Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Waspadai 6 Ciri Teman yang Berpengaruh Buruk Padamu

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Julia Larson)

Kamu adalah teman terdekatmu. Maknanya, sahabat berpengaruh besar dalam kehidupanmu sehingga bisa mengubahmu menjadi sama seperti dirinya. Maka dari itu, berhati-hatilah dalam memilih kawan.

Teman yang mulanya terasa begitu baik dan cocok denganmu bisa berubah membahayakan. Celakanya, kedekatan kalian membuatmu nyaris tidak menyadari akibat buruk yang ditimbulkan dari pertemanan itu. Jika kamu diingatkan oleh orang lain, dirimu justru marah. Lekaslah mewaspadai kalau temanmu menunjukkan ciri sebagai berikut.

1. Tidak suka saat kamu lebih rajin

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Baik kamu rajin beribadah, belajar, bekerja, maupun membantu orangtua; ia seperti tidak menyukainya. Dia selalu ingin menarikmu ke dalam kemalasan dan menemaninya. Hari-hari kalian diisi dengan kegiatan yang minim manfaat.

Sebelum memutuskan untuk menjauhinya, kamu bisa mencoba menasihatinya dulu. Siapa tahu dia tergugah buat meniru perilakumu sekarang yang lebih rajin. Akan tetapi kalau ia bandel, mending kamu yang menjaga jarak ketimbang terpengaruh olehnya.

2. Mendorongmu untuk memboroskan uang

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Teman yang baik seharusnya merasa tidak enak bila mencampuri penggunaan uangmu. Jika kamu meminta saran keuangan darinya, pasti ia menekankan agar dirimu bijaksana dalam mengatur keuangan. Salah satunya, dengan tidak terlalu boros.

Namun, hati-hati apabila seseorang justru mendorongmu untuk menghabiskan setiap uang yang diterima. Teman tipe begini bakal lepas tangan apabila uangmu benar-benar ludes. Jangan sampai pertemananmu dengannya bikin kamu gak pernah bisa menabung sebagian dari hasil kerja kerasmu.

3. Mengajakmu mengonsumsi miras dan narkoba

ilustrasi mabuk (pexels.com/Leticia Curvelo)

Untuk teman seperti ini, kamu harus langsung bersikap tegas. Walaupun ajakannya baru sekali dan dirimu tidak dapat memastikan dia serius atau bercanda, anggap saja ia serius. Bahkan boleh jadi dia telah terbiasa mengonsumsi keduanya.

Bila pun ternyata itu cuma lelucon dan ia kaget dengan reaksimu yang menjauhinya, salahkan saja dia. Ajakan mengonsumsi miras dan narkoba tak layak dijadikan bahan bercanda. Sebab jika itu sampai terjadi, kamu dapat menjadi pecandu dan rusaklah tubuh maupun masa depanmu.

4. Menertawakan kamu yang berprinsip no sex before marriage

ilustrasi pertemanan (pexels.com/cottonbro studio)

Terlepas dari temanmu sudah kerap melakukannya sebelum pernikahan, semestinya dia tetap menghargai prinsipmu yang berbeda. Ini kan, tubuhmu. Terserah kamu kapan akan melakukan hubungan seks pertama kali.

Jangan sampai pandangannya yang menganggap kamu kolot menggoyahkan pendirianmu. Andai dia sampai menakut-nakutimu bakal menjadi perawan tua atau pria yang nol pengalaman bercinta, cuek saja. Kamu kan, memang tidak ingin punya pengalaman seks sebelum menikah apalagi berganti-ganti pasangan.

5. Gak menghargai passion dan kerja kerasmu

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Yan Krukau)

Jangan percaya seseorang adalah teman sejatimu apabila ia tidak mampu menghargai passion dan kerja kerasmu. Sahabat mestinya senantiasa mendukungmu untuk meraih mimpi. Gak ada gunanya berkawan akrab dengannya.

Kalaupun kamu hendak menjelaskan betapa pentingnya passion itu bagimu dan alasan dari kerja kerasmu, lakukan sekali saja. Tinggalkan jika dia mendebatmu atau justru tambah keras tertawa. Kamu tidak membutuhkan teman yang mengendurkan semangatmu dalam bekerja sesuai  passion.

6. Menjauhkanmu dari keluarga dan teman-teman yang lain

ilustrasi pertemanan (pexels.com/William Fortunato)

Apakah sikapnya seolah-olah hendak menjadikanmu miliknya seorang? Gak usah tersanjung dengan perlakuannya padamu. Boleh jadi itu bakal membahayakanmu.

Begitu kamu jauh dari keluarga dan teman-teman lainnya, pengaruhnya terhadapmu menjadi begitu besar. Bisa saja dia tidak sebaik dugaanmu. Ketika ia mulai memengaruhimu untuk melakukan hal-hal negatif, tak ada keluarga atau teman lain yang dapat segera menolongmu.

Di usia berapa pun, kamu harus berhati-hati memilih teman. Orang yang berpotensi salah jalan dalam hidupnya bukan cuma remaja atau dewasa awal, kok. Di usia yang lebih matang pun, kamu belum tentu mampu menangkis setiap pengaruh buruk teman. Lebih baik sejak awal kamu menyeleksinya dengan ketat. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us