Tak Hanya Kartini, 7 Tokoh Wanita Ini Juga Perjuangkan Emansipasi

Wanita juga punya hak untuk maju. Setuju?

Isu mengenai persoalan perempuan kembali diangkat ke permukaan. Tak dielak, hal ini akan membawa kita untuk kembali mengingat sosok Kartini. Tanpa perjuangan Kartini, mungkin hak-hak perempuan akan terabaikan. Dalam berbagai bidang seperti sosial, ekonomi, politik, bahkan paling yang sederhana, pemikiran. Kartini dikenal sebagai sosok perempuan tangguh karena berani melontarkan pemikiran yang dianggap brutal pada masa itu. Berkat sosok emansipasi asal Jepara ini, para perempuan Indonesia dapat menikmati banyak manfaat di masa kini.

Sayangnya, walaupun zaman sudah canggih, nyatanya banyak perempuan Indonesia yang belum merdeka. Masih banyak yang belum mendapatkan kebebasan yang seharusnya. Masih banyak yang terkekang karena budaya dan norma daerah yang membatasi gerak mereka. Bahkan, akhir-akhir ini isu pelecehan seksual kembali hangat diperbincangkan.

Walaupun sudah wafat pada tahun 1904, semangat Kartini tak pernah padam. Mengalir melalui Kartini-kartini yang lahir di setiap generasi. Para tokoh wanita berikut ini menyadari bahwa permasalahan perempuan di Indonesia itu cukup pelik. Itu yang menjadi landasan mereka untuk turun tangan dengan cara masing-masing. Yuk, simak perjuangan mereka.

1. Mooryati Soedibyo

Tak Hanya Kartini, 7 Tokoh Wanita Ini Juga Perjuangkan Emansipasisiagaindonesia.com

Terlahir sebagai keturunan ningrat tidak lantas membuat Mooryati Soedibyo memiliki pemikiran seperti perempuan Jawa di sekitarnya. Ia berjuang mempertahankan idealismenya, melawan paradigma masyarakat tentang bagaimana perempuan Jawa seharusnya. Beruntung, pihak keluarganya mendukung. Mooryati terus termotivasi untuk terus belajar. Bahkan, saat sudah memiliki tujuh anak, ia masih semangat untuk menempuh pendidikan doktoral di Universitas Indonesia.

Dikutip dari indonesiastatler.com, Mooryati mengungkapkan bahwa setiap wanita mempunyai kemampuan untuk melakukan apapun yang diinginkan. Apa yang diungkapkan wanita paruh baya ini pun terbukti melalui kesuksesannya dalam merintis PT Mustika Ratu. Berawal dari industri rumahan, kini perusahaannya tidak hanya dikenal di Indonesia, tapi juga Asia Tenggara serta direncanakan akan merambah pasar Eropa dan Kanada.

2. Djenar Maesa Ayu

Tak Hanya Kartini, 7 Tokoh Wanita Ini Juga Perjuangkan Emansipasiinstagram.com/djenarmaesaayu

Sering menuai kontroversi saat karyanya tebit, Djenar Maesa Ayu dianggap sebagai salah satu penulis yang berani. Dia tidak segan menulis dengan bahasa yang jujur dan vulgar. Dari setiap karya yang ia tulis, Djenar sesungguhnya ingin menyuarakan masalah-masalah yang dialami oleh para perempuan, khususnya soal seks. Hal ini didukung pengetahuannya tentang seks yang sudah didapatkan sejak dini. Pemikiran keluarganya sangat terbuka, sehingga pemahaman itu sudah ia dapatkan sejak masih anak-anak. Meski kedua orang tuanya memilih untuk berpisah, tapi ia tak pernah merasa kehilangan esensi sebuah keluarga.

Melalui jurnalperempuan.org ia mengungkapkan, bahwa persoalan seks masih dianggap tabu oleh masyarakat Indonesia di tahun 70-an. Tapi keluarganya sudah memperkenalkan pemahaman tentang hal yang berkaitan. Ia juga menambahkan, seks bukan hanya meliputi aktivitas seksual, melainkan hubungan dengan pasangan, organ reproduksi dan juga peran gender. Pemahaman-pemahaman seperti ini sangatlah penting guna meminimalisir adanya pelecehan seksual, korban pemerkosaan, serta keterbukaan pemikiran para perempuan mengenai permasalahan terkait.

Permasalahan-permasalahan seperti itulah yang kemudian mendorong Djenar untuk menuangkan suara perempuan melalui karya sastra.

3. Ayu Utami

Tak Hanya Kartini, 7 Tokoh Wanita Ini Juga Perjuangkan EmansipasiTEMPO/Dhemas Reviyanto

Lakukan protes saat masa orde baru, Ayu Utami kehilangan pekerjaannya sebagai wartawan saat lakukan gebrakan. Dia mengungkapkan, pada masa itu pemerintah menjadi otoriter. Pers dibungkam, mereka tidak diizinkan menulis dengan benar. Bahkan, teman seperjuangannya pun banyak yang dipenjarakan. Tidak ingin terlalu lama bungkam, ia pun mencari jalan lain. "Sastra menjadi alternatif penyampaian kebenaran saat itu. Fiksi dianggap menjadi jalur lain untuk menyampaikan informasi," tuturnya melalui bangka.tribunnews.com.

Melalui novel Saman yang terbit pada tahun 1998, nama Ayu Utami mulai dikenal. Dilansir melalui career.popbela.com Saman dikenal sebagai sebuah revolusi novel yang mengangkat tema seksualitas dan hak perempuan. Di sini Ayu menegaskan bahwa setiap perempuan memiliki hak penuh atas tubuh mereka. Harapannya, wanita Indonesia sadar dan berani memberontak budaya yang tidak mengindahkan hak mereka.

Baca Juga: 5 Film Bertema Emansipasi yang Mengingatkanmu Akan Semangat Kartini

4. Putri Kuswisnuwardhani

dm-player
Tak Hanya Kartini, 7 Tokoh Wanita Ini Juga Perjuangkan Emansipasiinstagram.com/putri_k_wardani209

Walaupun menjadi salah satu pewaris dari pemilik PT Mustika Ratu, Mooryati tidak ingin anaknya menikmati apa yang ia bangun secara instan. Terjun di usaha keluarga, ternyata Putri Kuswisnuwardhani memulai karirnya sebagai management trainee, melalui swa.co.id ia mulai bercerita perjalanan karirnya. Layaknya seorang karyawan baru, perempuan yang kini berusia 59 tahun tersebut menceritakan aktivitasnya dengan keliling ke setiap departemen untuk memahami seluk beluk perusahaan.

Melalui Yayasan Puteri Indonesia yang dibina, Putri telah menjembatani lahirnya para tokoh wanita yang cerdas, cantik dan juga berperilaku baik. Ini ia lakukan sebagai bentuk konsistensinya terhadap pemberdayaan perempuan di Indonesia. Ia mengetahui bahwa ada banyak permasalahan yang tidak dapat diungkapkan. Harapannya, melalui kegiatan ini perempuan dapat menyuarakan opini mereka. Karena setiap suara dapat membuat sebuah perubahan, begitu ia menjelaskan.

5. Sri Mulyani

Tak Hanya Kartini, 7 Tokoh Wanita Ini Juga Perjuangkan Emansipasiasia.nikkei.com

Tak hanya di Indonesia, Sri Mulyani juga dikenal oleh dunia internasional. Kepiawaiannya di bidang perekonomian berhasil membawanya sebagai tokoh wanita dan orang Indonesia pertama yang menjabat Direktur Pelaksana Bank Dunia. Bulan Oktober lalu, bertempat di Bali, ia menghadiri pertemuan tahunan "International Monetary Fund (IMF) dan World Bank". Berkesempatan menjadi pembicara dalam Seminar Empowering Women in the Workplace, ia menjelaskan melalui finance.detik.com bahwa perempuan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ia juga menambahkan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, partisipasi tenaga kerja perempuan perlu ditambahkan.

Di Indonesia sendiri masih banyak sekat yang membatasi perempuan untuk mandiri dan percaya diri. Perempuan yang menjabat sebagai Menteri Keuangan ini berharap adanya dukungan dan kebijakan yang dapat membantu perempuan Indonesia mengatasi hal-hal tersebut.

6. Hannah Al Rashid

Tak Hanya Kartini, 7 Tokoh Wanita Ini Juga Perjuangkan Emansipasiinstagram.com/hannahalrashid

Pindah ke Indonesia karena keinginannya untuk bekerja di United Nations Development Programme (UNDP), Hannah Al Rashid justru mujur di dunia hiburan. Besar di Inggris, dia tidak menyangka jika kasus pelecehan seksual di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Bukan hanya melalui berita, ia pun mengalami sendiri kejadian itu saat awal-awal pindah ke Indonesia. Kasus pelecehan tersebut terjadi tidak hanya secara verbal, tapi juga non-verbal. Mirisnya, masyarakat Indonesia masih menganggap bahwa permasalahan ini adalah hal tabu jika diungkapkan.

Menjadi salah satu publik figur di dunia hiburan, Hannah mencoba perjuangkan hak-hak perempuan. Dalam sebuah wawancara di whiteboardjournal.com ia berbagi pemikiran tentang aktris Indonesia yang seringkali hanya digunakan sebagai karakter pemanis. Padahal, kemampuan akting para aktris juga layak diperhitungkan. Tak ingin hal-hal demikian terus melekat, Hannah mencoba untuk sampaikan gagasan agar para sutradara dan rekan kerjanya lebih melihat pada skill, bukan hanya kebutuhan pasar saja.

Selain aktif di dunia hiburan, Hannah juga mendukung adanya kampanye tentang perempuan. Baru-baru ini, ia pun menyuarakan persoalan Agni melalui akun instagram pribadinya. Dia berharap masyarakat dapat menunjukkan rasa empati. Salah satunya dengan percaya pada apa yang korban sampaikan, bukan justru menyalahkan.

7. Dian Sastrowardoyo

Tak Hanya Kartini, 7 Tokoh Wanita Ini Juga Perjuangkan Emansipasiorami.co.id

Siapa yang tidak kenal dengan sosok wanita muda satu ini? Dikenal melalui peran Cinta dalam film "Ada Apa Dengan Cinta" pada tahun 2002, Dian Sastrowardoyo merupakan salah satu artis yang menjunjung tinggi hak-hak wanita. Walaupun sekarang perbedaan tidak lagi terlihat cukup signifikan secara kasat mata, ia lebih menekankan pada pemikiran. Dian yang memegang teguh makna demokraasi, berharap setiap perempuan dapat mendapatkan 'kebebasan' yang seharusnya.

Demi mewujudkan keinginan tersebut, pada tahun 2015 ia mulai mencanangkan Beasiswa Dian. Bantuan pendidikan yang diberikan untuk anak perempuan yang berasal dari pedesaan dan mengalami kesulitan finansial untuk melanjutkan sekolah. Dilansir melalui prestigeonline.com Dian menjelaskan, bahwa ia percaya dengan memberdayakan seorang perempuan muda, manfaatnya bukan hanya untuk mereka melainkan anak-anak mereka kelak. Karena setiap perempuan akan menjadi seorang pendidik suatu hari nanti.

Secara garis besar, makna emansipasi yang diperjuangkan para tokoh perempuan adalah hak dalam menyuarakan opini. Bukan justru bungkam pada kejujuran yang seharusnya diungkapkan. Bukan pula menjadi pengambil alih kekuasaan dalam sebuah hubungan. Karena pria dan wanita diciptakan untuk saling melengkapi. Kalau menurut kalian, emansipasi itu seperti apa?

Baca Juga: Tak Hanya di Dunia Nyata, 5 Anime Ini Adalah Tokoh Emansipasi Perempuan

Chalimatus Sa'diyah Photo Verified Writer Chalimatus Sa'diyah

Be brave. Be humble :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya