TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sambut Hari Kartini, Nestlé Usung Inisiatif Guna Berdayakan Perempuan

Khususnya untuk di area lingkungan kerja

Diskusi bertema 'Lanjutkan Semangat Kartini di Masa Kini' oleh Nestle Indonesia di Kantor Pusat Nestle Indonesia, Jakarta Selatan pada Senin (10/4/2023). (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Jakarta, IDN Times - Gak lama lagi kita akan merayakan hari Kartini, atau lebih tepatnya pada 21 April mendatang. Perayaan hari Kartini merupakan salah satu ajang penghormatan kepada RA Kartini yang telah memperjuangkan hak-hak perempuan. Jika gak ada emansipasi perempuan, mungkin saat ini hak-hak perempuan masih gak terpenuhi.

Dalam acara diskusi bertema 'Lanjutkan Semangat Kartini di Masa Kini' oleh Nestle Indonesia di Kantor Pusat Nestle Indonesia, Jakarta Selatan pada Senin (10/4/2023), Nestle membagikan beberapa inisiatifnya untuk memberdayakan perempuan, khususnya di lingkungan kerja. Karena di era modern, masih banyak bias gender yang terjadi di masyarakat. Sehingga, masih banyak juga stigma yang membuat hidup perempuan kurang nyaman dan aman.

1. Perempuan adalah kunci untuk menciptakan generasi yang baik dan sehat

Diskusi bertema 'Lanjutkan Semangat Kartini di Masa Kini' oleh Nestle Indonesia di Kantor Pusat Nestle Indonesia, Jakarta Selatan pada Senin (10/4/2023). (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Peran perempuan memang sangat banyak. Bahkan, perempuan bisa menjadi salah satu pondasi untuk keberlangsungan hidup para penerus bangsa. Karena seperti kalimat yang seringkali kita dengar, perempuan adalah sekolah pertama untuk anak-anaknya.

"Kami percaya bahwa pemberdayaan perempuan adalah kunci menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif, termasuk untuk anak-anak Indonesia. Kami juga percaya bahwa perempuan memiliki peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sehingga, penting untuk terus menghidupkan semangat emansipasi dan pemberdayaan perempuan di seluruh kegiatan operasi perusahaan kami," ujar Samer Chedid, Presiden Direktur Nestle Indonesia.

Itulah kenapa, pemberdayaan perempuan memang menjadi hal yang penting. Karena perempuan berdaya tentunya mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang baik dan berkualitas. Kini, pemberdayaan perempuan pun semakin banyak dilakukan di lingkungan kerja, sama halnya seperti inisiatif yang diusung oleh Nestle.

2. Nestle mendukung pemberdayaan perempuan, salah satunya meningkatkan tenaga kerja perempuan

Diskusi bertema 'Lanjutkan Semangat Kartini di Masa Kini' oleh Nestle Indonesia di Kantor Pusat Nestle Indonesia, Jakarta Selatan pada Senin (10/4/2023). (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Salah satu bentuk perkembangan emansipasi perempuan adalah semakin banyaknya tenaga kerja dari kaum perempuan. Namun, walau begitu, ternyata tenaga kerja perempuan jumlahnya masih jauh dibandingkan laki-laki.

"Ada satu studi dalam Asia Pasifik, itu kalau dihitung rata-rata pekerja perempuan hanya 28 persen saja. Artinya, masih banyak peluang untuk kita agar bisa meningkatkan tenaga kerja perempuan," tutur Fahrul Irvanto, Direktur Human Resource Nestle Indonesia.

Hal tersebut akhirnya menjadi concern bagi Nestle Indonesia untuk meningkatkan tenaga kerja perempuan. Karena ini menjadi salah satu cara bagi Nestle dalam rangka memberdayakan perempuan. Terbukti, saat ini jumlah tenaga kerja perempuan di Nestle sudah hampir dua kali lipat dari data Asia Pasifik.

"Dalam memberdayakan pekerja perempuannya, Nestle menjalankan Diversity and Inclusion dengan mendorong partisipasi perempuan, khususnya pada posisi kepemimpinannya. Menurut data internal, Nestle Indonesia memiliki 40 persen perempuan di posisi kepemimpinan perusahaan hingga Maret 2023 ini. Selain itu, Nestle menciptakan tempat kerja yang aman dan nyaman bagi semua karyawan, terutama perempuan," tambah Fahrul.

Baca Juga: Sambut Hari Kartini, 5 Buku tentang Perempuan oleh Perempuan Indonesia

3. Mengusung kebijakan untuk mendukung gender equality, didukung oleh fasilitas dan aktivitas yang beragam

Diskusi bertema 'Lanjutkan Semangat Kartini di Masa Kini' oleh Nestle Indonesia di Kantor Pusat Nestle Indonesia, Jakarta Selatan pada Senin (10/4/2023). (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Menurut Fahrul, dalam studi gender memang masih banyak bias yang tercipta. Masih banyak juga stigma dan anggapan yang negatif pada perempuan. Misalnya, perempuan dianggap gak mampu mengerjakan pekerjaan yang berat atau semacamnya. Untuk menghilangkan sepenuhnya stigma tersebut memang cukup sulit, karena ketimpangan gender sudah terjadi sejak dulu. Namun, setidaknya ada beberapa hal yang bisa dilakukan, misalnya seperti di Nestle yang menerapkan dua pondasi penting.

"Hal yang menjadi pondasi kita adalah trust dan respect. Kepercayaan (trust) kepada siapapun tanpa memandang gender, untuk kesetaraan. Kita respect kepada siapapun, gak ada bias dan pembatas, termasuk dalam diversity and inclusion. Kita memiliki kesamaan dan hak dalam gender. Kesempatan perempuan pun sama dengan laki-laki," kata Fahrul.

Beberapa kasus ketimpangan gender memang kerap disebabkan oleh ketidakpercayaan masyarakat kepada perempuan. Banyak masyarakat yang masih menganggap bahwa perempuan gak mampu mengerjakan beberapa hal. Nestle mencoba menepis hal tersebut dengan mengeluarkan beberapa kebijakan,

"Kami menyediakan beberapa kebijakan (policy) untuk kenyamanan perempuan. Misalnya adalah global parental policy, mulai dari cuti melahirkan selama 7,5 bulan, lalu ada juga fasilitas ruang kerja yang memadai, hingga ruang laktasi di seluruh lokasi perusahaan," ujar Fahrul.

4. Ada juga inisiatif lainnya untuk menunjang pemberdayaan perempuan

Diskusi bertema 'Lanjutkan Semangat Kartini di Masa Kini' oleh Nestle Indonesia di Kantor Pusat Nestle Indonesia, Jakarta Selatan pada Senin (10/4/2023). (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Gak hanya itu, Nestle juga mengusung inisiatif lainnya untuk memberdayakan perempuan. Misalnya, di bulan Maret lalu, Nestle mengadakan program kunjungan mahasiswa atau VISIT THE NEST at Karawang Factory. Tujuannya untuk mengembangkan serta menginspirasi mahasiswa perempuan di bidang STEM agar berani menyuarakan opininya serta berkontribusi di perusahaan.

"Selain itu, kami juga mendorong perempuan untuk terlibat dalam berbagai inisiatif keberlanjutan Nestle Indonesia. Salah satunya adalah mengajarkan mereka untuk berpartisipasi dalam Regenerative Agriculture (Pertanian Regeneratif). Harapannya, inisiatif ini dapat terus mengajak perempuan Indonesia untuk memberikan dampak yang baik serta berkelanjutan dalam memerangi perubahan iklim, melindungi lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan kehidupan para petani," jelas Prawitya Soemadijo, Sustainability Director Nestle Indonesia.

Bentuk programnya adalah bekerja sama dengan para petani perempuan untuk menciptakan sistem pertanian regeneratif. Nestle telah bermitra dengan para petani kopi di Lampung, hampir sekitar 2.500 petani perempuan bergabung dalam program ini. Nestle secara aktif memberikan pendampingan kepada para petani perempuan tersebut melalui pelatihan.

Baca Juga: 7 Sahabat Pena Kartini, Ada Warga Belanda hingga Jerman

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya