Meskipun Berat, 5 Hal Ini Kadang Dikorbankan Perempuan untuk Karier

Banyak perempuan karier yang terlalu sibuk mengurus pekerjaan dan keluarga sehingga mereka lupa memperhatikan diri mereka sendiri. Akhirnya, banyak perempuan karier tidak punya waktu untuk me time, berkumpul dengan teman, berolahraga, makan dengan benar, dan masih banyak lagi.

Karena terlalu banyak tuntutan lain yang tampaknya lebih diutamakan, ini juga bisa menyebabkan masalah bagi diri sendiri, seperti kelelahan, sakit, hingga stres.

Bagi laki-laki yang berprestasi dan mapan, jika ia ingin menikah dan memiliki anak, ia akan lebih mudah menemukan pasangan yang cocok dan menjadi seorang ayah. Sayangnya, hal yang sebaliknya dialami oleh perempuan, terutama yang memiliki karier bagus dan berprestasi, mereka mungkin akan merasa sulit atau ingin menunda untuk menikah.

Ada banyak hal yang menyebabkan masalah tersebut. Pertama, banyak laki-laki merasa kurang percaya diri mendekati perempuan yang memiliki karier yang lebih baik. Kedua, keengganan untuk meninggalkan karier dan menjadi ibu rumah tangga yang merupakan syarat dari pihak laki-laki.

Lalu, kesibukan yang membuat perempuan karier tidak sempat mencari pasangan. Juga, pekerjaan yang mensyaratkan perempuan untuk tidak menikah dan memiliki anak selama beberapa waktu.

Demi memajukan karier, banyak perempuan yang sudah menikah harus mengorbankan waktu bersama anak-anak dan kehilangan banyak hal kecil yang sangat berarti. Hal ini bisa jadi karena harus mengikuti jam kerja dari pagi hingga sore atau untuk melakukan pekerjaan tambahan, yang tentunya mengurangi kesempatan bertemu dengan anak-anak.

Hal ini bukan berarti perempuan lebih mendahulukan karier daripada anak-anak, tapi keharusan untuk mendapatkan penghasilan tambahan bagi keluarga, hidup yang lebih layak, dan pendidikan anak yang lebih baik, yang tentunya hal ini perlu dihargai. Selain itu, hal tersebut juga membuat anak-anak belajar tentang ambisi, tekad, dan nilai kerja keras.

Kadang juga pengorbanan dilakukan dengan menunda memiliki anak karena tuntutan karier. Saat bekerja dengan tekun untuk membuat kemajuan dalam karier, pasangan mungkin harus memutuskan untuk menunda memiliki anak. Masalahnya, perempuan memiliki usia produktif yang terbatas, sehingga hal ini juga sering memicu kegalauan.

Tuntutan karier kadang membuat perempuan tidak mampu memusatkan perhatian dan mencurahkan waktu untuk hubungan romantis. Pengorbanan ini bisa berupa lamanya jam kerja dan jarak yang jauh dari orang yang dicintai, sehingga mereka harus melewatkan waktu bersama orang yang dicintai.

Bahkan, karena kurangnya komunikasi dan waktu bertemu, tidak jarang hal ini menyebabkan keributan dengan orang yang dicintai. Padahal sejujurnya, perempuan karier pun sangat ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang yang dicintai. Kurangnya pengertian dan dukungan dari orang-orang tersayang kadang membuat mereka merasa semakin sedih.

Kadang, perempuan juga rela melakukan pengorbanan finansial untuk mencapai ambisi dalam hal karier. Pengorbanan ini bisa jadi mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan ambisi karier, menjadi wirausaha, atau mendapatkan jalur karier baru.

Kadang, perempuan juga rela melepaskan karier demi karier lain yang dinilai sesuai dengan passion, dekat dengan rumah, atau tetap memberikan kesempatan untuk mengurus keluarga.

Ladies, kamu berhak membuat pilihan dan pengorbanan demi karier. Namun, jangan sampai kamu harus membayar lebih banyak dan mengorbankan kesejahteraan demi karier.

Untuk kamu yang memiliki ibu, anak perempuan, atau istri yang juga bekerja, sudah sepatutnya kamu memberikan pengertian dan apresiasi atas usahanya dalam memperjuangkan kehidupan bersama yang lebih layak. Juga, jangan lupa doakan agar apa yang mereka perjuangkan dan korbankan bisa berakhir manis.