Untukmu yang Telah Mengisi Lipatan Hatiku, Selalu Ada Rindu untuk Kembali

Merelakan ratusan hari yang pernah kita lalui bersama jelas tak mudah. Rasa nyaman yang kudapat darimu membuatku tak berpikir untuk melirik wanita lain selain dirimu. Sayangnya, yang terjadi justru jauh berbeda. Setelah beberapa tahun kita lewati bersama. Kamu tiba-tiba saja merasa…Hambar. Lalu  akhirnya kamu memilih menyerah meninggalkanku dengan rasa yang masih sama.

Terkejut? tentu saja. Aku sampai tak percaya bahwa tak ada lagi kata “kita” diantara kamu dan aku

Aku selalu bersyukur bisa menemukan wanita yang membuatku sedemikian nyamannya. Pikirku melewati tahun bersama denganmu adalah suatu kesyukuran. Ada saat dimana aku menikmati duduk sendiri berteman dengan ice green tea kesukaanku sambil menatap apa saja yang ditangkap mataku. Sembari memutar kenangan masa dulu tentang kamu dan kebiasaan-kebiasaan sederhana kita.

Jika biasanya selalu ada kamu yang menemani hari-hariku, kini aku harus siap melakoni segala sesuatunya sendiri. Memikirkan perpisahan kita bahkan membuatku seperti ingin mati

Menjadi pihak yang belum bisa merelakan tak ayal aku mencoba meyakinkanmu untuk kembali. Sebab hari-hari setelah tak ada kamu rindu tak tahu malu datang menyelinap mengusik malam-malam panjangku sekilas membawa kembali memory tentang kita. Kamu tak akan pernah tahu bagaimana aku berusaha bertahan. Hubungan yang pernah kita jalani terlalu panjang untuk tak menyisakan kenangan.

Entah ada keyakinan kecil dalam diri bahwa hubungan kita masih bisa diselamatkan. Bagiku memilih memperjuangkanmu kembali adalah pilihan yang tepat. Meski keyakinan ini hanya kecil dan kadang membuatku keliru. Aku tetap yakin bahwa hatimu merupakan rumah yang paling pas dan nyaman untukku pulang. Aku akan berjuang untukmu sekali lagi. Sambil berjalan kita bisa melepaskan diri lalu memulai kembali.

Aku menyediakan hati yang luas, selalu ada rindu untuk kembali wahai kamu yang selalu mengisi lipatan hatiku.