Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria sedang melayat (pexels.com/RDNE Stock project)

Kabar duka tentang meninggalnya orang yang kita kenal memang bisa menimbulkan luka. Sebagai pria yang baik, kamu perlu memberi dukungan kepada orang yang ditinggalkan agar kembali semangat menjalani hidup. Selain memberi ucapan belasungkawa melalui pesan teks atau telepon, melayat menjadi salah satu cara untuk memberi dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan.

Dalam melayat, seorang pria perlu menerapkan etika agar bisa memberi dukungan yang tepat kepada keluarga yang ditinggalkan. Sebagian pria mungkin merasa bingung apa yang sebaiknya dilakukan ketika melayat. Rasa khawatir salah bertindak sehingga gagal menghibur keluarga yang ditinggalkan terkadang muncul di benak para pria. Sehingga kali ini IDN Times bakal bahas etika pria saat datang melayat agar bisa memberi dukungan pada keluarga yang ditinggalkan. Jadi, simak baik-baik etikanya ya, Bro!

1. Perhatikan pakaian yang digunakan

ilustrasi pria melayat (pexels.com/cottonbro studio)

Saat melayat, pemilihan pakaian yang digunakan perlu menjadi perhatian. Kamu bisa menyesuaikan pakaian dengan adat atau budaya setempat. Namun jika tidak ada patokan tentang pakaian sesuai adat atau budaya setempat, kamu bisa menggunakan pakaian yang rapi dengan warna hitam atau gelap.

Secara umum warna hitam atau gelap menandakan belasungkawa, sehingga bisa kamu pakai saat melayat. Selain itu, hindari pakaian dengan motif yang mencolok, karena bisa mengganggu suasana yang sedang berkabung. Hindari juga menggunakan aksesori yang terlalu mewah dan mencolok, karena terkesan kurang sopan saat suasana sedang berkabung.

2. Datang di saat yang tepat

ilustrasi pria melayat (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Berbeda dengan kegiatan lain, melayat tak perlu undangan khusus. Jika kamu mengenal orang yang meninggal atau keluarga yang ditinggalkan, tak masalah untuk datang melayat demi menunjukkan rasa belasungkawa tanpa perlu menunggu undangan. Bahkan siapa saja yang tergerak hatinya untuk memberi dukungan keluarga yang ditinggalkan, tak masalah untuk datang melayat.

Tentu kamu perlu memerhatikan waktu untuk melayat. Biasanya melayat dilakukan sesaat setelah mengetahui informasi tentang orang yang meninggal. Kamu bisa menyesuaikan dengan waktu yang kamu miliki. Kamu juga bisa berdiskusi dengan teman yang sama-sama ingin datang melayat agar bisa datang bersama. Jika kamu mengenal orang yang ditinggalkan, maka memberi ucapan belasungkawa terlebih dahulu melalui pesan teks atau telepon bisa kamu lakukan sebelum datang melayat.

3. Ucapkan belasungkawa saat sampai di tempat melayat

ilustrasi pria melayat (pexels.com/Ivan Samkov)

Kamu perlu mengingat bahwa tujuan kamu datang melayat adalah untuk memberi dukungan orang yang ditinggalkan. Sehingga saat datang melayat, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mencari keluarga terdekat yang baru saja ditinggal meninggal dunia. Sampaikan ucapan belasungkawa kepada mereka secara tuntas, baik pasangan, orang tua, saudara, bahkan anak yang mungkin kamu temui saat melayat.

Hindari mengobrol atau bercanda karena bertemu dengan teman atau orang yang kamu kenal ketika baru sampai di tempat melayat. Prioritaskan kehadiranmu untuk memberi dukungan kepada orang yang ditinggalkan. Ini merupakan etika untuk menghormati orang yang ditinggalkan, Bro.

4. Hindari asyik bermain gadget saat melayat

ilustrasi pria melayat (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Banyak pria yang sulit lepas dari gadget-nya. Sehingga bisa saja kebiasaan ini terbawa saat melayat. Padahal bermain gadget saat melayat bukanlah etika yang baik, Bro. Bisa saja kamu keceplosan tertawa atau suara dari gadget-mu keluar saat membuka sosial media. 

Kamu perlu melibatkan seluruh kehadiranmu untuk memberi dukungan orang yang ditinggalkan saat melayat. Simpan dulu gadget-mu, dan matikan nada dering atau notifikasinya agar kamu gak tergoda untuk membukanya. Sehingga kamu menjadi pria yang lebih beretika ketika melayat.

5. Hormati privasi orang yang ditinggalkan saat melayat

ilustrasi pria melayat (pexels.com/cottonbro studio)

Di era teknologi, informasi bisa menyebar luas karena setiap orang memiliki gagdet dan akses internet. Saat melayat, kamu perlu bijak menggunakan teknologi dengan lebih menghormati privasi orang lain. Hindari mengambil foto atau video tanpa izin yang bisa mengganggu orang saat melayat. Hindari juga sembarangan mengunggahnya ke sosial media tanpa izin orang yang bersangkutan.

Jika kamu ingin mengunggah ke sosial media untuk memberi informasi atas meninggalnya seseorang, pastikan keluarga yang lebih dekat dengan orang yang meninggal sudah melakukannya duluan. Dan gunakan unggahan tersebut sebagai patokan atau batasan kamu dalam menginformasikan ke sosial media. Karena ada privasi-privasi yang perlu dijaga oleh keluarga yang ditinggalkan, sehingga kamu perlu sangat berhati-hati.

Melayat dengan memerhatikan etika yang tepat, bisa membuat kehadiranmu lebih terasa bagi orang yang ditinggalkan. Sehingga mereka bisa mendapatkan dukungan yang memang sedang dibutuhkan. Sehingga kamu sangat perlu menerapkan etika-etika melayat di atas ya, Bro!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team