LASALLE College of the Arts Singapura akan mengadakan virtual runway pada Kamis (16/7/2020) pukul 17.00 waktu setempat. Fashion show yang diadakan secara daring ini, berjudul "Society of Spectacle" dan memiliki total 17 koleksi.
Dalam belasan koleksi tersebut, ada 5 tema utama yang diangkat. Tema tersebut adalah Sustainability, Future Forward, Heritage, Textures, dan Body & Identity. Penasaran seperti apa tampilan koleksi terbaru dari sekolah tata busana ini?
Koleksi pertama adalah "1.5oC" karya Kwok Minh Yen, seorang desainer busana asal Singapura. Ia ingin mengangkat tema tentang global warming, khususnya perihal masalah pemutihan karang.
Dalam desain bajunya yang satu ini, ia membuat blus warna putih dengan kerah model mock net. Terdapat aksen tulle transparan pada bagian leher sampai dada yang memberikan kesan anggun pada pemakainya.
Selain itu, pada satu sisi bahu terdapat ilustrasi karang yang terbuat dari kain brokat panjang beserta hiasan manik-manik. Busana ini gak hanya terlihat unik saja, tapi juga menyimpan makna mendalam tentang kelestarian bahari.
Sebagaimana tajuk yang diangkat pada koleksi ini, Nathalie Schriber ingin menceritakan tentang dampak buruk kerusakan lingkungan bagi fauna. Dalam koleksinya, ia mengenakan bahan vegan untuk mengampanyekan pentingnya memilih bahan pakaian yang lebih ramah lingkungan.
Jaket berwarna pastel ini terkesan ceria dan manis, cocok dikenakan oleh para remaja. Hoodie-nya terbuat dari bahan tulle transparan yang memberikan kesan girly. Hiasan manik-manik pada bagian depan dan belakang pun jadi ciri khas tersendiri dari koleksi Nathalie.
Selanjutnya, ada koleksi "REPELEBB" dari Felicia Agatha. Perempuan asal Indonesia ini senang menggabungkan unsur saintek dan tata busana. Dalam ketertarikannya di kedua bidang tersebut, ia pun melahirkan desain pakaian yang terkesan futuristik dan modern.
Salah satunya adalah pakaian dalam foto ini. Ia menggunakan bustier berbahan satin dalam campuran warna monokrom seperti abu-abu dan hitam. Lalu, menggabungkannya dengan outer berpotongan asimetris warna putih.
Saat menciptakan koleksi "Gear18: Saber", Phang Kuan Yi mengimajinasikan tentang keadaan dunia di tahun 4067. Dalam fantasinya tersebut, ia ingin membuat busana perang yang ideal dengan desain yang minimalis dan praktis.
Di dalam foto, terdapat 2 desain baju karya desainer asal Singapura ini. Foto pertama (sebelah kiri) menampilkan long blazer motif tartan dengan aksen slit di bagian tengah. Ia juga menambahkan hiasan pada bagian kerah baju yang membuatnya tampak modis.
Selanjutnya, di foto kedua (sebelah kanan), ia mendesain setelan blazer + shorts bermotif kotak-kotak dengan sedikit corak geometrik pada bagian baju. Kerah model tegak pada atasannya, memberikan kesan yang futuristik.
Koleksi "PONTIANAK" dari Hazeerah Basri mengangkat cerita rakyat Malaysia. Dalam desain bajunya ini, ia ingin mengampanyekan pentingnya proses mencintai tubuh sendiri dan sekaligus mengekspos masalah kekerasan dalam rumah tangga.
Gaun satin warna putih ini punya aksen slit di bagian punggung. Juga, ada aksen kerut dan lipatan unik yang mempunyai arti merehabilitasi hubungan seorang perempuan dengan tubuhnya sendiri.
Terkesan simpel, clean, dan anggun, baju ini merupakan salah satu bagian dari koleksi terbaru Hazeerah yang banyak berangkat dari ketertarikannya di bidang sejarah dan filosofi.
Masrurah Husna ingin merayakan indahnya jarak pada kehidupan yang seolah gak pernah berhenti berputar. Desain bajunya terkesan simpel dengan potongan yang longgar dan warna yang cerah.
Salah satu baju dalam koleksinya ini, merupakan gaun merah dengan kerah turtleneck yang terlihat elegan. Aksen layering dan warna ombre pada bagian atas pakaiannya membuat baju ini terkesan punya keunggulannya tersendiri.
Koleksi baju dari Adhya Tibrewala berjudul "Emove" yang menyiratkan transisi perpindahan dari satu emosi manusia menuju ke penerimaan diri sendiri. Desain pakaiannya terkesan chic dan mudah dipadu-padan.
Dalam foto ini, ia menggabungkan blus tanpa lengan warna putih, celana kulot merah, dan outer putih model ikat. Ketiga elemen pakaian tersebut memiliki ragam motif geometris yang terkesan abstrak, tetapi tetap harmonis.
Natalia Halim adalah salah satu perancang mode Indonesia yang hadir dalam koleksi virtual runway ini. Ia menghadirkan "Dystopia", sebuah koleksi pakaian bertemakan imaji yang hadir dengan mengonsumsi magic mushroom. Ia menghadirkan fantasi tersebut dengan ragam unsur tekstur garmen dan potongan baju yang kebanyakan asimetris.
Salah satunya adalah long blazer warna hitam dengan sentuhan warna merah di bagian lengan. Aksen wavy 3D pada salah satu sisi, menjadi nilai jualnya. Selain itu, blazer ini juga punya potongan asimetris yang membuatnya terkesan modern.
Samuel Xun ingin menceritakan tentang isu gender dan kekayaan kultural di dunia queer. Hal ini terlihat pada potongan pakaian serta pilihan warna garmen yang terkesan bold dan flamboyan.
Ia menggabungkan kemeja pink fuchsia dengan aksen floral 3D di kedua bahunya. Pakaian ini punya nuansa feminin yang modern dan akan membuat para pemakainya menjadi pusat perhatian. Super gorgeous!
Itu dia sebagian koleksi karya lulusan LASALLE College of the Arts (‘LASALLE’) yang akan tayang secara resmi besok (Kamis, 16 Juli 2020) pada pukul 16.00 WIB di YouTube channel mereka.
Desain bajunya sangat unik dan memesona, kan? Kalau kamu penasaran, segera kunjungi situs resmi serta akun media sosial mereka untuk tahu infonya lebih mendalam, ya!