Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Napas bagi Wilsen Willim: Menyulam Jiwa dalam Setiap Helai Kain

WhatsApp Image 2025-10-06 at 14.28.24_6320fd32.jpg
Koleksi demi couture bertajuk "Napas" dari Wilsen Willim di Plaza Indonesia Fashion Week 2025. 5 Oktober 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)
Intinya sih...
  • Koleksi "Napas" merupakan perenungan visual tentang hubungan tubuh dan jiwa, diwujudkan melalui permainan siluet dan struktur kain.
  • Perpaduan budaya Asia dengan sentuhan modern khas Wilsen Willim, menciptakan kontras dramatis antara keanggunan dan kekuatan.
  • Teknik patchwork, laser cut, drapery, lipit, hingga sulaman jelujur berpadu dalam harmoni, menciptakan tekstur yang tak hanya terlihat, tapi juga terasa.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ada sesuatu yang sakral dalam kata “Napas”. Ia adalah awal dari kehidupan, denyut pertama dari segala yang hidup. Kini, Wilsen Willim menjadikannya bukan sekadar tema, melainkan medium untuk menyalurkan ruh kreatifnya dalam karya Demi Couture perdananya di Plaza Indonesia Fashion Week 2025, Minggu (5/10/2025).

Sebagai penutup perhelatan mode terbesar tahun ini, Wilsen tak sekadar menampilkan busana, ia menghidupkannya. Setiap helai kain, setiap lipit, setiap jahitan, semua adalah perwujudan napas itu sendiri. Naik-turun, tenang namun penuh kekuatan, lembut tapi menyimpan daya yang tak terlihat.

1. Napas yang menjadi narasi

WhatsApp Image 2025-10-06 at 14.28.25_7d918956.jpg
Koleksi demi couture bertajuk "Napas" dari Wilsen Willim di Plaza Indonesia Fashion Week 2025. 5 Oktober 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Koleksi “Napas” membuka diri sebagai perenungan visual tentang hubungan antara tubuh dan jiwa. Wilsen menggambarkannya melalui permainan siluet dan struktur yang tidak sekadar memperindah bentuk tubuh, tetapi juga menciptakan dialog antara kain dan gerak pemakainya.

“Dalam setiap jejak langkah seorang manusia, terdapat jiwa dan makna yang menyertainya,” tulis Wilsen soal koleksinya dalam rilis yang diterima IDN Times.

Ia menjahit bukan untuk tubuh semata, tapi untuk kehidupan. Wilsen menjadikan setiap potongan busana seperti tarikan napas, tampak alami, berirama, dan sarat makna.

2. Perpaduan budaya, peleburan identitas

WhatsApp Image 2025-10-06 at 14.28.24_79fee84d.jpg
Koleksi demi couture bertajuk "Napas" dari Wilsen Willim di Plaza Indonesia Fashion Week 2025. 5 Oktober 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Terinspirasi dari peleburan budaya di Asia, Wilsen merangkai imajinasi lintas batas menjadi karya yang tampak universal namun tetap berpijak pada akar. Koleksi ini menggabungkan batik peranakan kontemporer dengan sentuhan modern khas Wilsen Willim, termasuk motif kincir angin yang menjadi simbol kreativitas tanpa henti.

Warna-warna hitam, merah, putih, dan kelabu mendominasi panggung, menciptakan kontras dramatis antara keanggunan dan kekuatan. Seperti napas yang mengalir di antara siang dan malam, perpaduan warna ini menghadirkan keseimbangan antara keras dan lembut, antara tradisi dan masa depan.

3. Teknik yang berbicara lembut, namun tegas

WhatsApp Image 2025-10-06 at 14.28.24_14d6cb0d.jpg
Koleksi demi couture bertajuk "Napas" dari Wilsen Willim di Plaza Indonesia Fashion Week 2025. 5 Oktober 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Dalam “Napas”, teknik menjadi bahasa. Patchwork, laser cut, drapery, lipit, hingga sulaman jelujur berpadu dalam harmoni, menciptakan tekstur yang tak hanya terlihat, tapi juga terasa.

Wilsen memperlakukan bahan baku seperti partitur musik, dari tulle, sutra, katun, dan organza, semua menjadi nada-nada yang berbeda dalam orkestra mode. Hasilnya adalah karya yang bernafas, bergerak, dan hidup di setiap hembusan langkah model di atas runway.

4. Aksesori yang menyempurnakan cerita

WhatsApp Image 2025-10-06 at 14.28.25_1399487d.jpg
Koleksi demi couture bertajuk "Napas" dari Wilsen Willim di Plaza Indonesia Fashion Week 2025. 5 Oktober 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Setiap detail di koleksi ini bukan sekadar pelengkap, melainkan babak tambahan dari kisah yang disampaikan. Kolaborasi dengan Subeng Klasik menghadirkan aksesori berbentuk kincir angin, melambangkan napas yang berputar tanpa henti dan simbol kehidupan, serta kontinuitas.

Sementara, Pale Object menambahkan sentuhan eksentrik dengan topi rajut berpotongan unik, menjadikan tampilan semakin berkarakter. Detail kecil ini membuat koleksi “Napas” tak sekadar visual, tapi jadi ibarat pengalaman multisensori.

5. Napas sebagai warisan dan janji

WhatsApp Image 2025-10-06 at 14.28.24_aef509c6.jpg
Koleksi demi couture bertajuk "Napas" dari Wilsen Willim di Plaza Indonesia Fashion Week 2025. 5 Oktober 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Di balik keindahan demi couture ini, tersimpan visi yang lebih besar, yakni membangkitkan kembali wastra Indonesia dan menghadirkannya dalam konteks global. Wilsen menyebut, bila karya ini sebagai bentuk “napas baru” bagi batik tulis, yang kini tampil dalam wajah modern tanpa kehilangan jiwanya. Ia ingin agar budaya tak lagi dipandang sebagai artefak masa lalu, tapi sebagai sesuatu yang terus tumbuh, berevolusi, dan bernapas bersama zaman.

“Agar seni sarat budaya yang telah ada tak hilang tergerus waktu, namun menjelma menjadi hal baru yang memperkaya,” tutupnya.

Dengan “Napas”, Wilsen Willim tidak hanya menutup Plaza Indonesia Fashion Week 2025 dengan megah, tetapi juga membuka lembar baru dalam sejarah mode Indonesia. Koleksi ini bukan sekadar pakaian. Ia adalah pernyataan eksistensial, bahwa di balik setiap jahitan, ada kehidupan dan di balik setiap helai kain, ada napas yang tak pernah berhenti mencari bentuk barunya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Pelajaran Hidup dari Film Rangga dan Cinta, Romantis Bikin Baper

06 Okt 2025, 22:12 WIBLife