Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Pria Ketika Ingin Menjadi Gentleman

ilustrasi pria (pexels.com/cottonbro studio)
Intinya sih...
  • Menjadi gentleman tidak hanya soal penampilan dan gaya hidup glamor, tetapi juga tentang attitude dan cara memperlakukan orang lain dengan hormat.
  • Sikap baik harus menjadi bagian dari karakter, bukan alat untuk kepentingan pribadi, dan seorang gentleman tidak mengharapkan balasan atas kebaikannya.
  • Gentleman sejati tahu kapan harus berbicara dan kapan harus mendengarkan, menghargai pendapat orang lain, menunjukkan emosi, dan terus mengasah diri secara internal.

Apakah kamu salah satu pria yang sering bingung dengan standar gentleman masa kini? Atau mungkin kamu sudah merasa gentleman tapi masih sering dapat feedback kurang menyenangkan dari orang sekitar? Menjadi seorang gentleman ternyata gak sesederhana yang kita bayangkan.

Di era modern ini, konsep gentleman sudah jauh berkembang dari sekadar membukakan pintu atau menarik kursi untuk wanita. Sayangnya, banyak pria yang tanpa sadar masih terjebak dalam pemahaman yang keliru tentang sikap gentleman sejati. Nah, berikut adalah lima kesalahan umum yang sering dilakukan pria yang ingin menjadi gentleman. Yuk, simak!

1. Berpikir bahwa gentleman hanya tentang penampilan mewah dan gaya hidup borjuis

ilustrasi pria (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Salah satu misconception terbesar tentang gentleman adalah mengira status gentleman hanya bisa dicapai dengan pakaian mahal dan gaya hidup glamor. Banyak pria yang terlalu fokus pada aspek material, seperti jam tangan branded, mobil mewah, atau fine dining, sampai lupa esensi sebenarnya.

Padahal, menjadi gentleman lebih tentang attitude dan cara memperlakukan orang lain dengan hormat. Steve Jobs dengan turtleneck-nya atau Mark Zuckerberg dengan kaos abu-abunya membuktikan bahwa kesederhanaan juga bisa mencerminkan jiwa gentleman sejati.

2. Menggunakan sopan santun dan kebaikan sebagai alat untuk mendapatkan sesuatu

ilustrasi pria (pexels.com/cottonbro studio)

Sikap baik dan sopan itu memang penting, tapi jangan sampai kamu menggunakannya hanya untuk mendapatkan sesuatu. Beberapa pria mungkin membuka pintu atau membayar makan dengan harapan mendapat pujian atau balasan.

Seorang gentleman sejati gak pernah mengharapkan balasan atau reward atas kebaikannya. Sikap sopan dan baik hati itu harus menjadi bagian dari karakter, bukan sekadar alat untuk kepentingan pribadi.

3. Melupakan pentingnya mendengarkan dan menghargai perspektif orang lain

ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro studio)

Gentleman sejati tahu kapan harus berbicara dan kapan harus mendengarkan. Tapi, banyak pria yang terjebak dalam mindset bahwa mereka harus selalu mendominasi percakapan. Akibatnya, mereka sering kali memotong pembicaraan atau memaksakan pendapat mereka.

Padahal, menghargai pendapat orang lain adalah bagian dari sikap gentleman. Tahu bagaimana menghargai dan mendengarkan orang lain dengan empati adalah kualitas yang jauh lebih penting daripada sekadar memenangkan diskusi.

4. Menganggap vulnerability sebagai tanda kelemahan

ilustrasi pria (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Toxic masculinity masih menjadi masalah besar di kalangan sebagian pria yang menganggap menunjukkan emosi itu berarti lemah. Mereka merasa harus selalu kuat dan tegas, padahal kenyataannya, itu bisa menunjukkan ketidakdewasaan.

Seorang gentleman modern tahu bahwa vulnerability atau kerentanannya justru menunjukkan kekuatan. Mengakui kesalahan, meminta maaf dengan tulus, dan menunjukkan empati adalah bentuk kekuatan yang jauh lebih dihargai oleh orang lain.

5. Mengabaikan self-development dan hanya fokus pada citra luar

ilustrasi pria (pexels.com/cottonbro studio)

Kesalahan lainnya adalah terlalu banyak fokus pada citra luar dan penampilan fisik, tapi lupa untuk mengembangkan diri secara internal. Banyak pria yang menghabiskan waktu di gym atau belanja pakaian baru, tapi kurang mengasah soft skill atau emotional intelligence.

Gentleman sejati paham bahwa menjadi pribadi yang lebih baik itu gak pernah berhenti. Mereka terus belajar, mengasah kemampuan, dan berusaha memahami dunia dengan lebih baik.

Menjadi gentleman sejati itu bukan tentang penampilan atau citra yang kamu bangun, tapi lebih ke bagaimana kamu mengimplementasikan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, siap untuk menghindari kesalahan-kesalahan ini dan menjadi gentleman yang sesungguhnya? Yuk, mulai perjalananmu sekarang juga!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us