Mond de Sonne: Parfum yang Menemukan Keindahan dalam Kontras

- Dua aroma, dua emosi, dan satu narasi
- Chamonix: senja hangat, berani dengan notes sandalwood, bergamot, dan amber
- Champaign: fajar menenangkan, segar dengan aroma citrus, tea, dan jasmine
- Keduanya melengkapi filosofi Beauty in Duality yang merayakan kompleksitas perempuan
- Detail artistik dengan sentuhan berkelanjutan
- Botol parfum dirancang dengan tutup kayu daur ulang dari Jepara
- Setiap ukiran pada botol menyimpan makna personal dan terasa eksklusif
Di tengah dunia wewangian yang penuh standar kesempurnaan, Mond de Sonne hadir menawarkan pendekatan yang berbeda. Diluncurkan secara resmi pada Jumat (11/7/2025) di Jakarta, brand parfum lokal ini terinspirasi dari filosofi "Beauty in Duality", gagasan bahwa kesempurnaan lahir dari keberanian merangkul dua sisi yang berbeda dalam diri. Dengan nama yang berarti "matahari dan bulan" dalam bahasa Jerman, Mond de Sonne mengajak perempuan untuk berdamai dengan dualitas diri mereka, baik sisi yang kuat maupun lembut.
Mond de Sonne bukan sekadar label parfum premium, ia merupakan ruang refleksi emosional dan artistik. Melalui dua parfum perdananya, Chamonix dan Champaign, merek ini menghadirkan pengalaman olfaktori yang mencerminkan transisi suasana hati, momen pribadi, dan ekspresi diri yang utuh. Parfum tak lagi hanya soal wangi, melainkan media menyampaikan narasi personal.
1. Dua aroma, dua emosi, dan satu narasi

Peluncuran perdana Mond de Sonne menghadirkan dua parfum yang mewakili sisi berbeda dalam diri perempuan. Chamonix adalah representasi senja yang hangat, berani, dan tegas dengan notes sandalwood, bergamot, dan amber. Di sisi lain, Champaign adalah fajar yang menenangkan, segar, dan lembut dengan aroma citrus, tea, dan jasmine. Kedua parfum ini bukan saling menggantikan, melainkan saling melengkapi.
Filosofi Beauty in Duality terwujud dalam desain dan konsep keduanya. Dalam satu hari, seseorang bisa menjadi Chamonix saat malam tiba dan Champaign saat pagi menyambut. Mond de Sonne tidak memaksa perempuan memilih satu karakter, melainkan merayakan kompleksitas dan dinamika yang membentuk identitas mereka.
2. Detail artistik dengan sentuhan berkelanjutan

Estetika juga menjadi bagian penting dari Mond de Sonne. Botol parfum dirancang dengan tutup kayu hasil daur ulang dari Jepara, menghadirkan sentuhan lokal yang elegan dan ramah lingkungan. Setiap ukiran pada botol menyimpan makna personal, membuat setiap produk terasa eksklusif dan artistik.
Dengan pendekatan ini, Mond de Sonne tidak hanya memperhatikan keindahan visual, tapi juga berkomitmen terhadap keberlanjutan. Keputusan menggunakan material lokal dan sisa produksi adalah bentuk konkret tanggung jawab sosial dan ekologis brand ini terhadap lingkungannya.
3. Kampanye “Now, I’m Ready” dan misi emosional

Mond de Sonne diluncurkan beriringan dengan kampanye bertajuk “Now, I’m Ready”, sebagai ajakan reflektif kepada perempuan untuk mengenal dan menerima versi utuh dari diri mereka. Babak pertamanya, “The Mond de Sonne Summer Arc”, akan menghadirkan rangkaian aktivitas mulai dari sesi refleksi, kelas kebugaran, hingga pameran seni selama tiga bulan.
Menurut Fay, salah satu pendiri, Mond de Sonne adalah sanctuary bagi perempuan adalah tempat aman untuk merasa cukup dan utuh. Harga yang ditawarkan pun inklusif, mulai dari Rp275.000 untuk ukuran 15 ml dan Rp720.000 untuk 50 ml. Tersedia eksklusif di situs resminya, ini bukan sekadar peluncuran parfum, melainkan gerakan emosional menuju penerimaan diri.
Dengan koleksi yang sarat makna, Mond de Sonne hadir membawa angin segar di dunia parfum lokal. Ia tidak hanya wangi, tapi juga reflektif mengajak pemakainya untuk menemukan keindahan dari dalam. Di tengah tuntutan menjadi “sempurna”, Mond de Sonne mengingatkan bahwa keindahan sejati justru ada dalam ketidaksempurnaan yang dirangkul.