6 Alasan Perempuan Tidak Mengeluh saat Jadi Tulang Punggung Keluarga

Demi orang-orang tersayang, apa pun dikerjakan

Anggapan bahwa perempuan lemah dan hanya cocok mengerjakan tugas-tugas domestik makin berkurang, seiring banyak dari mereka yang bekerja untuk mencari nafkah. Bahkan bila ada orang yang mengira mereka bekerja dengan keterpaksaan, ini pun tidak tepat. Tak sedikit perempuan yang memang suka bekerja.

Bahkan ketika mereka harus menjadi tulang punggung keluarga dengan beban yang berat, mereka tidak lantas suka mengeluh. Para perempuan pekerja ini terus menjalankan rutinitasnya yang padat dan tampak menikmatinya. Terlepas dari rasa capek dan terkadang stres yang dialaminya, inilah enam alasan mereka gak gemar mengeluh yang bisa ditiru.

1. Siap melakukan apa saja untuk orang-orang yang dicintai

6 Alasan Perempuan Tidak Mengeluh saat Jadi Tulang Punggung Keluargailustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/cottonbro studio)

Dengan kasih sayang yang besar dalam dirinya, perempuan bisa merasa sangat bertanggung jawab terkait orang-orang yang disayangi. Untuk mereka, perempuan selalu punya kekuatan buat berjuang. Misalnya, keharusan menafkahi anak dan orangtua yang ditunaikannya dengan hati gembira. 

Bagi perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga, mampu memelihara kesejahteraan orang-orang yang dicintai adalah kebahagiaan terbesar. Kurang tepat apabila tindakannya disebut sebagai pengorbanan seakan-akan perempuan dalam posisi yang lebih banyak dirugikan akibat keputusannya bekerja. Mereka tidak setertekan itu, kok.

Rasanya kurang lebih sama menyenangkannya dengan ketika kamu sukses membahagiakan kekasih. Ketika melakukannya, kamu tak merasa mengorbankan apa-apa. Begitu pula perempuan yang bekerja merasa puas ketika mampu menafkahi keluarganya.

2. Punya ilmu dan skill yang memudahkannya mencari nafkah

6 Alasan Perempuan Tidak Mengeluh saat Jadi Tulang Punggung Keluargailustrasi perempuan bekerja (pexels.com/Gustavo Fring)

Baik bagi perempuan maupun laki-laki, kurangnya ilmu dan keterampilan akan menyulitkannya dalam mencari nafkah. Kalaupun mereka masih bekerja, upahnya rendah dan posisinya gampang digantikan oleh orang lain. Maka bekal ilmu serta keterampilan penting sekali untuk melancarkan pekerjaan.

Perempuan yang memiliki keduanya lebih merasa enjoy di dunia kerja. Mereka memiliki daya saing di antara teman-temannya. Walaupun tak ada pekerjaan yang mudah sekali, ilmu dan skill yang dimiliki bikin mereka mampu mengatasi tugas-tugasnya dengan baik.

Perempuan pun menjadi lebih optimis dengan perkembangan karier mereka. Sebagian dari mereka dapat sampai seperti tidak bekerja buat mendapatkan uang, melainkan uanglah yang mencari mereka. Kompetensi yang dimiliki bikin perempuan percaya diri dan gak menghadapi kesulitan yang berarti ketika bekerja.

3. Memandang bekerja banyak sisi positifnya

6 Alasan Perempuan Tidak Mengeluh saat Jadi Tulang Punggung Keluargailustrasi perempuan bekerja (pexels.com/Beyzanur K.)

Keluhanmu pada akhirnya menggambarkan pandanganmu tentang sesuatu yang dikeluhkan. Jika suka mengeluh tentang pekerjaan bahkan setelah berpindah-pindah kantor, berarti kamu punya pandangan yang negatif terkait aktivitas bekerja. Di mana pun kamu bekerja menjadi tidak terasa menyenangkan.

Perempuan yang gak sibuk mengeluh, meski menjadi tulang punggung keluarga, memiliki pandangan yang lebih baik terkait bekerja. Mereka tak memandangnya sebagai paksaan keadaan, melainkan pilihan yang diambil karena adanya ketertarikan.

Mereka melihat bekerja akan memberikan banyak hal baik. Selain mereka menjadi mandiri secara finansial, pertemanan pun berkembang. Melalui pekerjaan pula mereka dapat mengaktualisasikan diri secara positif.

dm-player

Baca Juga: 7 Tips Jaga Kesehatan Mental Tulang Punggung Keluarga, Tolong Peduli!

4. Merasa hidupnya lebih bermanfaat

6 Alasan Perempuan Tidak Mengeluh saat Jadi Tulang Punggung Keluargailustrasi perempuan bekerja (pexels.com/iam hogir)

Menjadi tulang punggung keluarga ternyata bisa memberi arti lebih bagi kehidupan perempuan. Keberadaannya jelas penting untuk orang-orang yang berada dalam tanggungannya. Sebagai tulang punggung keluarga, mereka dipandang sangat berjasa.

Di luar keluarga pun banyak manfaat yang ditebarkannya melalui pekerjaan. Mereka membantu pemberi kerja mencapai tujuan besar, tidak henti-hentinya mendampingi junior dalam belajar, serta bersama-sama menghasilkan produk untuk masyarakat. Kesibukan mereka tak cuma buat diri sendiri, melainkan banyak orang.

Dengan demikian, bekerja juga menjauhkan mereka dari perasaan kurang berguna dan hidup yang hampa. Kehidupan justru penuh makna seiring dengan makin bermanfaatnya kiprah mereka untuk sesama. Mereka jadi jarang galau apalagi insecure.

5. Fokus pada sisi menyenangkan daripada susahnya

6 Alasan Perempuan Tidak Mengeluh saat Jadi Tulang Punggung Keluargailustrasi perempuan bekerja (pexels.com/Edmond Dantès)

Walaupun mereka berusaha menikmati tugas sebagai tulang punggung keluarga, bekerja tentu tidak selalu mudah dan menyenangkan. Ada juga sisi-sisi susahnya dan kadang bikin hati sedih. Hanya saja mereka yang enjoy dalam mencari nafkah buat keluarga tidak berlama-lama memikirkannya.

Perhatian mereka lebih terpusat pada sisi menyenangkan dari bekerja. Contohnya, membayangkan betapa bahagia ketika tiba waktunya gajian dan bisa belanja buat keluarga. Juga, mengingat keseruan dengan teman bila sudah bertemu dan mengobrol.

Sisi-sisi menyenangkan di atas memang tidak meniadakan kesulitan dalam bekerja. Namun, fokus padanya amat mengurangi beban yang dirasakan. Jika ia membahas pekerjaannya, dia lebih banyak mengangkat pengalaman yang menyenangkan dan bukan mengeluhkan segala hal.

6. Mengeluh pun tak menyelesaikan masalah

6 Alasan Perempuan Tidak Mengeluh saat Jadi Tulang Punggung Keluargailustrasi perempuan bekerja (pexels.com/SHVETS production)

Kian banyak jumlah anggota keluarga yang mesti ditanggung, beban keuangannya tentu kian besar. Situasi begini mendorong perempuan bersikap begitu praktis dalam menjalani hidup. Segala sesuatu yang tidak membantunya menyelesaikan masalah bakal dikesampingkan.

Termasuk kebiasaan mengeluh yang sering kali cuma bikin pikiran terasa tambah penuh. Beban keuangan yang dipikulnya cuma akan teratasi dengan giat bekerja. Jadilah mereka gak mau buang-buang waktu untuk mengeluh ke sana kemari.

Meski tubuh dan pikiran kerap dihajar rasa lelah dan ada kecemasan tentang masa depan, mereka lebih suka beristirahat dengan tenang daripada sibuk mengeluh. Kalaupun mereka lagi butuh dukungan, paling-paling sharing dengan sesama perempuan pencari nafkah. Mengeluh tetap dihindari karena cenderung menurunkan semangat hidup mereka.

Butuh kekuatan mental untuk tidak mengeluh dengan beban seberat ini. Namun, perempuan yang berperan sebagai tulang punggung keluarga merupakan sosok yang tangguh. Mereka sudah berada di level adaptasi yang baik sehingga mampu menikmati tugas besarnya dalam keluarga tanpa perlu menyalahkan siapa-siapa.

Baca Juga: 5 Alasan Jadi Tulang Punggung Keluarga Itu Orang yang Hebat!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya