Angela Merkel, Sosok Pemimpin Berani di Balik Keterbukaan Jerman

Akhirnya, Jerman memiliki kanselir perempuan pertama di tahun 2005 setelah bertahun tahun dipimpin oleh laki-laki. Lalu, periode kedua di tahun 2009 yang mana kembali terpilih di tahun 2013 untuk ketiga kalinya. Di tahun 2013, ia dengan berani menyentil Amerika Serikat akibat memata-matai dirinya. Untuk periode keempat, di tahun 2017 kembali terpilih sebagai kanselir Jerman.

Angela Merkel sebagai tokoh utama untuk kebijakan yang fenomenal ini, ia tidak menghiraukan kritikan dan hujatan dari berbagai pihak atas keputusannya menghadapi bencana kemanusiaan. Terorisme di berbagai negara menyebabkan menumpuknya jumlah pengungsi yang berusaha melarikan diri dari negaranya sendiri.

Maka dari itu, Merkel merasa penting untuk membuka perbatasan selebar lebarnya agar pengungsi dapat merasakan kemanan yang tidak pernah didapatkan dari negara asalnya. Meskipun keputusannya ini sempat menyulitkan dirinya karena pihak partainya tidak menyetujuinya, namun Merkel tetap keukeuh dengan keputusannya.

Merkel diberikan penghargaan akibat kebijakan open-door-nya yang berupaya untuk membantu pengungsi atas nama kemanusiaan. Penghargaan ini diberikan karena Merkel dianggap telah berhasil untuk memenuhi four freedoms dari Winston Churchill yaitu freedom of speech and expression, freedom of worship, freedom from want dan freedom from fear.

Tidak hanya kemampuannya sebagai Kanselir yang tidak dapat dipungkiri namun juga berupaya untuk menghilangkan sentiment anti imigran di Eropa secara keseluruhan. Ia berusaha untuk menghilangkan sentimen tersebut yang diawali dengan kebijakan open-door lalu membawanya pada tingkat Eropa.

Akibat upaya dan kemampuan Merkel untuk mempertahankan keterbukaan Jerman terhadap imigran dan pengungsi berhasil membawa Jerman menjadi negara percontohan. Sentimen yang rasis oleh negara Barat seringkali muncul bila ada imigran atau pengungsi yang masuk maka ia berupaya untuk menghilangkan hal tersebut.