Polemik Nikah Siri dan Dampaknya Bagi Perempuan Indonesia

Jika untuk kebahagiaan, kenapa harus sembunyi-sembunyi?

Masalah nikah siri telah menjadi perdebatan panjang di Indonesia. Ketika pernikahan dianggap 'sah' di mata agama, nyatanya praktik ini merugikan perempuan. Karena mereka tak punya sertifikat nikah, para perempuan ini tak bisa mengklaim hak-hak pernikahan mereka, termasuk hak untuk memiliki sejumlah properti bersama. Tak menutup kemungkinan bahwa pernikahan siri juga memiliki dampak yang buruk terhadap anak-anak yang lahir dari hasil pernikahan siri.

Nikah siri sebenarnya tak ada di dalam istilah fikih. Siri dalam bahasa Arab berarti rahasia atau sembunyi-sembunyi. Tak seperti pernikahan normal pada umumnya, pernikahan siri tak akan dicatat di Kementrian Agama.

Dengan adanya perempuan-perempuan ini sebagai pusat perhatian, media kerap kali salah fokus dalam pemberitaan. Media selalu tampak 'lupa' untuk menyebutkan bahwa membuat pesta pernikahan atau walimah dalam Islam adalah sunah dan praktik nikah siri sangat-sangat tidak disarankan.

Pada September 2017 lalu sempat ditemukan sebuah situs yang akan membantu klien untuk melakukan pernikahan siri & melelang keperawanan

Polemik Nikah Siri dan Dampaknya Bagi Perempuan Indonesiafacebook.com/Jamhari

Situs yang bernama nikahsirri.com -- meskipun pada akhirnya sudah diblokir pemerintah karena jelas-jelas melanggar UU ITE & Pornografi -- cukup membuat sejumlah netizen geram.

Program nyeleneh yang dibuat Partai Ponsel ini awalnya bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dengan cara melelang keperawanan dan/atau melakukan nikah siri bagi janda. Perempuan mana pun bisa mengikuti program ini, dan ya, program lelang keperjakaan juga ada. Mereka mengaku punya tim medis sendiri yang bisa siap untuk memeriksa 'keabsahan' perawan seorang perempuan dengan melakukan serangkaian tes medis, padahal tes keperawanan sendiri malah akan berpotensi menimbulkan sejumlah permasalahan pada organ intim perempuan.

Lantas bagaimana cara Partai Ponsel mengetes keperjakaan laki-laki? Mereka mengaku akan melakukan sumpah pocong pada setiap laki-laki yang mengaku perjaka. Masuk akal? Entahlah, semua yang ada dalam situs ini rasanya tidak masuk akal. 

Terus terang saja program ini tak ada bedanya dengan prostitusi online terselubung yang dibalut sedemikian rupa dan mengatasnamakan agama serta ekonomi sebagai modus utamanya

Polemik Nikah Siri dan Dampaknya Bagi Perempuan IndonesiaScreenshoot nikahsirri.com
dm-player

Apa pun alasannya, cara seperti ini tak pernah dibenarkan meski pun itu untuk mengentaskan kemiskinan. Perempuan bukanlah objek yang bisa diperjualbelikan keperawanannya. Keperawanan seorang perempuan biarlah menjadi miliknya seutuhnya tanpa harus ada campur tangan dari orang lain. 

Banyak hal yang salah dan terasa menggelitik soal situs nikahsirri.com untuk dibahas lebih lanjut. Sebelum akhirnya diblokir, setiap halaman situs ini terasa seperti lelucon yang bahkan terlalu mengerikan jika benar adanya. Entah apa saja yang akan terjadi jika pemerintah tak cepat turun tangan dalam mengusut kasus ini.

Mulai dari lelang perawan hingga sumpah pocong, berapa banyak masyarakat menengah ke bawah yang akan tertipu iming-iming ratusan juta jika menjadi salah satu mitra mereka dalam rangka perburuan perawan dan perjaka. Sedikit miris memang, jika agama dan kapitalisme bertemu, apa pun bisa dijual begitu saja.

Baca Juga: Pertimbangkan 7 Alasan Ini Sebelum Memutuskan Nikah Siri

Pernikahan yang baik & bahagia bisa menjadi salah satu fondasi yang kuat dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Namun kini, rasanya pencarian suami yang ideal semakin sulit untuk perempuan yang selalu saja menjadi objek penindasan & penghakiman

Polemik Nikah Siri dan Dampaknya Bagi Perempuan IndonesiaUnsplash/Sweet Ice Cream Photography

Harus kita akui juga bahwa media ikut bertanggung jawab terhadap bagaimana pandangan masyarakat terhadap perempuan dan keperawanan mereka. Berapa banyak perempuan yang terjebak dan melakukan operasi keperawanan hanya demi sekadar memenuhi pandangan masyarakat terhadap mereka? Berapa banyak laki-laki yang seenaknya memutuskan hubungan dengan kekasihnya hanya karena sang perempuan terbukti tidak perawan? Harus berapa banyak lagi pernikahan dini yang dilakukan hanya demi menghalalkan perzinahan dan tanpa adanya persiapan? 

Tak bisakah kita membiarkan para perempuan di luar sana memutuskan apa yang terbaik bagi diri mereka sendiri?

Memang, jika syarat menikah sudah dipenuhi, pernikahan itu akan menjadi sah dan halal. Tapi, apakah sesuatu akan 100% terhindar dari dosa jika itu sudah mendapat label halal? Belum tentu.

Seharusnya pernikahan dibangun dengan cinta yang tulus dan hati yang lapang, tak hanya sekadar menuruti kemauan selangkangan.

Baca Juga: 7 Alasan Seseorang Ingin Nikah Siri, Demi Hindari Asusila?

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya