Jangan Buru-buru Nikah, Ini 5 Alasan Penting yang Harus Kamu Pikirkan

Menikah hanya karena kamu merasa lelah dengan aktivitas belajar tentu bukan hal yang bijak. Siapa bilang menikah tidak butuh ilmu? Bahkan, saat menjadi istri dan ibu rumah tangga yang memilih fokus di rumah, semua yang dilakukan harus didasari oleh ilmu yang kamu dapatkan. Tidak hanya tentang teori yang diberikan di bangku sekolah atau bangku perkuliahan saja, melainkan juga pengalaman selama menempuh pendidikan.

Selain lelah dengan belajar, jangan pula kamu memutuskan menikah hanya karena lelah dengan pekerjaanmu selama ini. Jangan memilih menikah hanya karena ingin mendapatkan nafkah dari orang lain. Jangan pula menikah karena tidak ingin lelah bekerja. Semua pekerjaan memberikan banyak pelajaran dan pengalaman yang pastinya juga akan sangat berguna saat kamu menjalani kehidupan berumah tangga. Siapa bilang, setelah menikah kamu tidak bekerja? Meski di rumah, semua yang kamu kerjakan bisa berkali-kali lipat lebih melelahkan. Jadi, jangan sampai hal ini jadi alasan kamu, ya!

Ingin segera menikah memang baik, apalagi jika sudah menemukan orang yang dirasa tepat dan di waktu yang tepat pula. Namun, jangan buru-buru menikah jika niatmu hanya karena ingin lepas dari orang-orang yang sering kali menyakitimu. Itu karena mereka yang datang untuk menghapus lukamu, bisa saja mengkhianatimu. Kamu tak mau ,'kan, merasa sakit hati lagi dan enggan bersama dengan orang yang salah untuk kesekian kalinya?

Menikah karena ingin bahagia memang layak kamu impikan. Namun, jangan jadikan itu pelampiasan hanya karena kamu enggan sakit hati untuk kesekian kalinya. Kamu berhak merasa bahagia, dengan siapa pun dan dalam kondisi apa pun. Meski begitu, bukan berarti kamu hanya mencari rasa aman setelah kamu merasa sakit hati. Sebab menikah bukan perkara itu saja. Kamu akan bersamanya dalam berbagai rasa dan keadaan, baik suka dan  duka, sakit dan bahagia, tawa hingga tangis air mata akan kamu rasakan.

Mau lajang atau pun sudah punya pasangan, semua manusia akan bertemu dengan waktu mereka masing-masing untuk menikah. Jika pernah menjalin hubungan dan kemudian berakhir, bukan berarti kamu gagal menjalani hidup. Bisa jadi, pengalaman yang kamu alami mampu membuatmu lebih dewasa daripada sebelumnya.

Menjadi jomblo atau lajang bukanlah sebuah kesalahan. Hal ini juga tidak bisa dijadikan alasan untuk terburu-buru menikah. Menikah bukan hanya perkara mendapatkan pasangan. Bukan juga tentang teman hidup yang bisa dipamerkan atau juga diajak pergi ke mana pun kamu mau. Menikah adalah sebuah fase dengan tanggung jawab yang luar biasa besar. Bahkan, tak semua orang, yang secara umur sudah dewasa, layak menjalani kehidupan pernikahan.

Wajar rasanya, jika di usia yang sudah dewasa, satu per satu dari teman-temanmu menikah. Mereka akan mulai menemukan dan menjalani kehidupan baru bersama pasangan halal mereka. Namun, bukan berarti kamu harus buru-buru menikah. Kamu perlu lebih bersabar menunggu untuk bertemu dengan jodohmu. Ya, pertemuan memang rahasia Tuhan. Kamu hanya harus berusaha memperbaiki diri dan berdoa.

Tapi jangan sampai, hanya karena iri melihat teman-temanmu menikah, kamu juga merasa perlu buru-buru untuk menikah. Hingga kamu lupa memilih orang yang tepat tidaklah semudah itu. Kamu tetap harus mempersiapkan diri menjadi seorang istri. Jika memang belum bertemu dengan dia yang disebut jodohmu, lakukan semua aktivitasmu dengan sebaik-baiknya . Jangan hanya karena merasa tertinggal, lalu kamu gegabah dan terburu-buru menikah dengan orang yang kamu bahkan tak tahu bagaimana.

Menikah adalah fase saat semua kejadian baik dan buruk kamu rasakan. Semua orang ingin kehidupannya setelah menikah menjadi sempurna dengan kebahagiaan. Tentu, kamu ingin merasa lengkap saat bertemu dengan jodoh dan bersatu bersamanya. Membayangkannya saja rasanya sudah sangat membahagiakan. Apalagi mengalaminya? Ya, begitulah rasanya jika merasa terburu-buru untuk segera menikah.

Namun, bukan hanya bahagia saja yang akan dihadapi dalam kehidupan berumah tangga. Semua yang menjalani dan melalui fase ini akan merasakan suka, duka, bahagia, sedih, tangis, tawa, kecewa, dan semua emosi yang ada. Kamu bisa saja menikah karena ingin bahagia seperti orang lain. Namun, jangan hanya membayangkan bagaimana bahagianya pernikahan. Sebab, kamu juga harus bersiap dengan setiap kesedihan dan kesulitan yang dialami selama pernikahan.

Gimana, apakah kamu sudah siap menikah? Pikirkan baik-baik ya.