Maya Kurnia Indri Sari, Membanggakan Indonesia Melalui Volly

#AkuPerempuan Maya ternyata juga berprofesi sebagai banker

Maya Kurnia Indri Sari, atlet volly yang juga berprofesi sebagai karyawan Bank membagikan pengalamannya pada IDN Times pada Minggu (1/3/2019). Maya panggilan akrabnya, sudah hampir 19 tahun berkecimpung di dunia olahraga volly.

Pada tahun 2006, ia berhasil masuk Timnas sampai pada tahun 2016. Maya mengalami cedera lutut pada tahun 2016, hingga memutuskan untuk operasi. Bagaimana kisahnya hingga bisa kembali dan bertanding di lapangan? Yuk, simak cerita singkatnya di bawah ini!

1. Maya mulai mengenal volly sejak kelas 6 SD, ia memutuskan ingin berkompetisi dan berkomitmen jadi atlet nasional

Maya Kurnia Indri Sari, Membanggakan Indonesia Melalui VollyDok. pribadi/Maya Kurnia Indri Sari

Orangtua Maya mengenalkan dunia olahraga sejak ia berusia 5 tahun. Ia dikenalkan beberapa aktivitas fisik seperti atletik, renang, sampai sepatu roda. Kemudian di kelas 6 SD, Maya diajak ke lapangan volly di alun-alun Sidoarjo oleh ayahnya. Sejak saat itu, Maya mulai penasaran dan mencoba latihan. Akhirnya jiwa kompetisinya muncul sehingga memutuskan menjadi atlet nasional. 

Memulai dari kejuaraan daerah liga remaja usia di bawah 15 tahun di Club Sparta, ia berhasil menyabet beberapa kejuaraan setelahnya. "Kejuaraan terakhir Sea Games Nasional 2015 dan kejuaraan antar club di Vietnam di tahun 2016, itu dapat medali perunggu. Kemudian ada liga profesional tahun 2019 di Jakarta Electrik PLN," terang wanita yang juga bekerja sebagai karyawan di Bank Jatim ini.

Pencapaian tertinggi menurut Maya adalah bisa join di Timnas tahun 2006 sampai 2016. Selain itu, ia pernah membawa nama personal bahwa ia adalah pemain asing dari Indonesia pada liga Filipina. 

2. Maya percaya bahwa yang tahu diri kita adalah kita sendiri, yang tahu kebutuhan kita adalah kita sendiri

Maya Kurnia Indri Sari, Membanggakan Indonesia Melalui VollyDok. pribadi/Maya Kurnia Indri Sari

Secara pribadi, Maya tidak pernah mengalami diskriminasi ketika memutuskan menjadi atlet. Namun, ia masih mendengar perempuan yang melakukan body shaming.

"Kalau atlet mungkin sudah biasa, tapi ada orang-orang yang masih memberi komentar seperti gendutan dan segala macam pada perempuan lain. Hal seperti itu yang menurut aku perlu dibenahi. Kita harusnya bisa berpikir secara terbuka, karena kita tidak pernah tahu bagaimana setiap orang memandang dirinya. Pada akhirnya yang tahu diri kita ya kita sendiri, yang tahu kebutuhan kita adalah kita sendiri, " tambah perempuan berusia 28 tahun ini. 

3. Maya sempat cedera pada tahun 2016 hingga menjalani operasi lutut, namun ia berhasil bangkit dan kembali ke lapangan tahun 2017

Maya Kurnia Indri Sari, Membanggakan Indonesia Melalui VollyDok. pribadi/Maya Kurnia Indri Sari
dm-player

Momen yang paling bikin down bagi Maya adalah saat operasi lutut di tahun 2016, ia sempat cedera dan pernah divonis dokter gak bisa main volly lagi. Padahal bagi Maya, volly itu bukan hanya hobi atau pekerjaan, melainkan sudah hidup Maya. Meski berat saat itu, namun karena support orangtua dan keinginan keras Maya untuk kembali ke lapangan sudah bulat, tidak ada yang bisa menghentikannya. 

"Kalau kamu sudah usaha dan kamu memang mau melawan stigma orang-orang bahwa setelah operasi itu gak bisa kembali lagi ke lapangan, apa pun itu pasti ada jalannya kok. Akhirnya kembali ke diri aku, aku tuh maunya gimana sih. Bagi aku, lebih susah melepaskan volly daripada menjadi juara. Kalo kamu berkeinginan menjadi juara, kamu cukup latihan yang terbaik. Tapi kalau aku mau berhenti volly nih, itu hal yang sangat susah menurutku," tambah Maya.

Baca Juga: Wike Frinidya, Dokter Estetika dan Ahli Bela Diri di WSDK Surabaya

4. Menjadi atlet itu bagi Maya harus beyond the limit

Maya Kurnia Indri Sari, Membanggakan Indonesia Melalui VollyDok. pribadi/Maya Kurnia Indri Sari

Setelah Maya operasi, ia melakukan latihan ekstra. Kemudian pada tahun 2017, Maya berhasil main perdana setelah cedera dengan kejuaraan PLN. Kemudian di tahun 2018 ia main kembali di liga BNI. Maya sudah pernah ke tiga dokter. Dokter yang pertama mengatakan bahwa agak susah apabila yang terkena cedera tulang rawan, dan kalaupun kembali tidak akan maksimal. Namun dokter yang lain mengatakan bahwa kasus ini masih bisa diakali dengan menguatkan otot paha. 

"Setelah operasi, kata dokter harus nunggu dua bulan. Tapi ternyata aku baru dua minggu sudah bisa jalan. Aku merasa jadi atlet itu harus beyond the limit, kita gak bisa seperti orang biasa. Kita harus memaksa diri melampaui batas kemampuan. Kalau kita sakit ya harus kita lawan sakitnya, agar terbiasa dengan rasa sakit itu. Sebelum dua bulan aku sudah mulai bisa lepas tongkat, aku lari, aku lompat. Walaupun jahitan aku belum kering, aku sudah latihan seperti biasa," terang Maya.

Proses recovery Maya terbilang cepat, dia pikir semuanya ada di kepala. "Semua itu ada di pikiran kita. Selama kita bilang sakit, kita sakit. Tapi selama kita bilang ini sakitnya gak terlalu dan masih bisa sembuh pasti kita bisa," imbuh Maya yang merupakan lulusan Ekonomi Universitas Yos Soedarso ini.

5. Hebatnya Maya sekarang bukan hanya berprofesi sebagai atlet profesional, melainkan juga karyawan di salah satu Bank

Maya Kurnia Indri Sari, Membanggakan Indonesia Melalui VollyDok. pribadi/Maya Kurnia Indri Sari

Bagi Maya menjadi perempuan itu harus cerdas, independen, dan harus saling support ke dalam segala hal. "Perempuan itu seharusnya bisa terbuka pikirannya dan mau sharing dalam banyak hal. Perempuan hebat itu harus bisa memosisikan dirinya sebagai perempuan, boleh ada sisi femininnya tapi juga bisa independen, bisa seimbang dalam segala hal," pungkas Maya. 

Bagi Maya, setiap orang itu harus berani mengejar mimpi. "Kita selalu punya hak untuk memperjuangkan mimpi kita. Jangan pernah mengecilkan diri saat ada orang ngomong 'jangan kegedean mimpinya', tidak ada batasan untuk bermimpi," imbuh Maya. 

Berikut tadi kisah inspiratif dari Maya saat berhasil bangkit lagi setelah cedera. Maya sekarang masih aktif sebagai atlet volly, bahkan punya proyek lain bersama atlet di cabang olahraga lain. Selain itu, Maya sudah empat tahun ini juga bekerja sebagai karyawan di Bank Jatim. Semoga cerita Maya di atas bisa memotivasi kamu untuk lebih semangat berkarya ya!

Baca Juga: Dellie Threesyadinda, Berprestasi Lewat Busur Panah Sejak Usia 7 Tahun

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya