Siap Unjuk Gigi di Paris, Indonesia Hadirkan Ragam Wastra di IN2MF!

Jakarta, IDN Times - Indonesia Fashion Chamber (IFC) siap membawa fesyen nusantara ke Paris melalui Indonesian International Modest Fashion Festival (IN2MF) pada 7 September 2024 mendatang. Menghadirkan gaya modest khas Indonesia, tentunya ini menjadi ciri khas tersendiri untuk dipamerkan di Kota Mode.
Dengan fesyen muslim yang mendunia, IN2MF turut menggandeng desainer modest ternama, yakni Dian Pelangi hingga Itang Yunasz. Dengan partisipasi ini, tentunya Indonesia akan memiliki eksposur di dunia fesyen modest yang sopan dan tetap stylish. Penasaran apa saja yang akan dibawa Indonesia di IN2MF mendatang? Yuk, simak di bawah ini selengkapnya!
1. Hadirkan sembilan desainer ternama Indonesia yang memiliki konsep berbeda

Di IN2MF, terdapat sembilan desainer terkemuka yang digandeng untuk memamerkan dan menjual karyanya. Menariknya, setiap desainer ini memiliki konsep tersendiri dengan memanfaatkan kain-kain khas nusantara yang berbeda-beda. Dian Pelangi misalnya, membawakan konsep denim yang sedang menjadi tren di kalangan anak muda.
“Di IN2MF, saya akan membawakan streetwear yang tetap memiliki sentuhan wastra Indonesia. Salah satu bahan lain yang akan digunakan adalah denim yang juga menambah nilai sustainability,” tutur Dian Pelangi di press conference IN2MF di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan (26/08/2024).
Adapun ia menambahkan bahwa motif-motif songket yang memiliki nilai dan filosofi juga perlu diangkat agar dapat seimbang dengan nilai modern yang dimiliki oleh bahan denim. Selain Dian Pelangi, berikut beberapa konsep lain yang akan dibawakan oleh tiap-tiap desainer:
- Itang Yunasz: Mengangkat tema dengan nama "Arunika" yang berarti fajar, sehingga koleksi yang ditampilkan akan memiliki ciri khas berwarna biru dan hitam.
- Wignyo: Membawakan konsep sustainable melalui daur ulang kain yang gak terpakai menjadi busana baru.
- Dama Kara: Menampilkan batik dengan pewarnaan ampas kopi yang dikumpulkan dari coffee shop di kawasan Bandung dan tenun sutra dari para pengrajin Garut.
- Yeti Topiah: Memamerkan koleksi yang terinspirasi dari keindahan bawah laut dengan wastra tenun kain ratu khas Jepara.
- Batik Chic: Menyiapkan koleksi dari kain khas Garut dengan warna-warna indigo.
- JamilahxPrafito by Tujuh Bersaudara: Menampilkan ragam kain songket Palembang.
- Luvnic by Luffi: Menampilkan produk dan busana batik cap dan batik tulis.
- Brilianto: Membawakan koleksi kain jumputan Palembang dengan konsep sustainable fashion.
2. Berkesempatan untuk menampilkan karya di department store Prancis

Jika kamu mengikuti fesyen Paris, nama Printemps tentunya gak asing di telinga. Merupakan department store terbesar layaknya Lafayette, department store asal Paris ini menjadi incaran buyer turis maupun lokal di Paris.
“Saya diajak meeting dengan CEO Printemps karena melihat kegiatan kita dari tahun 2018 terus konsisten,” ujar Ali Charisma saat press conference berlangsung.
Ia pun menganggap bahwa ajakan ini merupakan berita bagus untuk keberlanjutan fesyen Indonesia. Adapun kerja sama IN2MF dengan Printemps ini ditawarkan dengan mengirimkan 50 buyer VIP saat koleksi Indonesia masuk ke dalam display.
Menariknya, gak hanya warga Perancis, event yang dihadiri oleh desainer modest Indonesia ini juga turut digemari oleh para turis Timur Tengah, membuka kesempatan yang lebih luas untuk bertransaksi dan melenggangkan nama fesyen Indonesia.
3. Tahun depan, karya Indonesia juga diajak membuka pop-up store di Paris!

Gak hanya tahun ini, IN2MF juga sudah mempersiapkan diri untuk tahun depan. Ali menuturkan bahwa Indonesia akan berkesempatan membuka pop-up store di Printemps. Akan tetapi, kurator desain berasal dari tim Printemps langsung, sehingga akan terdapat proses seleksi.
“Selain itu, teman-teman juga dapat mengapresiasi dengan mampir ke department store dan juga desainer bisa melobi langsung agar Indonesia bisa tembus dan mendapat space,” ucap Advisory Indonesian Fashion Chamber (IFC), Ali Charisma.
Menurutnya, kesempatan ini dapat menjadi pintu bagi fesyen Indonesia untuk dapat terbuka lebih luas di kancah internasional melalui luxury department store di Paris. Dengan ini, ia pun turut berharap bahwa Indonesia dapat memenuhi tujuannya sebagai pusat busana muslim dunia.
4. Membuka kesempatan b2b untuk kesempatan yang lebih luas bagi para desainer Indonesia

Ali pun berharap bahwa para desainer dapat mengoptimalkan kesempatan semaksimal mungkin. Terkait omset dan target omset yang berkelanjutan, ia berkeinginan bahwa para buyer dapat memberikan pengalaman b2b yang lebih personal antara desainer dan buyer internasional.
Gak hanya itu, Ali juga berharap bahwa B2b dapat membuka kesempatan yang lebih luas agar fesyen dan desainer Indonesia dapat berjalan secara berkelanjutan. Sehingga, apabila ingin membuka retail di Perancis, ia ingin Indonesia bisa membuka langkah ini dengan lebih mudah. Gak hanya itu, b2b juga akan membuka kesempatan negosiasi yang membuka nilai lebih besar bagi transaksi yang terjalin di runway.
5. Tetap menjaga nilai modest yang dimiliki Indonesia, tanpa perlu memiliki gaya yang kebarat-baratan

Adapun strategi IN2MF dalam bertransaksi adalah dengan bersikap terus konsisten. Ini pun juga berlaku kepada para desainer agar dapat mempertahankan fesyen khas Indonesia dan menghindari style yang kebarat-baratan.
“Indonesia dikenal dengan brand yang modest dan jangan menampilkan jenis yang kebarat-baratan agar dapat memperkenalkan fesyen Indonesia seutuhnya,” tutupnya.
Ia pun mengatakan bahwa jika model yang digunakan memang menggunakan hijab, maka saat fashion show berlangsung sang model juga harus tetap memakai hijabnya yang disesuaikan dengan koleksi busana yang dipakai. Cara ini pun dipercaya agar mode Indonesia dapat dijaga tetap pada alurnya, dan juga membuat Indonesia tampak standout di kancah dunia.
Itu dia berbagai macam konsep dan harapan yang akan dibawa Indonesia ke IN2MF yang dilaksanakan di Salle Wagram pada 7 September 2024 dan trunk show “Who’s Next” di Porte de Versailles pada 8-10 September 2024. Sukses terus para desainer Indonesia!