Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Dampak Menggunakan Akrilik pada Kuku Alami, Perhatikan!

ilustrasi memakai kuku akrilik (unsplash.com/giorgiotrovato)

Kuku akrilik adalah salah satu jenis perawatan kecantikan yang melibatkan penggunaan campuran monomer cair dan polimer bubuk untuk membentuk lapisan keras di atas kuku alami. Proses ini memungkinkan untuk memperpanjang dan memperkuat kuku, membuatnya lebih tahan lama dibandingkan dengan cat kuku biasa.

Menggunakan akrilik untuk nail art seringkali memberikan tampilan yang indah dan kuat secara instan. Namun, ketika akrilik dilepas, kuku alami mungkin tidak hanya terlihat rapuh tetapi juga terasa lemah. Untuk menambah pengetahuanmu tentang nail art, ketahui dampak yang terjadi pada kuku alami ketika menggunakan akrilik.

1. Kuku menjadi lemah dan rapuh

ilustrasi memijat jari tangan (pexels.com/shvetsproduction)

Penggunaan kuku akrilik dapat menyebabkan penipisan dan pelemahan pada kuku alami. Ini sering kali terjadi karena proses aplikasi yang melibatkan penggosokan yang kuat untuk membuat permukaan kuku kasar, serta penggunaan bahan perekat yang keras untuk menempelkan bahan akrilik pada kuku alami.

Teknik penggosokan yang tidak tepat dapat mengakibatkan lapisan kuku yang tipis dan lebih rentan terhadap kerusakan. Perlu diketahui bahwa, hasil akhir kuku alami setelah melepaskan kuku akrilik sangat dipengaruhi oleh keahlian teknisi yang melakukan proses tersebut serta kualitas produk yang digunakan dalam aplikasi.

Jika seorang teknisi kuku tidak memiliki keahlian yang memadai, mereka mungkin akan menggosok atau menghaluskan kuku secara tidak benar. Tentu saja hal ini dapat mengakibatkan kuku menjadi tipis dan rapuh.

2. Bisa timbul reaksi alergi

ilustrasi kuku (pexels.com/cottonbro)

Dilansir Medical News Today, penggunaan kuku akrilik dapat menyebabkan reaksi alergi yang dikenal sebagai dermatitis kontak, sebuah kondisi di mana kulit merespons alergen tertentu yang bersentuhan dengannya. Reaksi alergi ini sering kali disebabkan oleh bahan kimia yang terdapat dalam bahan akrilik itu sendiri atau lem yang digunakan untuk pemasangannya.

Gejalanya dapat bervariasi dari kemerahan atau perubahan warna pada kulit, rasa gatal, kulit yang mengelupas, hingga daerah kulit yang kering atau pecah-pecah. Beberapa individu mungkin juga mengalami reaksi yang lebih serius seperti pembengkakan atau pembentukan ruam pada area yang terkena. 

3. Terpapar bahan kimia

ilustrasi mengeringkan cat kuku (pexels.com/karolinagabrowska)

Terpapar bahan kimia menjadi salah satu dampak yang sering terjadi ketika menggunakan kuku akrilik. Proses aplikasi kuku akrilik melibatkan penggunaan monomer cair dan polimer bubuk yang mengandung bahan kimia tertentu. Paparan berulang terhadap zat-zat kimia ini dapat menyebabkan kerusakan pada kuku alami dan kulit di sekitarnya.

Beberapa bahan kimia seperti methyl methacrylate (MMA), pada beberapa kasus masih digunakan meskipun dilarang di beberapa negara. Bahan kimia ini dapat menyebabkan iritasi, perubahan warna kuku, kepekaan, dan dalam kasus yang parah, luka bakar kimia. Oleh karena itu, penting untuk memilih menggunakan produk aman untuk menghindari paparan terhadap bahan kimia yang digunakan dalam proses aplikasi kuku akrilik.

4. Bisa menimbulkan infeksi kuku

ilustrasi memakai cat kuku (pexels.com/karolinagabrowska)

Proses aplikasi kuku akrilik melibatkan penggunaan perekat yang dapat menyebabkan peningkatan kelembaban di bawah kuku buatan tersebut. Jika kuku akrilik terlepas atau terangkat dari kuku alami, kelembaban dapat terperangkap di bawahnya, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri dan jamur.

Infeksi kuku ini dapat menimbulkan gejala seperti kemerahan, pembengkakan, nyeri, dan pembentukan nanah di sekitar kuku. Jika tidak diobati dengan benar, infeksi ini dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada kuku alami.

5. Menghambat pertumbuhan kuku

ilustrasi kuku (pexels.com/pixabay)

Saat kuku akrilik dipasang, permukaan kuku alami ditutup rapat dengan bahan kimia seperti monomer cair dan polimer serbuk. Hal ini dapat mengurangi aliran darah dan oksigen yang penting bagi pertumbuhan kuku yang sehat.

Selain itu, bobot tambahan dari kuku akrilik juga dapat menambah tekanan pada kuku alami, menyebabkan risiko patah atau retak saat kuku tumbuh. Akibatnya, pertumbuhan kuku alami bisa melambat dan menyebabkan perubahan pada tekstur serta penampilan kuku.

Mengetahui semua ini memungkinkan kamu untuk mengambil keputusan yang lebih bijak dalam merawat kesehatan kuku alami. Jadi, jangan abaikan kesehatan kuku kamu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shasya Khairana
EditorShasya Khairana
Follow Us