"Fragrance oil ini berbeda ya dengan parfum biasa yang ada alkoholnya. Ini oil, jadi bukan EDP, EDT, atau sejenisnya. Akan tetapi, keunggulannya dia tahan lebih lama seharian karena sifatnya sebagai oil yang menyerap di kulit," ujar Putri Permata, Pemilik Deluce Parfum, dalam acara peluncuran koleksi tersebut.
"Karena ini oil yang sifatnya tahan lama, aromanya pun justru akan semakin kuat dan semakin semerbak saat dipakai semakin lama. Menariknya, aroma yang dihasilkan, meski memiliki notes sendiri akan berbeda di kulit tiap orang. Jadi, bisa saja di aku wanginya gimana dan di kulit kalian gimana," imbuhnya.
5 Aroma Menyulam Imajinasi dari Fragrance Oil Elite X Deluce X Daum
Intinya sih...
- Purple Camelia: aroma senja lembut dengan lavender, bergamot, dan vanilla.
- Amber Gingko: drama aroma malam gemerlap dengan bergamot, raspberry, dan vanilla.
- Hibiscus Red: manifestasi gairah dengan geranium, rose, dan incense.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)
Jakarta, IDN Times - Parfum bukan sekadar wewangian. Ia adalah bahasa lain yang menuliskan cerita tanpa kata. Lewat kolaborasi Elite X Deluce X Daum, lahirlah lima varian fragrance oil yang bukan hanya aroma, tetapi juga pengalaman imersif. Lima varian tersebut dinamai dengan Purple Camelia, Amber Gingko, Hibiscus Red, Flight of Butterflies, dan Green Gingko, yang secara resmi diluncurkan pada Kamis, (2/10/2025), di Le Nusa Restaurant, Jakarta.
Masing-masing bagaikan bab dalam sebuah novel sensorik yang penuh kejutan, transisi halus, dan lapisan emosi yang teranyam dalam molekul. Mari kita terjun ke dunia wangi ini dan rasakan bagaimana tiap varian membuka gerbang imajinasi berbeda.
1. Purple Camelia: senja yang menyentuh kulit
Dibuka dengan lavender dan bergamot, Purple Camelia adalah senja yang lembut menempel di kulit. Ada kesan menenangkan, seperti duduk di balkon sambil menatap matahari terbenam dengan secangkir teh hangat.
Ketika orange blossom, coconut lily, dan palm tree hadir di tengah, aromanya seolah membawa kita ke taman tropis dalam mimpi. Akhirnya, vanilla di base note menutup dengan kehangatan manis, ibarat pelukan halus yang membuat kita enggan beranjak.
2. Amber Gingko: pesta aroma di istana malam
Amber Gingko adalah drama dalam botol. Aromanya gemerlap, berani, dan penuh lapisan kejutan. Top note-nya menghadirkan pesta rasa dari perpaduan bergamot, blood orange, pistachio, hazelnut, hingga raspberry.
Lalu muncul middle yang sensual, seperti cinnamon, pear, licorice, jasmine, dan benzoin, yang seolah menari di ballroom berlampu kristal. Base note vanilla, caramel, whipped cream, musk, dan amber menutup dengan kemewahan manis seolah menjadi simfoni orkestra yang mencapai klimaks lalu mereda dalam keanggunan.
3. Hibiscus Red: api dan mawar dalam satu degup
Hibiscus Red adalah manifestasi gairah. Top note-nya ada geranium, raspberry, black pepper, saffron, dan blood orange, yang berpadu dan meledak seperti kembang api di langit malam.
Di tengah, benzoin, rose, lavender, dan orange blossom berpadu, menghadirkan dualitas esensi romantis yang juga berbahaya. Base note terdiri dari moss, sandalwood, amber, tonka bean, leather, dan incense, memberi penutup yang smoky dan dalam, seperti api unggun yang membara lama setelah pesta usai.
4. Flight of Butterflies: tarian ringan di udara
Ada sesuatu yang magis dalam Flight of Butterflies. Dari pistachio, coconut milk, rum, hingga blackberry, aroma awalnya terasa playful, seperti kupu-kupu yang menari di udara senja.
Middle note berupa wild lily, peach, raspberry, dan jasmine seolah menambah sentuhan feminin yang anggun. Lalu, base note: amber, sugar, Venezuelan tonka, sandalwood, dan marshmallow menutup dengan manis yang membawa jiwa melayang, meninggalkan jejak seolah awan kapas mencium kulit.
5. Green Gingko: kesederhanaan yang menggema
Di antara kompleksitas aroma lain, Green Gingko bisa dibilang paling dekat dengan nilai dari sebuah meditasi. Ia hanya menawarkan satu kata kunci, yakni vanilla, yang hadir di top, middle, hingga base.
Namun, jangan salah. Kesederhanaannya bagaikan mantra yang diulang-ulang, menciptakan resonansi yang menenangkan. Ozonic accord di lapisan dasar menambahkan kesan segar, seperti embun pagi di dedaunan hijau. Inilah aroma yang tak berisik, tapi justru berkuasa lewat ketenangannya.
Elite X Deluce X Daum berhasil menciptakan rangkaian fragrance oil yang masing-masing punya jiwa sendiri. Dari romantisnya Purple Camelia, kenikmatan Amber Gingko, api Hibiscus Red, tarian Flight of Butterflies, hingga ketenangan Green Gingko, koleksi ini adalah perjalanan melintasi lanskap emosi.
Karena pada akhirnya, parfum bukan hanya soal bau. Ia adalah kenangan, suasana hati, dan refleksi diri yang tersimpan dalam setiap tetes, yang menempel di kulit.
