Profil Local Brand Amaterasun, Sunscreen-nya Sering Jadi Favorit

18 Jul 2025, 20:42 WIB

Nisa Zarawaki

Sunscreen Amaterasun (Dok. Amaterasun)

Intinya sih...

Amaterasun adalah sister brand dari Somethinc yang fokus pada tabir surya
Menggunakan teknologi khusus Intelligent DNA Guardian untuk melindungi kulit dari sinar UV dan cahaya biru
Produk andalannya termasuk UV Skin Tint SPF 35, Physical Sunscreen SPF 50+, dan Lip Balm SPF 20

Di tengah maraknya produk sunscreen lokal yang bersaing di pasaran, nama Amaterasun berhasil mencuri perhatian sebagai salah satu brand yang paling sering direkomendasikan. Formulanya yang ringan, tidak lengket, serta cocok untuk iklim tropis menjadikannya favorit banyak orang.

Tak hanya itu, tampilannya yang simpel namun menarik, membuat produk ini mudah dikenali di rak skincare mana pun. Yuk, ketahui profil brand Amaterasun di bawah ini!

1. Merupakan sister brand dari Somethinc

Produk Amaterasun (dok. Amaterasun)

Amaterasun adalah local brand yang merupakan sister brand dari Somethinc. Berbeda dengan Somethinc, Amaterasun lebih berfokus pada tabir surya atau sunscreen. Amaterasun juga menyediakan produk untuk berbagai skin type, mulai dari normal, oily, hingga sensitif.

Varian yang dihadirkan pun menyesuaikan dengan tipe kulit. Mulai dari UV Sunscreen Cream, UV Sunscreen Serum, hingga UV Body Sunscreen. Melalui situs resminya, Amaterasun menyoroti teknologi yang mereka pakai, yakni Intelligent DNA Guardian.

2. Teknologi Intelligent DNA Guardian yang dipakai Amaterasun

Produk Amaterasun UV WaterBarrier Sunscreen SPF 35 PA++++ (dok. Amaterasun)

Amaterasun menggunakan teknologi khusus dalam setiap produknya. Kandungannya berupa Ethyl Ferulate dan Carnosic Acid. Kandungan ini berfungsi untuk melindungi sel kulit dari kerusakan DNA, menjaga kulit dari sinar UV dan cahaya biru, memperkuat skin barrier, serta membantu meningkatkan kelembapan kulit.

Melansir situs Amaterasun, berdasarkan hasil uji in vitro, Intelligent DNA Guardian terbukti mampu memperbaiki kerusakan DNA akibat paparan sinar UVB. Dengan metode imunohistokimia tinidin dimer, penanda kerusakan DNA akibat sinar UV, hasil menunjukkan tidak ditemukan tinidin dimer setelah satu jam penggunaan. Selain itu, teknologi ini juga mampu memberikan perlindungan terhadap kulit dari paparan blue light.