The Flying Cloth di Museum Nasional Usung Budaya dan Sustainability

- Merdi Sihombing, lulusan Ilmu dan Desain Mode, menggelar pameran The Flying Cloth di Museum Nasional.
- Pameran ini menampilkan karya yang memukau serta menyuguhkan kisah inspiratif tentang dedikasi Merdi selama 25 tahun di dunia fashion.
- Karya-karyanya selalu mengusung keindahan wastra Nusantara dan semangat keberlanjutan, membawa identitas budaya Indonesia ke tingkat global.
Jakarta, IDN Times - Merdi Sihombing merupakan lulusan Ilmu dan Desain Mode. Ia berfokus pada tekstil tradisional dan pewarna alami dalam mode kontemporer. Merdi telah mengarungi perjalanan selama 25 tahun di dunia mode, khususnya dalam melestarikan budaya lokal dan menerapkan prinsip keberlanjutan di dunia fashion.
Merayakan hal ini, Merdi Sihombing menggelar pameran bertajuk The Flying Cloth di Museum Nasional. Dalam konferensi pers pada Selasa (12/11/2024) di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Merdi menceritakan latar belakang serta konsep acara ini. Pameran The Flying Cloth juga dibuka untuk umum. Simak informasi lebih lengkapnya di bawah ini!
1. Pameran The Flying Cloth menjadi saksi perjalanan seorang Merdi Sihombing

Pameran ini dipersembahkan oleh Kementerian Kebudayaan, Indonesian Heritage Agency, dan Museum Nasional Indonesia. The Flying Cloth akan menampilkan karya yang memukau serta menyuguhkan kisah inspiratif tentang dedikasi Merdi selama 25 tahun di dunia fashion.
"Setiap kain, motif, dan warna yang ada di sini bukan hanya hasil kreativitas, tetapi warisan yang kami pelihara dan hargai bersama. Dalam setiap lembar kain yang ditampilkan, ada cerita tentang pelestarian, kebanggaan budaya, dan upaya untuk menghadirkan fashion yang tidak merusak alam," ujar Merdi.
Pameran ini juga lebih dari sekadar perjalanan profesional. Selama 25 tahun ini, banyak cerita emosional dengan para pengrajin dan perempuan di desa-desa terpencil yang setia menjaga tradisi. Merdi pun menggali dan membawa warisan leluhur ke dalam karya-karya kontemporer yang tetap menghormati nilai budaya.
2. Merdi berharap Indonesia bisa menjadi pusat indigenous fashion

Karya-karyanya selalu mengusung keindahan wastra Nusantara dan semangat keberlanjutan. Keberhasilannya ini membuktikan kekuatan kreativitas dan relevansi budaya lokal di kancah mode internasional. Merdi berharap Indonesia bisa menjadi pusat mode bagi masyarakat adat atau indigenous fashion di kancah dunia.
"Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa dengan masyarakat adat yang begitu beragam, masing-masing menyimpan potensi besar yang belum tergali sepenuhnya. Dari ujung barat hingga timur Nusantara, tiap suku memiliki warisan tekstil dan seni hias yang unik, yang dapat diperkenalkan dan dipersembahkan kepada dunia," lanjut Merdi.
Merdi juga mengatakan bahwa kita memiliki warisan budaya yang telah ada sejak turun temurun. Hal tersebut bisa jadi modal Indonesia sebagai pusat ekspor fashion berbasis nilai-nilai lokal. Bagi Merdi, langkah ini tidak hanya tentang industri dan estetika, tetapi juga tentang membawa identitas dan kebanggaan budaya Indonesia ke tingkat global.
3. The Flying Cloth menghadirkan pameran lengkap dengan sajian visual, auditif, diorama, dan interaktif

The Flying Cloth mempersembahkan perjalanan kreatif Merdi Sihombing dalam wujud yang memukau. Lengkap dengan sajian visual, auditif, diorama, dan interaktif. Koleksi wastra yang ditampilkan di pameran ini adalah hasil re-inventing kain tradisional dari berbagai daerah di Nusantara.
Merdi memadukan inovasi benang, pewarnaan alami, serta teknik tenun, sulam, songket, dan manik-manik dengan sentuhan budaya yang kaya. Instalasi ini juga menghadirkan elemen-elemen simbolis dari berbagai wilayah dan bahan-bahan unik. Berbagai karyanya mencerminkan keindahan serta keunikan setiap daerah yang menjadi inspirasi Merdi.
4. Rangkaian acara

Selama dua pekan ke depan, The Flying Cloth juga akan menjadi wadah interaksi dan edukasi. Rangkaian workshop, seminar, dan creative talk akan mengajak publik untuk lebih memahami konsep fashion berkelanjutan.
"Kami akan mengadakan sejumlah workshop dan seminar tentang tenun serta pewarnaan alami selama 2 minggu ke depan. Saya berharap ini bisa menjadi wadah diskusi dan belajar bersama terkait budaya yang kita miliki," tutur Merdi.
Kamu bukan hanya akan menyaksikan pameran kain tenun dalam berbagai bentuk dan motif. Kamu juga bisa mengikuti berbagai workshop, seminar, dan creative talk bersama para narasumber inspiratif.
5. Pameran ini terbuka untuk umum

The Flying Cloth terbuka untuk umum hingga 24 November 2024. Kamu dapat membuka situs https://linktr.ee/museumnasionalindonesia untuk membeli tiket Museum Nasional. Harga tiket masuk Museum Nasional sekitar Rp25 hingga Rp35 ribu.
Pameran The Flying Cloth sudah dibuka sejak 11 November 2024. Setiap harinya akan ada workshop hingga seminar yang berbeda. Letaknya ada di Sunken Area, Museum Nasional Indonesia.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan pameran The Flying Cloth. Yuk, nikmati keindahan yang lahir dari perpaduan tradisi dan inovasi dan menjadi bagian dari gerakan fashion yang berkelanjutan.