10 Mahkota Adat Pernikahan Tradisional Indonesia, Anggun & Ningrat

Warisan budaya yang jadi kebanggaan

Indonesia diberkahi beragam budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hal ini memunculkan berbagai tradisi daerah yang berbeda, termasuk tata cara dan atribut pernikahan tradisional yang sampai saat ini masih terus dilestarikan.

Selain desain busana yang meriah dan warna-warna cantik yang menghiasi, ada satu elemen penting yang hampir selalu ada pada pernikahan tradisional. Elemen itu adalah mahkota. Ini adalah salah satu properti yang berhasil membuat pengantin menjadi lebih anggun.

Bukan hanya pemanis, setiap mahkota tradisional memiliki ciri dan makna yang berbeda pada masing-masing daerah. Meski berat, ada rasa bangga saat dikenakan oleh pengantin. Berikut beberapa ulasan singkat mengenai mahkota adat pernikahan tradisional di Indonesia.

1. Mahkota pernikahan adat Bali

10 Mahkota Adat Pernikahan Tradisional Indonesia, Anggun & Ningratinstagram.com/kadek_devi

Busana pengantin Bali terbuat dari kain prada bernama Bali Payas Agung. Warnanya cerah dan dilengkapi mahkota emas dengan berat kurang lebih 3-3,5 kg. Busana dan mahkota adat Bali terinspirasi dari budaya Kerajaan Badung. 

Mahkota tersebut terbuat dari hiasan bunga sandat berwarna emas dalam jumlah banyak. Dipakai selama dua hari berturut-turut oleh pengantin, bentuk mahkotanya mengerucut ke atas. Ini mirip dengan pagoda yang bisa membuat siapa saja yang memakainya tampak anggun.

2. Mahkota pernikahan adat Solo

10 Mahkota Adat Pernikahan Tradisional Indonesia, Anggun & NingratWeddingku/Sugiharto

Busana Solo Putri memakai Paes Ageng,  namun punya bentuk berbeda di sunggar (sasakan rambut). Bentuknya lebih lebar di bagian kepala depan. Busana pernikahan tradisional ini bermula dari perjanjian Giyanti tahun 1755, yang membahas pemisahan Mataram menjadi dua yaitu Mataram Jogja dan Mataram Solo.

Mahkota ini terdiri dari tatanan rambut bersanggul Bokor Mengkurep, yang dibuat dengan daun pandan di dalamnya. Beban mahkota sekitar 2,5 kg.Di bagian sanggul disematkan hiasan kepala cunduk mentul (kembang goyang) yang berbentuk seperti flora fauna. Jumlah cunduk mentul biasanya terdiri dari 7 buah. Ini melambangkan pitulung atau pertolongan dari Yang Maha Kuasa.

Dalam sejarahnya, cunduk mentul mengalami transformasi dari budaya Hindu ke Islam. Tadinya, ia berjumlah satu (Keesaan Tuhan), tiga (Trimurti dalam budaya Hindu), lima (Rukun Islam), dan sembilan (Wali Sanga). Jumlahnya yang ganjil, dipercaya sebagai kekuatan untuk menolak bala.

3. Mahkota pernikahan adat Jogjakarta

10 Mahkota Adat Pernikahan Tradisional Indonesia, Anggun & NingratThebridedept/Le Motion

Mahkota pernikahan adat Jogjakarta adalah sebagian dari atribut busana Jogja Paes Ageng. Atribut ini merupakan warisan budaya khas kerajaan Jogjakarta yang pada awalnya, hanya boleh dipakai oleh putri raja atau orang keraton. Sekarang, orang biasa sudah diperbolehkan memakai mahkota ini.

Beberapa atribut yang dipakai di riasan Paes Ageng berupa paes, sanggul pandan, cunduk mentul, gunungan dan lain-lain. Beratnya bisa mencapai 1,5 kg. 

Berbeda dengan adat Solo yang biasanya memakai tujuh cunduk mentul, mahkota pada adat Jogja terdiri dari lima buah cunduk mentul yang berbentuk bunga seruni. Jumlah ini melambangkan lima rukun Islam. Pengenalan cunduk mentul juga mengalami transformasi dari satu (Tuhan yang Maha Esa), tiga (Trimurti dalam budaya Hindu), dan lima (Rukun Islam).

4. Mahkota pernikahan adat Betawi

10 Mahkota Adat Pernikahan Tradisional Indonesia, Anggun & Ningratinstagram.com/chuakotak

Adat Betawi bermula saat kota Jakarta masih dikenal dengan nama Batavia. Adat ini terdiri dari perpaduan unsur budaya Tionghoa, Arab, dan Belanda. Hiasan kepala pengantin terdiri dari mahkota siangko kecil atau sisir galu yang dipasangkan oleh jepit berbentuk burung hong yang kental dengan nuansa adat Tionghoa.

Kemudian, ada lagi hiasan kepala yang menutupi dahi serta wajah sang pengantin. Hiasan ini disebut siangko besar, yang berasal dari cadar khas Arab.

5. Mahkota pernikahan adat Mandailing

10 Mahkota Adat Pernikahan Tradisional Indonesia, Anggun & Ningratinstagram.com/fatahillahginting

Mahkota pernikahan adat Sumatera Utara berbentuk seperti tanduk kerbau yang datang dari etnis Mandailing. Mahkota ini terdiri dari emas yang berlapis lima hingga tujuh tingkat, tergantung dari status sosial pengantin.

dm-player

Berat mahkota bulang adalah simbol kesediaan mempelai wanita untuk bertanggung jawab sebagai istri. Pada zaman dahulu, berat mahkota bahkan mencapai delapan kilogram lho!

Baca Juga: 18 Arti Prosesi Sakral Pernikahan Adat Jawa yang Dijalani Paula-Baim

6. Mahkota pernikahan adat Minang

10 Mahkota Adat Pernikahan Tradisional Indonesia, Anggun & Ningratinstagram.com/septriasaacha/

Mahkota pernikahan adat Minang terdiri dari suntiang gadang tradisional yang setidaknya tersusun dari 11 lapisan bunga, emas, dan aluminium. Beratnya bisa mencapai lima kilogram. Bentuknya memang berlapis-lapis dan cukup rumit.

Namun, sekarang banyak pengantin yang memilih suntiang berbahan kuningan yang lebih ringan dan praktis. Mahkota ini adalah salah satu mahkota pernikahan yang paling berat di Indonesia.

7. Mahkota pernikahan adat Palembang

10 Mahkota Adat Pernikahan Tradisional Indonesia, Anggun & Ningratinstagram.com/gitasav

Mahkota pernikahan adat Palembang dikenal memiliki kedekatan dengan Kerajaan Sriwijaya. Mahkota ini terdiri dari aesan paksangko dan aesan gede. Biasanya, mahkota aesan gede dipasangkan dengan pakaian dodot berwarna merah muda dan aksesori emas untuk menunjukkan unsur kerajaan Sriwijaya yang agung.

Sedangkan mahkota aesan paksangko, biasanya dikenakan dengan baju kurung berwarna merah. Mahkota ini memiliki berat kurang lebih 3, 5 kg. 

8. Mahkota pernikahan adat Sunda

10 Mahkota Adat Pernikahan Tradisional Indonesia, Anggun & NingratBridestory/David Salim Photography

Mahkota pernikahan adat Sunda memiliki filosofi yang dalam. Mahkota ini melambangkan kebijaksanaan, kehormatan, dan martabat seorang pengantin Sunda. Sanggul yang terdiri dari melati, melambangkan kesetiaan sang istri kepada suami.

Lima kembang goyang biasanya dipasang menghadap ke depan, sedangkan dua sisanya menghadap ke belakang. Kemudian ronce melati yang dipakai di bahu, menjadi simbol kesucian pengantin. Mahkota beserta aksesorinya memiliki berat kurang lebih 2 kg.

9. Mahkota pernikahan adat Lampung

10 Mahkota Adat Pernikahan Tradisional Indonesia, Anggun & NingratInstagram.com/nurimaulida/

Siger atau mahkota dari Lampung juga dijadikan sebagai simbol budaya masyarakat daerah tersebut. Hampir setiap bangunan di Kota Lampung, memakai desain seperti Siger ini. Sebenarnya, desain tersebut melambangkan feminitas.

Sedangkan siger atau sigor sebenarnya memiliki makna yang mendalam, di mana ujung runcing mahkota siger papadun merupakan lambang dari sungai di Lampung. Siger Lampung dihiasi bunga logam di atasnya dan dilengkapi dengan jalinan melati yang melambangkan mempelai wanita yang suci. Berat Siger Lampung bisa mencapai 3,5-4 kg.

10. Mahkota pernikahan adat Bugis

10 Mahkota Adat Pernikahan Tradisional Indonesia, Anggun & Ningratinstagram.com/icaveronica_makeup

Pengantin Bugis memiliki ciri khas berupa riasan dahi berwarna hitam yang disebut dadasa, sejenis paes ala Jawa. Dadasa memiliki makna seperti bunga teratai yang suci dan banyak manfaat. Sanggul yang berdiri tegak di bagian belakang kepala, berfungsi sebagai tempat menyisipkan berbagai aksesori.

Hiasan bunga logam pinang goyang dipasang di atas sanggul, sedangkan bunga simpolong dipakai di sisi sanggul. Mahkota saloko didudukkan di atas kepala seperti bando. Mahkota yang menyerupai burung merak ini memiliki berat sekitar 2,5 kg. 

Itulah tadi 10 mahkota adat pernikahan tradisional Indonesia. Memakai pernikahan adat saat upacara pernikahan adalah salah satu cara untuk melestarikan kebudayaan yang ada. Tak terkecuali, dalam hal ini adalah mahkota yang menjadi kebanggaan pada setiap daerah. 

10 Mahkota Adat Pernikahan Tradisional Indonesia, Anggun & NingratIDN Times/Muhammad Rahmat Arief

Baca Juga: Mewah dan Bersahaja, Ini 14 Baju Pernikahan Adat Bugis Makassar 

Topik:

  • Febriyanti Revitasari
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya