Profil Okky Madasari, Penulis dan Novelis yang Cinta Isu Sosial

Tantangan terberatnya adalah membuat dirinya tetap menulis

Jakarta, IDN Times - Okky Madasari merupakan penulis asal Magetan, Jawa Tengah. Namanya dikenal sebagai sosok penulis sekaligus novelis yang menelurkan banyak karya unik dan penuh intrik sosial maupun politik.

Dalam acara Real Talk by Uni Lubis yang berlangsung di IDN Media HQ pada Kamis (7/12/2023), Okky Madasari mengungkapkan pandangan dan kecintaannya terhadap dunia tulis-menulis. ia juga membeberkan tantangan terbesarnya sebagai penulis. Apakah itu?

1. Kecintaannya menulis sudah terpupuk sejak dini

Profil Okky Madasari, Penulis dan Novelis yang Cinta Isu SosialOkky Madasari dalam acara Real Talk by Uni Lubis yang berlangsung di IDN Media HQ, Jakarta, pada Kamis (7/12/2023). (youtube.com/IDN Times)

Perempuan bernama lengkap Okky Puspa Madasari ini, lahir di Magetan, 30 Oktober 1984. Magetan menjadi kota tempatnya menghabiskan masa kecil hingga remaja. Rupanya, ia sudah mencintai dunia tulis-menulis dan jurnalistik sejak kecil hingga menjadi ketua dari majalah sekolah. 

"Dulu, informasi tentang cerita-cerita itu kan sangat terbatas. Saya dari kampung, saya dari kota kecil di Jawa Timur. Perpustakaan gak ada, internet juga belum zamannya. Jadi, orang hanya membayangkan apa yang dia bisa. Nah, karena saya suka menulis dari dulu, saya membayangkan saya pengen jadi jurnalis," ceritanya.

Akhirnya, ia sempat menjadi jurnalis sejak kuliah dan lulus dari Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun 2005. Pekerjaan itu berlanjut setelah lulus. Di samping itu, Okky mengaku suka membaca koran.

Ia memiliki mimpi bahwa suatu saat akan menulis dan tulisannya mampu memberikan dampak untuk orang lain. Sayangnya, seorang penulis novel terkesan bukan profesi kala itu.

"Ketika saya memutuskan untuk bikin novel pertama, wah pertanyaan datang dari mana-mana, 'Harusnya kan kerja aja!'. Tapi sekarang, ya udah gak perlu dipertanyakan lagi. Semua butuh waktu untuk menjawab itu," katanya.

2. Sosok penulis fiksi dan nonfiksi yang ingin membangun kesadaran pembaca melalui sastra

Profil Okky Madasari, Penulis dan Novelis yang Cinta Isu SosialOkky Madasari dalam acara Real Talk by Uni Lubis yang berlangsung di IDN Media HQ, Jakarta, pada Kamis (7/12/2023). (youtube.com/IDN Times)

Sebagai seorang penulis, Okky percaya bahwa medium sastra bisa menyentuh hati para pembacanya untuk memiliki wawasan yang lebih luas. Novel pertamanya yang berjudul Entrok (2010), menggambarkan bagaimana kehidupan saat masa Orde Baru. Novel itu juga terinspirasi dari kisah keluarga, terutama neneknya.

"Saya sangat percaya kekuatan sastra dalam membangun kesadaran pembaca. Ketika kita mau menggambarkan apa yang terjadi di Orde Baru, akan lebih efektif, akan lebih bisa menyentuh kesadaran kalau itu diceritakan lewat sastra. Jadi, karena saya sangat percaya, saya menggunakan medium sastra untuk mengangkat persoalan dalam masyarakat," jelasnya.

Okky ingin memotret segala permasalahan yang ia temui dalam karya-karyanya. Salah satu novel berjudul 86 mengangkat cerita tentang korupsi.

Lebih lanjut katanya, "Saya punya novel judulnya 86, kode polisi. Nah, itu tentang korupsi, KPK. Jadi saya ingin memotret persoalan di Indonesia mulai dari yang masa lalu, sejarah, orde baru, korupsi, diskriminasi pada minoritas, sampai persoalan sosial media itu hadir di novel novel saya."

3. Okky menempuh pendidikan hingga S3

Profil Okky Madasari, Penulis dan Novelis yang Cinta Isu SosialOkky Madasari dalam acara Real Talk by Uni Lubis yang berlangsung di IDN Media HQ, Jakarta, pada Kamis (7/12/2023). (youtube.com/IDN Times)

Okky dikenal dengan kepeduliannya terhadap isu sosial seperti diskriminasi, ketidakadilan, kemanusiaan. Ketertarikannya terhadap topik-topik tersebut semakin didalami saat mengenyam pendidikan sarjana hingga doktoral.

Okky melanjutkan pendidikan magister bidang Sosiologi di Universitas Indonesia pada 2012 dan lulus dengan tesis berjudul “Genealogy of Indonesian Novels: Capitalism, Islam and Critical Literature”. Berbekal beasiswa penuh, ia melanjutkan pendidikan doktoral di National University of Singapore pada tahun 2019.

Menariknya, disertasi Okky membahas tentang sensor budaya era rezim Suharto. Topik tersebut membuatnya mendalami sejarah dan menganalisa peristiwa-perisitwa untuk mengerti apa yang terjadi di era sekarang.

"Disertasi saya tentang kontrol terhadap pengetahuan, terhadap informasi. Knowledge production itu termasuk kontrol terhadap karya seni, berita, media, ilmu pengetahuan. Pembungkaman terhadap berbagai bentuk produksi pengetahuan," jelas penerima penghargaan sastra Khatulistiwa Literary Award (2012) itu.

Baca Juga: 6 Buku Populer Karangan Okky Madasari, Unik dan Penuh Intrik Sosial  

4. Tantangan besar sebagai penulis

Profil Okky Madasari, Penulis dan Novelis yang Cinta Isu SosialOkky Madasari dalam acara Real Talk by Uni Lubis yang berlangsung di IDN Media HQ, Jakarta, pada Kamis (7/12/2023). (youtube.com/IDN Times)

Sepanjang lebih dari 10 tahun, Okky sudah menelurkan banyak buku fiksi dan tulisan nonfiksi. Ada Entrok, 86, Maryam, Pasung Jiwa, Kerumunan Terakhir, Yang Bertahan dan Binasa Perlahan, Mata di Tanah Melus, Mata dan Rahasia Pulau Gapi, Mata dan Manusia Laut, Mata dan Nyala Api Purba, serta judul lainnya.

Di balik itu, Okky tetap menghadapi tantangan-tantangan berat sebagai penulis. Bagi Okky, tantangan terberatnya adalah menghadapi dan menyakinkan diri sendiri untuk terus menulis.

"Challenge terbesar untuk menyakinkan kita bahwa kita harus menulis. Kamu gak akan bisa dikenal publik (kalau tujuannya dikenal publik), hanya dari satu buku. Kamu gak akan bisa memberikan dampak hanya dengan menulis sekali lalu selesai. Menulis udah jadi jalan yang harus kita lakukan. Jadi penulis artinya harus menulis dalam bentuk apa pun, menyuarakan sesuatu, dan menjadikan itu bagian dari hidup kita. Itu gak mudah, itu challenge besar," tuturnya.

Terkadang, ia merasa sedih melihat banyaknya penulis muda yang berhenti usai menghasilkan satu buku. Terlepas dari faktor-faktor tertentu, hal itu membuatnya semakin meneguhkan diri bahwa kekonsistenan untuk menulis jadi isu yang menantang.

5. Rutinitas sehari-hari Okky Madasari

Profil Okky Madasari, Penulis dan Novelis yang Cinta Isu SosialOkky Madasari dalam acara Real Talk by Uni Lubis yang berlangsung di IDN Media HQ, Jakarta, pada Kamis (7/12/2023). (youtube.com/IDN Times)

Dalam diskusi seru bersama Editor in Chief IDN Times, Okky membocorkan rutinitasnya sehari-hari. Di balik aktivitas yang padat, ia selalu menyempatkan untuk olahraga santai, yaitu jalan pagi.

"(Saya bangun) lumayan pagi karena anak harus sekolah. Setelah itu olahraga, jalan pagi. Di Singapura selalu jalan pagi, di Indonesia selalu jalan pagi. Itu keseharian pertama. Saya percaya produktivitas ada kaitannya dengan kebugaran fisik. Olahraga pagi itu jadi kunci," katanya.

Selebihnya, Okky pasti akan membaca dan menulis. Namun, ia tetap mencari aktivitas lain agar hari-harinya terasa lebih menyenangkan.

"Saya harus cari aktivitas lain. Saya main piano, saya banyak hiking, hal-hal yang membuat fun di luar menulis dan membaca. Saya betul-betul menjaga agar hari-hari tetap inspiring, penuh inspirasi," ungkap Founder Omong-Omong Media tersebut.

Baca Juga: Okky Madasari Ungkap Mitos Jokowi Orang Baik hingga Netral

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya