Tingginya Aktivitas Pada Perempuan Produktif Picu Neuropati
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Padatnya aktivitas sehari-hari yang dilakukan perempuan membuat kondisi tubuh kerap mengalami nyeri otot di beberapa titik tubuh. Gerakan salah atau berulang yang terjadi dalam waktu yang cukup lama memicu terjadinya neuropati. Neuropati merupakan gangguan saraf atau kelainan saraf pada tubuh. Neuropati bisa menyerang siapa pun dan usia berapa pun. Penderita diabetes juga memiliki peluang yang sama mengalami risiko ini.
Tak bisa dipungkiri, neuropati pun mulai menghantui perempuan produktif masa kini terutama yang memiliki aktivitas tinggi dan kurang memerhatikan gaya hidup sehatnya. Lalu, apa saja sih yang terjadi bila mengalami neuropati. Yuk, kita cari tahu.
1. Perempuan produktif memiliki risiko lebih besar mengalami neuropati
Neuropati bisa terjadi pada siapa pun, terutama perempuan produktif yang memiliki segudang aktivitas berlebih. Mulai dari ibu rumah tangga yang sering melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, menyapu, mengepel, sampai membersihkan seluruh halaman rumah. Perempuan kantoran yang terlalu lama berdiri, duduk sampai turun naik tangga, belum lagi kebiasaan menggunakan high heels dalam waktu yang lama hingga menyebabkan perubahan pada telapak kaki dan akhirnya mengganggu saraf.
2. Melakukan gerakan berulang dalam waktu lama picu neuropati lebih cepat
Menurut dr. Ade Tobing, Spesialis Kedokteran Olahraga dari Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Olahraga (PDSKO), kegiatan atau aktivitas berulang bisa memicu terjadinya neuropati lebih cepat. Misalnya, gerakan yang lama pada pergelangan tangan ke atas dan ke bawah. Hal ini menyebabkan tendon di pergelangan tangan mengalami peradangan. Bagi kamu yang setiap hari mencatok rambut dalam waktu lebih dari 30 menit, bisa mengalami neuropati. Hal ini dikarenakan tangan menahan beban alat catokan sambil menggerakan secara berulang.
Baca Juga: The Fountain & Dandelion, One Stop Wellness untuk Warga Urban Jakarta
3. Atasi neuropati dengan gerakan neuromove
Editor’s picks
Untuk meminimalisir risiko neuropati, kamu bisa mengatasinya dengan melakukan gerakan neuromove. Gerakan neuromove merupakan olahraga ringan yang melatih otot serta mengaktifkan sel-sel saraf. Gerakan neuromove berupa stretching selama 15-20 menit. Kamu bisa melakukan gerakan neuromove di rumah maupun kantor karena gerakan ini terbilang sederhana. Misalnya, menyilangan batang tubuh, koordinasi mata, tangan, dan keseimbangan. Hati-hati ya agar terhindar dari cedera.
4. Mengonsumsi kombinasi vitamin untuk mencegah neuropati pada perempuan produktif
Untuk menyeimbangkan gerakan neuromove, kamu bisa mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung vitamin B1 (daging, telur, kacang kedelai), B6 (brokoli, ubi jalar, bayam, lobak, asparagus) dan B12 (salmon, kerang, kepiting, tuna, sarden).
5. Dorongan untuk menjalani gaya hidup sehat pada perempuan produktif
Kesadaran untuk menjalani gaya hidup sehat masih tergolong rendah, yakni hanya sekitar 30,2 persen. Oleh sebab itu, dibutuhkan dorongan dan semangat pada perempuan produktif agar terhindar dari risiko neuropati. Kamu bisa melakukan pemeriksaan saraf. Sehingga saat memasuki usia lanjut, tubuhmu jauh lebih siap dan tidak mengalami risiko yang lebih buruk.
Oleh sebab itu, sebaiknya kamu memilih aktivitas yang sesuai dengan kemampuan tubuhmu, jangan memaksakan tubuh dengan gerakan berulang karena akan membuat otot bekerja lebih keras dari biasanya. Semangat, ya!
Baca Juga: Manfaat Pemijatan Shiatsu untuk Peregangan Otot, Awas Ketagihan!