ilustrasi berbicara (pexels.com/RDNE Stock project)
Sikap toxic positivity juga sering kali membuat seseorang menuntut orang lain untuk selalu berpikir positif. Misalnya, ketika teman atau keluarga sedang mengalami kehilangan, mungkin ada yang berkata, "Kamu harus kuat, jangan bersedih terus". Pernyataan seperti ini, meskipun dimaksudkan untuk memberikan dorongan, dapat terasa tidak sensitif dan membuat seseorang merasa tidak dimengerti.
Padahal, dalam situasi seperti ini, wajar jika seseorang merasa sedih atau terpuruk. Tanpa adanya dukungan yang tulus, orang tersebut mungkin merasa tertekan untuk menekan emosinya dan berpura-pura baik-baik saja. Menuntut orang lain untuk selalu positif hanya akan membuat mereka merasa tidak didukung dan tertekan.
Toxic positivity mungkin terlihat seperti cara untuk menjaga kesehatan mental, tetapi sikap ini justru dapat membuat hidup terasa lebih sulit. Dengan menghindari sikap-sikap di atas, kita bisa mencapai kebahagiaan yang lebih sejati dan berkelanjutan. Menghindari sikap toxic positivity bukan berarti menyerah pada kepahitan, tetapi justru belajar untuk hidup dengan penuh kejujuran dan keseimbangan emosional.