Tips Jitu Tingkatkan Rasa Percaya Diri ala Dian Sastrowardoyo

Tak sedikit perempuan yang merasa insecure karena orang lain mencemooh penampilan fisiknya. Hal ini selaras dengan survei yang telah dilakukan Dove mengenai rasa percaya diri perempuan dengan rambutnya.

Stella Tika Lestari, sebagai Senior Brand Manager Dove menjelaskan, "Dari hasil survei yang dilakukan oleh Dove secara global, kita menemukan fakta bahwa 1 dari 2 perempuan itu pernah diejek karena rambutnya."

Ejekan terhadap perempuan mengenai kondisi rambut atau model rambutnya juga pernah dialami aktris ternama Indonesia, Dian Sastrowardoyo. Perempuan dengan rambut lurus dan panjang ini pun tak terhindarkan dari ejekan orang lain mengenai pilihan model rambutnya. 

Dian turut menuturkan, "Jadi tetep aja rambut dengan model apa pun juga tetep bisa kena komentar negatif, dan gak cuman aku aja yang merasakan, teman-teman dekatku juga banyak yang merasakan."

Indah Sundari selaku psikolog, mencoba untuk menjelaskan lebih lanjut mengapa orang sering menghina atau memberikan komentar negatif terhadap penampilan seseorang. Hal ini ternyata memiliki hubungan dengan budaya masyarakat dan standar kecantikan yang beredar.

Indah menjelaskan, "Budaya kolektif kita sudah terbiasa untuk memberikan komentar, sudah terbiasa untuk menilai baik secara langsung maupun tidak langsung. Jangankan penampilan, sesuatu yang sebenarnya sifatnya gak kelihatan pun kadang dikomentari apalagi ini sesuatu yang sifatnya kelihatan. Nah, karena faktor budaya ini jugalah yang akhirnya membuat standar kecantikan itu tercipta, termasuk gaya rambut."

Sehingga, ketika seseorang tampil agak berbeda dari standar yang telah diyakini dalam masyarakat, seolah-olah orang tersebut menjadi bagian di luar masyarakat. Sebab, ia tidak memenuhi standar penampilan yang biasanya disebutkan oleh masyarakat. 

Ketika seseorang mendapatkan komentar negatif, hal ini bisa menurunkan rasa percaya diri yang dapat menghambat potensi diri. Sayangnya, tak sedikit perempuan yang pernah mengalami hal ini dalam hidupnya. 

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Dove, 88 persen perempuan yang menerima komentar negatif merasa kehidupan sosialnya terganggu karena adanya standar kecantikan tersebut. Sementara, 75 persen dari mereka merasa tidak percaya diri, dan 60 persen di antaranya merasa tidak punya rasa percaya diri untuk keluar rumah. 

"Jadi hal-hal yang ejek-ejekan ini, yang selentingan-selentingan ini tadi, itu punya impact yang serius dalam kehidupan sehari-harinya para perempuan," jelas Stella.

Banyak orang yang belum menyadari bahwa komentar negatif dapat berdampak pada  self-love, self-esteem, dan tidak menutup kemungkinan membuat perempuan merasa tidak berharga. Hal ini bisa mengakibatkan dampak panjang pada kehidupan seseorang.

"Itu (komentar negatif) akan berdampak ke kondisi kesehatan mental, ujung-ujungnya akan ada yang merasa stres berkepanjangan karena merasa tidak diterima atau ada juga yang jadinya tidak percaya diri untuk terlibat dengan lingkungan sosialnya. Dan bukan gak mungkin juga jadinya kalau udah gak percaya diri, udah gak diterima, boro-boro mau mengembangkan diri, dianya sendiri juga tidak bisa melihat bahwa dia punya value," ujar Indah.

Sebagai seorang pekerja seni, Dian menyadari bahwa setiap orang memiliki keberagaman yang beraneka rupa. Apalagi sebagai perempuan Indonesia dengan berbagai macam kultur budaya dari Sabang hingga Meruake. 

"Kita justru perlu menjadi pribadi-pribadi yang independently mendefinisikan sendiri apa sih sebenernya yang aku bilang 'cantik'. Jadi definisikanlah kecantikanmu sendiri, apalagi kita orang Indonesia yang beragam banget, dan justru ini adalah waktunya kita merayakan keberagaman kita, ke-Indoensia-an kita yang emang rame-rame, macem-macem, jadi gak mungkin bisa cuma pakai satu definisi aja," tutup Dian. 

Beberapa hal di atas semoga bisa memberikan pandangan yang lebih luas mengenai standar penampilan yang ada di Indonesia. Harapannya perempuan Indonesia memiliki rasa percaya diri yang tinggi terhadap penampilan dan potensi mereka.