Unlearn dan Unleash, Ciptakan Kesetaraan Gender dan Inklusi

Stereotyple perlu dibasmi

P&G AMA (Asia Pacific, Middle East, and Africa) berkomitmen mencapai kesetaraan gender dan inklusivitas di seluruh dunia. Berkenaan dengan itu, P&G berkolaborasi dengan UN Women menggelar Summit tahun keempat. Acara ini diselenggarakan secara daring pada tanggal 10-11 Mei 2022.

Mengusung tema "Unlearn and Unleash #WeSeeEqual", P&G mengundang banyak pemimpin global sebagai pembicara. Diskusi panel sesi kedua yang berlangsung pada Selasa (10/5/2022) ini menjelaskan pentingnya unlearn dan unleash untuk mengatasi isu global. Berikut poin penting yang perlu kamu simak.

1. P&G berkomitmen untuk menciptakan lingkup kerja yang lebih peduli pada kesetaraan gender dan inklusivitas

Unlearn dan Unleash, Ciptakan Kesetaraan Gender dan InklusiMagesvaran Suranjan dalam P&G #WeSeeEqual Summit 2022. Selasa (10 Mei 2022). IDN Times/Adyaning Raras

Magesvaran Suranjan selaku President dari P&G AMA mengatakan bahwa P&G terinspirasi untuk menciptakan dunia yang lebih setara. Artinya, perusahaan juga mendukung adanya kesetaraan dan inklusivitas yang bisa diterima oleh semua orang.

Untuk bisa mencapai titik tersebut, Magesvaran Suranjan percaya pada apa yang disebut unlearn dan unleash. Kedua hal ini menjadi tema besar P&G #WeSeeEqualSummit 2022 yang menandakan bahwa kita semua perlu mengesampingkan apa yang sudah menahan kita di masa lalu. Tidak semua hal yang kita pahami itu benar, itulah sebabnya penting menerapkan konsep unlearning.

Kita perlu mengesampingkan atau bahkan membuang hal-hal yang selama ini sudah menghambat perempuan untuk bisa tampil optimal. Kita perlu membuang bias dan stereotype yang selama ini masih ada di masyarakat, media, dan lingkungan kerja.

2. Kesetaraan gender di seluruh dunia masih menjadi isu global yang perlu diperbaiki

Unlearn dan Unleash, Ciptakan Kesetaraan Gender dan InklusiAnita Bhatia dalam P&G #WeSeeEqual Summit 2022. Selasa (10 Mei 2022). IDN Times/Adyaning Raras

"Di P&G, kami tetap berkomitmen penuh untuk menciptakan dunia yang memiliki akses dan kesempatan yang sama untuk belajar, tumbuh, sukses, dan berkembangbagi semua orang. Kami percaya pada kekuatan perbedaan kami dan dampak yang dapat kami buat ketika kami bersatu, dipersatukan oleh nilai dan tujuan bersama. Kami membuat kemajuan besar, namun kami tahu ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Jadi kami berkomitmen untuk memperluas tindakan yang memungkinkan kami untuk berbuat lebih banyak," ujar Magesvaran Suranjan.

Untuk bisa mengubah perspektif dunia, maka pekerjaan ini gak membutuhkan kerjasama dari UN Women. UN Women merupakan organisasi yang bekerja secara global dan fokus pada kesetaraan gender.

UN Women bekerja sama dengan pemerintah dan pembuat kebijakan untuk mendesain aturan, program, dan layanan. Tentunya bertujuan untuk memastikan bahwa standar kesetaraan gender dapat terimplementasi secara efektif dan menguntungkan para perempuan dan anak gadis di seluruh dunia. 

3. Partisipasi perempuan dalam hal kepemimpinan masih sedikit

Unlearn dan Unleash, Ciptakan Kesetaraan Gender dan InklusiDr. Nawal Al Hosany dalam P&G #WeSeeEqual Summit 2022. Selasa (10 Mei 2022). IDN Times/Adyaning Raras

"Hasil riset menunjukkan kalau saat ini kita sangat jauh dalam hal kesetaraan gender. Dua tahun terakhir dengan dampak dari COVID-19, konflik internasional, adanya protes terhadap rasis dan diskriminasi, menunjukkan bahwa banyak hal yang harus diperbaiki. Aturan, strategi, program, layanan dikeluarkan untuk meningkatkan partisipasi perempuan dan kepemimpinan perempuan dalam kaum marjinal," ujar Anita Bhatia selaku Assistant Secretary-General and Deputy Executive Director UN Women.

Identitas sosial, kemiskinan, pendidikan, dan banyak faktor lain yang mungkin belum tersebut menjadi pemicu adanya diskriminasi terhadap perempuan. Kondisi ini berpengaruh pada partisipasi perempuan dalam lingkup kerja dan stigma yang didapatkan.

dm-player

Dr. Nawal Al Hosany selaku perwakilan tetap UAE untuk International Renewable Energy Agency (IRENA) memaparkan data bahwa perempuan menempati kurang dari 22 persen kursi kementerian di seluruh dunia. Kurang dari 1/4 posisi kepemimpinan di level yang tinggi secara global dipegang oleh perempuan.

Data lain menunjukkan hanya ada 14 persen perempuan di level manajerial dalam sektor energi. Artinya, masih sangat sedikit partisipasi perempuan untuk memegang tanggung jawab yang besar.

Baca Juga: Inklusi Finansial, Kunci Pemberdayaan Perempuan dan Kesetaraan Gender 

4. Perempuan berpotensi besar sebagai pendongkrak ekonomi

Unlearn dan Unleash, Ciptakan Kesetaraan Gender dan InklusiDr. Nawal Al Hosany dalam P&G #WeSeeEqual Summit 2022. Selasa (10 Mei 2022). IDN Times/Adyaning Raras

"Satu komplemen kritikal adalah gender equality dalam beragam bidang. Simpelnya, perempuan seharusnya bisa memiliki posisi yang tinggi dalam hal pengambilan keputusan," jelas Nawal Al-Hosany.

Menurut Nawal, banyak studi yang sudah menunjukkan bahwa pemimpin perempuam mampu memberikan dampak positif. New Zealand, Jerman, Denmark, Taiwan, Finland, merupakan negara yang dipimpin oleh perempuan. Semua negara tersebut melakukan lockdown terlebih dulu dan memiliki tingkat kematian yang tidak terlalu tinggi dibanding negara lain yang dipimpin oleh laki-laki.

Sebabnya, perempuan sebenarnya memiliki potensi besar untuk membuat aspek bisnis dalam perusahaan semakin berkembang. Bukan hanya kreatif tapi juga produktif dan menguntungkan banyak pihak.

5. Lupakan cara lama, kita butuh cara baru untuk mengeluarkan seluruh potensi diri

Unlearn dan Unleash, Ciptakan Kesetaraan Gender dan InklusiDr. Nawal Al Hosany dalam P&G #WeSeeEqual Summit 2022. Selasa (10 Mei 2022). IDN Times/Adyaning Raras

Seperti apa yang menjadi tema dalam Event Summit ini, unlearn mendorong kita untuk mengesampingkan cara-cara lama. Selain unlearn, kita juga perlu unleash atau melepaskan banyak potensi baru untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan setara.

Untuk itu, perlu dukungan dari banyak orang untuk bisa menghancurkan setiap stigma atau diskriminasi yang ada. Dr. Nawal Al-Hosany mengatakan bahwa setiap orang punya pandangan yang berbeda dalam memandang suatu hal. 

Ia mengumpamakan dengan fish experiment di mana ada dua kelompok orang yang memandang suatu hal yang sama. Mereka memiliki analisis yang berbeda. Namun apabila analisis itu disatukan akan menjadi satu gambaran besar dari beragam latar belakang.

Itulah yang dibutuhkan oleh masyarakat zaman sekarang. Kita harus bisa memahami suatu permasalahan untuk bisa menghadapi rintangan yang ada. 

Baca Juga: 5 Hal Penting untuk Mewujudkan Kesetaraan Gender di Lingkungan Kerja

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya