Mencintai dan dicintai adalah hak semua orang, sesulit apapun hal itu dapat terjadi. Banyak orang yang bilang bahwa orang-orang yang skeptis justru sangat sulit untuk mencintai. Apakah benar?
Skeptis adalah perasaan ragu atau tidak mudah percaya terhadap apapun di sekitarnya yang biasanya muncul karena peristiwa yang sebelumnya telah ia alami. Wanita skeptis biasanya cenderung kritis dan mencoba untuk selalu kuat. Lantas, saat seorang wanita skeptis jatuh cinta, bagaimana reaksi mereka?
Kebanyakan perempuan skeptis tidak langsung mengetahui perasaan yang tumbuh di dirinya. Ia akan menganggap itu hanya sebuah perasaan kagum, sekadar suka, atau cinta monyet yang tidak berujung kepada perasaan yang serius.
Namanya juga perasaan, pasti akan tumbuh kian waktu. Dalam tahap ini, sebagian dari kita pasti sudah meyakini bahwa ini cinta, namun tidak untuk para perempuan skeptis. Mereka akan selalu menyangkal perasaan ini dengan segala alasan yang mereka buat di kepala mereka.
Saat sudah ada yang tidak bisa disangkal lagi, ia mulai bertanya-tanya kepada dirinya. "Kenapa aku harus mencintai dia?", "Kenapa perasaan ini berbeda dari biasanya?", "Bagaimana kalau dia mencintai orang lain?", dan pertanyaan lain yang tak bisa dihitung jumlahnya.
Selain pertanyaan kepada dirinya, perempuan skeptis otomatis memenuhi otaknya dengan ratusan skenario tentang apa yang akan terjadi bila ia tetap mencintai orang ini. Skenario negatif inilah yang akan membuatnya overthinking dan terus menerus merasa gundah.
Tidak dapat dipungkiri pertanyaan-pertanyaan inipun datang karena ia memiliki pengalaman buruk tentang percintaan. Mungkin ia pernah dikhianati, diduakan, dicampakkan, dibohongi, dan luka-luka tersebut masih membekas di hidupnya sehingga ia tidak ingin jatuh dalam lubang yang sama.
Dalam keadaan mencintai, wanita skeptis selalu berperang dengan dirinya sendiri dan membuat ia lelah batin. Namun saat orang yang ia suka berada di hadapannya, ia akan selalu terlihat kuat, tegar, dan independen dengan harapan bahwa orang yang ia cintai akan terbuai dengan sikap mandirinya sebagai wanita.
Baik sekuat apapun ia merasa, wanita skeptis akan selalu memiliki momen jatuh cinta saat ia melihat sang lelaki melakukan hal-hal kecil yang dapat membuatnya terpesona dengan mudah, seperti tatapan atau senyuman. Momen inilah yang akan membuat ia sangat lengah dan tak bisa berbuat apa-apa selain mengagumi diam-diam.
Keadaan dan waktu akan berbicara pada wanita skeptis untuk membiarkan perasaan yang ia miliki mengalir. Sedikit demi sedikit, prasangka negatif akan terganti dengan rasa menerima.
Di saat yang tepat, walau sedikit kegelisahan dan prasangka masih ada, wanita skeptis akan mengakui bahwa ia mencintai orang tersebut. Bagaimanapun nantinya, ia akan berusaha bahagia dan mengagumi sosok yang ia cintai.
Bila kamu adalah wanita yang terhitung skeptis, apakah kamu pernah merasakan ini semua?