4 Buku dalam Serial An Ember in the Ashes, Penuh Intrik Politik!
An Ember in the Ashes, serial novel karya Sabaa Tahir, telah berhasil memikat pembaca di seluruh dunia dengan alur ceritanya yang mendalam dan kompleks. Berlatar dalam sebuah dunia fiksi yang terinspirasi oleh Kekaisaran Romawi, serial ini menggambarkan perjuangan, pemberontakan, dan kekuatan cinta dalam menghadapi kekejaman dan ketidakadilan.
Cerita dimulai dengan dua karakter utama, Laia dan Elias, yang hidup dalam masyarakat yang penuh penindasan. Kisah mereka berkembang seiring dengan keinginan untuk memperjuangkan kebebasan dan keadilan di dunia yang kelam. Serial ini akan membawa pembaca pada perjalanan emosional yang memperlihatkan ketahanan dan kekuatan manusia dalam menghadapi ketidakpastian.
Terdiri dari empat buku, simak rangkuman cerita dari buku dalam serial An Ember in the Ashes berikut ini. Jangan di-skip!
1. An Ember in the Ashes (2015)
Laia adalah seorang budak di bawah Kekaisaran Martial yang kejam, di mana perlawanan berarti kematian. Hidup bersama kakek-nenek dan kakaknya di lingkungan miskin, Laia tak pernah menentang kekaisaran hingga suatu hari kakaknya ditangkap atas tuduhan pengkhianatan. Demi menyelamatkannya, Laia setuju menjadi mata-mata untuk para pemberontak dengan menyusup ke akademi militer kekaisaran.
Di sana, Laia bertemu Elias, seorang prajurit terbaik yang diam-diam merindukan kebebasan dari kekuasaan tirani. Takdir mempertemukan mereka dalam perjuangan melawan kekaisaran, dan keputusan mereka akan memengaruhi nasib kekaisaran selamanya.
2. A Torch Against the Night (2016)
Setelah peristiwa Ujian Keempat, Laia dan Elias menjadi buronan, melarikan diri dari Kota Serra dan memulai perjalanan berbahaya di tengah Kekaisaran. Laia bertekad menyusup ke Kauf, penjara paling ketat di Kekaisaran, untuk menyelamatkan saudaranya yang penting bagi kelangsungan hidup kaum Scholars. Elias siap membantu Laia, meski itu berarti harus mengorbankan kebebasannya sendiri.
Di sisi lain, Helene, sahabat lama Elias yang kini menjadi Blood Shrike Kekaisaran, diperintahkan untuk memburu Elias dan Laia hingga mati. Mereka harus mengatasi berbagai ancaman, baik manusia maupun kekuatan gelap, demi mencapai tujuan masing-masing.
3. A Reaper at the Gates (2018)
Di tengah ancaman perang, Helene Aquilla, si Blood Shrike, berusaha melindungi nyawa saudaranya dan rakyat di Kekaisaran. Namun, situasi semakin berbahaya dengan Kaisar Marcus yang semakin tak terkendali, serta Keris Veturia, Komandan yang haus kekuasaan, yang memanfaatkan ketidakstabilan sang kaisar demi ambisinya.
Di tempat lain, Laia dari Serra bertekad menghentikan Nightbringer yang dapat menghancurkan dunia. Sementara itu, Elias Veturius, yang kini menjadi Soul Catcher, harus menyerahkan kebebasannya demi kekuatan kuno, meski itu berarti meninggalkan wanita yang dicintainya.
4. A Sky Beyond the Storm (2020)
Para jin yang telah lama terkurung kini menyerang, menimbulkan kekacauan di desa dan kota. Sementara itu, Nightbringer mengejar balas dendam pada musuh-musuh manusianya. Komandan Keris Veturia menyatakan dirinya sebagai Permaisuri dan memburu siapa pun yang menentang kekuasaannya, termasuk Blood Shrike dan keluarganya.
Laia dari Serra, kini bersekutu dengan Blood Shrike, berjuang melawan kehilangan orang-orang terkasih dan bertekad menghancurkan Nightbringer untuk mencegah kiamat. Di Waiting Place, Soul Catcher menghadapi dilema antara melupakan masa lalunya atau mengatasi ancaman Nightbringer demi melindungi dunia manusia dari kehancuran.
Setiap buku di atas menyuguhkan kisah epik yang penuh tantangan dan pengorbanan, mencerminkan keberanian untuk melawan ketidakadilan dan mempertahankan harapan dalam situasi yang kelam. Bagi pencinta fantasi, jangan dilewatkan!
