencana itu nantinya juga akan dinikmati bersama.
Kamu justru dianjurkan untuk bisa ikut patungan semampumu. Kalau pasangan yang punya inisiatif dan pendapatannya lebih gede, iurannya juga boleh lebih besar. Sementara dirimu yang belum ada bayangan terkait eksekusinya berinvestasi sedikit dulu.
Dengan begitu, ada perasaan gotong royong di antara kalian. Lain dengan bila rencana atau niat pasangan hanya untuk keperluan pribadinya. Dirimu gak kasih dukungan berupa uang pun tak masalah.
5. Jangan menyalahkan pasangan atas kegagalannya

Kalau cuma menyalahkan, semua orang juga dapat dengan mudah melakukannya. Bahkan tanpa dirimu tahu persis apa saja yang sudah diupayakan pasangan. Namun, pahami bahwa sikap suka menyalahkan begini cuma bikin pasangan tertekan.
Dia sudah berusaha agar berhasil. Ia juga kecewa dengan kegagalannya. Dirimu tidak perlu menambahi perasaan negatifnya. Gagal tidak selalu karena kesalahan pribadi. Kadang kegagalan cuma disebabkan momennya belum tepat.
Bahkan apabila pasanganmu mesti bersaing dengan banyak orang, peluang keberhasilan dibandingkan kegagalan menjadi lebih tipis. Harus ada orang yang berhasil atau gagal di antara mereka. Pun dia yang telah berusaha maksimal pasti sedang terpukul. Gak sepantasnya dirimu menambah rasa sesak di dadanya.
Menjadi pasangan yang suportif tidak berarti kamu selalu mendukung apa pun yang dilakukannya. Bila rencananya negatif, tentu dirimu berkewajiban mengingatkan bahkan melarangnya. Namun, selama apa yang hendak atau sudah dilakukannya positif, tunjukkan support-mu.